Waduh Parah! Survei Mengatakan Bahwa 9 dari 10 Remaja Kecanduan Seks Bebas Meski Tahu Dosa: Gadis Remaja Menawarkan Jasa

Selasa, 28 September 2021 | 15:36
WOB

Gambar Ilustrasi

Suar.ID - Polisi Kerajaan Malaysia (PDRM) melakukan survei baru-baru ini dan menemukan bahwa 9 dari 10 gadis remaja dalam survei tersebut mengaku kecanduan seks, meskipun sadar bahwa itu melanggar moral dan dianggap dosa agama.Menurut Asisten Direktur Divisi Investigasi Seksual, Perempuan dan Anak (D11) Siti Kamsiah Hassan, Petugas Psikologi di D11 sedang mempersiapkan studi tentang masalah yang melibatkan ribuan remaja perempuan yang terlibat dalam kasus pemerkosaan.Dia mengatakan pihak berwenang telah menemukan bahwa remaja yang pertama kali melakukan seks bebas telah menjadi kecanduan.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap Sudah! Ini Alasan Calon Mertua Tendang Pengantin Pria Saat Akad Nikah hingga Videonya Viral di Media Sosial, Netizen: Pantes"Lebih mengkhawatirkan jika melibatkan remaja."

"Banyak dari mereka berusia 16 tahun ke bawah," katanya kepada Harian Metro."Penelitian telah menemukan bahwa sebagian besar dari orang-orang ini memiliki tingkat hasrat seksual yang tinggi."

Baca Juga: Video Asusila 19 Detik Bareng Nobu sudah Ditonton Satu Indonesia, Curahan Hati Gisel malah jadi Sorotan: Padahal Itu kan Masa Lalu

"Awal tahun ini saja, tim D11 menerima dua kasus yang melibatkan gadis remaja yang menawarkan jasa seks."

"Mereka berhubungan intim untuk tujuan kepuasan diri dan kesenangan.""Dalam satu kasus, remaja tersebut telah menawarkan layanan tersebut kepada enam pelanggan mereka, dan bahkan ketika diwawancarai, mereka mengatakan bahwa mereka telah kecanduan melakukannya.""Situasinya bahkan lebih buruk ketika anggota keluarga tidak tahu tentang kegiatan di luar ruangan anak-anak mereka."

"Mereka sepenuhnya mempercayai anak-anak mereka."Salah satu gadis dalam survei itu mengakui bahwa tindakan itu adalah dosa agama dan merugikan masa depannya.

Baca Juga: Dhena Devanka Ketahuan Bohong, Jonathan Frizzy Akhirnya Bocorkan Bukti Video KDRT Sang Istri: Ini yang Sebenarnya Terjadi

Siti Kamsiah mengatakan, masalah ini sulit dicegah karena orangtua tidak memantau keberadaan anak perempuannya sehingga menyebabkan anak perempuan terlibat dalam aktivitas seksual."Mereka tidak diajari bagaimana menjalani hidup sebagai anak-anak dan remaja hingga akhirnya terjebak dengan aktivitas tersebut," katanya."Orang-orang ini tidak memiliki agen, tetapi menggunakan media sosial untuk mencari pelanggan."

"Mereka bersedia menawarkan diri mereka serendah 50 ringgit (sekitar Rp 170 ribu) untuk memiliki hubungan terlarang."Namun, Siti Kamsiah mengatakan bahwa setelah wawancara dilakukan, ternyata uang bukanlah pendorong utama karena kepuasan berhubungan seks menjadi lebih diprioritaskan.

Ia menambahkan, kegiatan ini harus dihentikan agar tidak menyebar di masyarakat.

Baca Juga: Mitos Makan Lele Saat Hamil Bisa Bikin Anak Nggak Anteng Saat Sudah Lahir, Benarkah Demikian?

"Lebih meresahkan jika ada oknum yang memanfaatkannya."

"Remaja-remaja ini tidak terdidik dengan baik sementara orangtua tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang memadai," katanya."Biasanya, orangtua dari remaja 'terabaikan' ini tidak bisa mengantisipasi risiko dan ancaman di sekitar anak mereka selain memberikan terlalu banyak kepercayaan.""Ini akhirnya mengarah pada kasus pemerkosaan di mana beberapa remaja melakukan tindakan itu dengan kenalan media sosial baru."

"Di sinilah masalah dimulai ketika mereka akhirnya menjadi kecanduan."

Editor : Adrie Saputra

Sumber : Worldofbuzz.com

Baca Lainnya