Suar.ID - Liciknya Putri Nia Daniaty Sampai Tega Tipu Guru SMA Sendiri, Demi Yakinkan Korban Penipuan Berkedok Tes CPNS, Ngaku Sebagai Direktur Perusahaan Batu Bara.
Anak Nia Daniaty mengaku bekerja sebagai direktur utama sebuah perusahaan batubara untuk meyakinkan korbannya.
Salah satu korban penipuan yang dilakukan Olivia Nathania, anak Nia Daniaty, diketahui sebagai mantan guru sekolahnya saat duduk di bangku SMA.
Agustin, korban penipuan anak Nia Daniaty itu, membacakan isi pesan WhatsApp yang dikirimkan Olivia Nathania.
Pesan tersebut berisi ajakan Olivia Nathalia ikut tes CPNS.
Anak Nia Daniaty tersebut mengaku punya akses di kantor perusahaan batubara.
"Dia (Olivia Nathania) menawarkan, mumpung bisa bantu karena sudah menjadi direktur utama perusahaan batubara," kata Agustin di Cilandak Jakarta Selatan, Senin (27/9/2021), melansir Warta Kota.
Olivia Nathalia juga meminta Agustin membawa anggota keluarga lain yang ingin ikut tes seleksi masuk PNS.
"Saya bawa 16 orang ke dia (Olivia Nathalia), seperti keponakan," ucap Agustin.
Olivia Nathania bersama Rafly N Tilaar, suaminya, dilaporkan atas dugaan melakukan tindak penipuan, penggelapan uang dan pemalsuan surat.
Anak Nia Daniaty itu diduga memberikan iming-iming menjadi PNS ke 225 orang.
Total kerugian para korban mencapai Rp 9,7 miliar.
Sementara itu, Olivia Nathania melalui kuasa hukum Susanti Agustina, akhirnya buka suara soal kasus dugaan penipuan yang menjadi sorotan.
Sebelumnya, Anak Nia Daniaty bersama sang suami, Rafly N Tilaar, dipolisikan oleh salah satu korban bernama Karu karena disebut melakukan iming-iming untuk lulus jadi PNS.
Bukan main-mian, Olivia disebut telah melakukan tindakan tersebut kepada 225 orang dengan total kerugian korban mencapai Rp 9,7 Miliar.
Menurut Susanti, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan alat pendukung yang bisa menguatkan penjelasannya.
"Kami tim kuasa hukum sedang mempersiapkan bukti-bukti," kata Susanti Agustina saat dihubungi wartawan, Senin (27/9/2021), melansir Grid.ID.
Susanti sendiri menyebutkan, pihak Oli tidak akan memberikan keterangan tanpa adanya bukti.
"Nanti kalau sudah ada, kami akan klarifikasi," tutur Susanti.
"Kita tidak mau bicara tanpa bukti-bukti otentik," imbuhnya menyampaikan.