Mitos atau Fakta: Benarkan Micin Bisa Membuat Seseorang menjadi Bodoh? Ini Kata Ahli

Sabtu, 11 September 2021 | 19:05
Pixabay.com

Ilustrasi MSG

GridPop.ID - Banyak mitos mengatakan bahwa Monosodium glutamat (MSG) atau lebih sering dikenal dengan sebutan mecin atau micin di Indonesia bisa membuat seseorang menjadi bodoh.

Dikutip dari Kompas.com, mecin biasanya berbentuk kristal berwarna putih yang diekstrak dari asam glutamat alami yang bisa ditemukan di banyak bahan makanan.

Micin yang berwarna putih yang mengandung 78 persen asam glutamat dan 22 persen gabungan dari sodium dan air.

Micin ini sering digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan rasa makanan.

Baca Juga: Sering Dianggap Remeh, Padahal Bisa Kecanduan Parah, Berikut Ini Beberapa Cara Mengatasi Kecanduan Gula

Micin ini bisa digunakan sebagai pengganti garam.

Namun, sayangnya micin memiliki reputasi buruk lantaran disebut-sebut bisa membuat bodoh.

Dikutip dari Sripoku.com, micin memiliki reputasi buruk karena sindrom restoran China yang muncul pertama kali di Amerika Serikat.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Janda Muda Tewas Dibunuh Anak SMA | Nikawi Pria Kaya Raya, Transgender Tercantik Menyesal Usai 10 Tahun Menikah

Sebuah surat tentang "sindrom restoran China" yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 1968, memicu kekhawatiran tentang konsumsi MSG.

Penulis bernama Robert Ho Man Kwok, melaporkan merasa mati rasa di bagian belakang lehernya dan kelemahan umum setelah makan di restoran Cina di Amerika Serikat kala itu.

Melansir The Guardian, kondisi tersebut diperparah dengan temuan Dr John Olney di Universitas Washington.

Pada tahun 1969, John Olnet menyuntikkan dan memberi makan tikus yang baru lahir dengan mincin dalam dosis besar hingga empat gram/kg berat badan.

Dia melaporkan bahwa mereka menderita lesi otak dan mengklaim bahwa MSG yang ditemukan hanya dalam satu mangkuk sup kalengan akan melakukan hal yang sama pada otak anak berusia dua tahun.

Pada 1980-an sepertiga dari semua orang Amerika percaya micin secara aktif berbahaya.

Remaja pembeli keripik mengira MSG membuat mereka bodoh dan jerawatan.

Baca Juga: Babak Baru Pembunuhan Subang, Polisi Mengaku Sudah Menemukan Titik Terang, Berharap Pelaku Segera Terungkap Secepat Mungkin

Para ibu membaca bahwa MSG dapat melubangi otak anak-anak mereka.

Sebenarnya penelitian lain yang membantah hal tersebut juga sudah banyak dilakukan.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) telah tiga kali, pada tahun 1958, 1991 dan 1998, meninjau bukti, menguji bahan kimia dan menyatakan bahwa micin "benar-benar diakui sebagai bahan yang aman".

Hingga kini, FDA juga masih menyatakan bahwa MSG aman digunakan sepanjang tidak sangat berlebihan.

Dalam situs resmi FDA, selama bertahun-tahun, FDA telah menerima laporan gejala seperti sakit kepala dan mual setelah makan makanan yang mengandung MSG.

Namun, FDA tidak pernah dapat memastikan bahwa MSG menyebabkan efek yang dilaporkan.

Laporan efek samping ini membantu memicu FDA untuk meminta kelompok ilmiah independen Federation of American Societies for Experimental Biology (FASEB) untuk memeriksa keamanan MSG pada 1990-an.

Laporan FASEB menyimpulkan bahwa MSG aman.

Laporan FASEB mengidentifikasi beberapa gejala jangka pendek, sementara, dan umumnya ringan.

Baca Juga: Studi Membuktikan Bahwa Kecanduan Gadget Bahaya untuk Kesehatan Mental, Berikut Ini Beberapa Cara Mengatasi Kecanduan Gadget Bagi Orang Dewasa

Seperti sakit kepala, mati rasa, kemerahan pada kulit, kesemutan, jantung berdebar, dan kantuk yang mungkin terjadi.

Penting untuk mengetahui takaran asupan mecin.

Porsi khas makanan dengan tambahan MSG mengandung kurang dari 0,5 gram MSG.

Mengkonsumsi lebih dari 3 gram MSG tanpa makanan pada satu waktu tidak masuk akal.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber Kompas.com, Sripoku.com, The Guardian