Kebenaran Satu Per Satu Terungkap, Sosok Ini Bongkar Kejadian yang Coba Ditutup-tutupi Yosef: Saya Agak Enggak Terima

Sabtu, 25 September 2021 | 13:04
Youtube channel Heri Susanto

Kesaksian Pak Ujang, orang kedua yang datang ke TKP usai Tuti dan Amalia dibunuh

Suar.ID - Perlahan beberapa fakta pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Subang, Jawa Barat mulai terungkap.

Terbaru, Ujang Zahri, saksi kunci yang merupakan orang kedua hadir di TKP membantah keterangan Yosef, suami Tuti dan ayah dari Amalia.

Kedua korban diketahui meninggal dirumahnya di Jalan Cagak. Jasad keduanya ditumpuk dalam bagasi mobil Alphard.

Baca Juga: Saksinya Anak Sendiri, Sumpah Tuti Sebelum jadi Korban Pembunuhan di Subang Gegara Tak Rela Berikan Hal Ini

Ujang menegaskan kedatangannya ke TKP tak lain atas permintaan Yosef.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari kanal Youtube Heri Susanto, Ujang bercerita soal kronologi dirinya datang ke TKP pembunuhan.

Kamis pagi itu, 18 Agustus 2021, Ujang menjalankan pekerjaannya seperti biasa.

Tiba di lokasi pekerjaannya yakni di dekat rumah Tuti, Ujang langsung mengasah parangnya.

Diakui Ujang, ia adalah petugas kebersihan yang sehari-hari bertugas membersihkan rumput dan tanaman di pinggir jalan.

"Pertama-tama Saya mau kerja. Berangkat kerja dari rumah jam 07.05 WIB. Sampai ke jalan depan jam 07.15 WIB. Datang ke sana Saya ngasah parang biar tajam. Ngasahnya di sebelah timur rumah korban," ungkap Ujang dikutip Jumat (24/9/2021).

Baca Juga: Gelagat Istri Muda Yosef Semakin Mencurigakan, Terungkap Alasan Sesungguhnya Pisah Ranjang dengan Suami Korban Pembunuhan di Subang

Sibuk mengasah parang, Ujang dikejutkan dengan sosok Yosef.

Dengan terburu-buru, Yosef spontan meminta kepada Ujang untuk memeriksa rumahnya.

Sebab saat itu diakui Yosef, rumahnya berantakan.

"Tiba-tiba Pak Yosef datang dari belakang, enggak tahu dari mana datangnya dan kapan datangnya, dia bilang 'Pak Ujang, Pak Ujang, tolong lihat rumah Saya berantakan'. Itu jam 07.30," imbuh Ujang.

Diminta mengecek rumah Tuti, Ujang pun lari mengikuti Yosef.

Saat itu, Ujang mengaku tak masuk ke rumah Yosef dan hanya memeriksa bagian depannya saja.

"Pak Yosef lari, otomatis Saya ikutin. Saya masuk ke rumah. Saya mah enggak masuk, cuma liat dari luar. Emang berantakan di kursi itu," ungkap Ujang.

Mengecek mobil di samping rumah Tuti, Ujang terkejut melihat darah.

Kekagetan Ujang semakin bertambah saat ia melihat pintu belakang rumah Tuti.

Ujang melihat genangan darah yang sangat banyak di sana.

"Saya lihat ke belakang mobil, ada percikan air. Turunan dikit ada darah 'Astaghfirullah ini ada apa'. Kemudian Saya lihat ke belakang, pintu dapur itu terbuka. Lihat ke bawah itu darah banyak sekali," ujar Ujang.

Melihat hal tersebut, Ujang spontan melayangkan inisiasi ke Yosef.

Ujang meminta izin kepada Yosef untuk memberi tahu Pak RT soal kondisi rumah berantakan penuh darah yang ia lihat.

Saat itu diakui Ujang, yang punya ide untuk melapor ke Pak RT adalah dirinya, bukan Yosef.

"Lalu Saya bilang ke Pak Yosef 'Pak Saya mau lapor ke RT'. Pak Yosef enggak bilang 'Kita bagi tugas'. Enggak bilang gitu sama saya. Cuma bilang 'Iya siap'," ungkap Ujang.

Setelah itu, Ujang langsung melapor ke Pak RT yang sedang dalam perjalanan ke kebun.

Selesai melapor, Ujang pun kembali ke TKP namun tak masuk ke rumah.

Baca Juga: Coba Berkelit dari Tudingan Pembunuhan di Subang, Yosef kini Mengaku Pernah Diancam dengan Senjata Tajam oleh Saksi Kunci Ini: Hubungannya Sudah tidak Layak

Tak berselang lama, Ujang meninggalkan TKP dan kembali bekerja.

"Saya pergi ke Pak RT. Jalan ke belakang. Ketemu Pak RT mau ke kebun. Kata Pak RT 'duluan, Saya nanti nyusul, mau ngurus pekerja'. Saya balik lagi ke sana (TKP). Sesudah balik ke sana. Saya enggak berani masuk ke sana. Langsung teman-teman nyusulin. Lalu Pak RT datang, udah Saya kerja lagi," pungkas Ujang.

Dalam ceritanya, Ujang membantah pengakuan Yosef saat datang ke TKP.

Ujang mendengar dari teman-temannya bahwa Yosef mengaku bahwa inisiasi melapor ke Pak RT adalah idenya.

Padahal menurut Ujang, yang punya ide lapor ke Pak RT itu adalah dirinya, bukan Yosef.

Diungkap Ujang, saat itu Yosef tak membagi-bagi tugas apapun kepadanya.

Tahu Yosef mengurai pengakuan tak benar atau bohong, Ujang pun tak terima.

"Saya enggak dengar, Pak Yosefnya juga enggak bicara sama Saya. Cuma (Pak Yosef bilang) 'tolong lihat rumah berantakan'," akui Ujang.

"Katanya ada bagi-bagi tugas. Itu mendengarnya dari mana?" tanya Heri Susanto.

"Dari teman. Katanya ada suara itu (pengakuan dari pengacara Yosef). Saya agak enggak terima. Katanya gini (menurut pengakuan Yosef) 'Pak Ujang di sini, Saya mau lapor polisi', katanya gitu," ungkap Ujang.

Bantahan yang disampaikan Ujang itu lantaran mendengar penuturan pengacara Yosef, Rohman Hidayat.

Menurut Ujang, ada pernyataan dari Rohman Hidayat yang tak sesuai dengan fakta di TKP.

Diwartakan TribunnewsBogor.com sebelumnya, Rohman Hidayat kuasa hukum Yosef sempat menjelaskan detail detik-detik kliennya menemukan jasad Tuti dan Amalia.

Rohman Hidayat berbicara mewakili pengakuan kliennya, Yosef.

"Berdasarkan keterangan Pak Yosef di BAP berkali-kali. Bahwa pukul 6 sampai jam 7 kurang itu posisi Pak Yosef ada di rumah Bu Mimin. Kemudian jam 6.58 Pak Yosef berjanji dengan seorang caddy untuk ke lapang," cerita Rohman Hidayat dalam Youtube tv one news.

Baca Juga: Fakta Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Mulai Terungkap, Saksi Kunci ini Bocorkan Yosef Tak Jujur, Ada Kejadian yang Belum Diceritakan!

Melihat ada kejanggalan di rumahnya, Yosef pun diakui Rohman Hidayat langsung cemas.

Yosef pun segera masuk ke rumahnya yang tampak berantakan.

Hal tersebut nyatanya sudah disampaikan Yosef kepada polisi saat BAP.

"Lalu Pak Yosef naik motor dari rumah Bu Mimin ke rumah almarhum yang di Ciseuti. Sebelum belok ke rumah, dia berpapasan dengan Pak Ujang. Pada saat masuk ke rumah. Pak Yosef kaget karena melihat mobil sudah berbalik arah dan miring," ungkap Rohman Hidayat.

Masuk ke rumah, Yosef panik dan langsung memanggil Pak Ujang, petugas kebersihan lingkungan.

Kepanikan Yosef bertambah saat melihat genangan darah di rumahnya.

"Dari situ Pak Yosef menyimpan jaketnya di pintu masuk, dan melihat kondisi rumah sudah berantakan. Kemudian dia mengikuti jejak ceceran darah hingga ke pintu belakang rumah. Di situ dia melihat genangan darah. Kemudian memanggil Pak Ujang," pungkas Rohman Hidayat.

Minta bantuan Pak Ujang, Pak Yosef bergegas ke kantor polisi.

Sementara Pak Ujang diminta untuk menghubungi Pak RT.

"Pak Ujang masuk melihat ke rumah melalui pintu belakang dan Pak Yosef dari pintu depan. Kemudian Pak Yosef keluar lagi dan berbicara ke Pak Ujang 'Pak Ujang lebih baik bantu tolong bicara ke Pak RT. Saya mau ke kantor polisi'. Saat itu Pak Yosef belum tahu apa yang terjadi dengan anak istrinya. Dia berpikir ada penculikan atau perampokan," jelas Rohman Hidayat.

Sebelum ke kantor polisi, Yosef diakui Rohman sempat datang ke rumah Danu.

Hal itu dilakukan Yosef untuk melaporkan kabar rumahnya yang berantakan.

"Kemudian dari sana Pak Ujang ke Pak RT dan Pak Yosef ke Polsek Jalan Cagak naik motor. Sebelum ke Polsek Jalan Cagak, Pak Yosef mampir dulu ke rumahnya Danu untuk memberitahukan kondisi ini soal kemungkinan ada penculikan," ungkap Rohman Hidayat.

Baca Juga: Pembunuhan Subang Masih Belum Terungkap, Yosef Kini Dikabarkan Tak Tinggal Bersama dengan Istri Mudanya, Ada Apa?

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber TribunnewsBogor.com, YouTube, tribunbali