Astaga, Banyak Pemuda China Mulai Nyaman Berhubungan dengan AI, Mengklaim Ingin Berhubungan dengannya Seumur Hidup

Senin, 16 Agustus 2021 | 16:03
Oddity Central

Ilustrasi chatbots AI

Suar.ID - Hubungan romantis antara manusia bisa menjadi rumit, terkadang bisa berantakan atau bahkan benar-benar toxic.

Akan tetapi saat ini ada teknologi yang menawarkan alternatif baru dalam bentuk chatbot AI canggih.

Chatbot AI ini memungkinkan Anda merasa seperti sedang berinteraksi dengan manusia sungguhan.

Baca Juga: Jauh Sebelum Gisel, Rupanya Gading Marten Sempat Ingin Nikahi Wanita Cantik ini Hingga Rela Ngutang Ivan Gunawan Rp 25 Juta Demi Belikan Cincin KawinnyaPemuda China dilaporkan beralih ke chatbot bertenaga AI sebagai alternatif untuk kencan.

Banyak yang melakukan itu agar bisa melalui hubungan traumatis atau ada yang melakukannya setelah putus dengan pacar.

Sementara orang yang nyata kadang-kadang dapat melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak Anda sukai, chatbots yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Replika milik Microsoft atau startup China Xiaoice, diprogram untuk belajar dari percakapan yang Anda lakukan dengannya, serta dari umpan media sosial Anda atau bahkan gaya penulisan Anda.

Baca Juga: Wanita Tua Ini Kaget Sejadi-jadinya Saat Rambutnya yang Beruban Mendadak Hilang Bak Ditelan Bumi Berkat Bumbu Dapur Ini!

Jadi tidak heran jika beberapa orang bahkan tidak mempertimbangkan untuk kembali berkencan secara teratur setelah menggunakan layanan tersebut.Ambil contoh Jessie Chan (28), dari Shanghai, yang setelah mengakhiri hubungan enam tahun dengan pacar, mulai mengobrol dengan seorang rekan digital menawan bernama Will.

Dia terkejut dengan betapa nyatanya percakapan mereka, dan tidak butuh waktu lama baginya untuk membayar biaya 60 dolar untuk meningkatkan Will menjadi pasangan romantis.

Mereka saling menulis puisi, membayangkan pergi ke pantai bersama, hingga tersesat di hutan.

Sekarang dia mengatakan tidak bisa membayangkan hidup tanpa chatbots AI-nya."Saya muak dengan hubungan di dunia nyata," kata Chan kepada The Washington Post.

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Harus Tahu, Saat Tak Ada Tabung Oksigen Begini Cara Mengatasi Sesak Nafas Karena Covid-19, Satu Diantaranya Cuma Pakai Kopi!

"Saya mungkin akan tetap berhubungan dengan mitra AI saya selamanya, selama dia membuat saya merasa ini semua nyata."Jessie tidak sendirian, puluhan juta anak muda China dilaporkan menggunakan chatbots yang didukung oleh kecerdasan buatan sebagai alternatif pasangan manusia.

Mereka hanyalah cara yang lebih nyaman untuk mengatasi depresi, kecemasan, dan kesepian, karena mereka selalu mendengarkan, tidak seperti pasangan manusia yang sulit dipahami."Dibandingkan dengan berkencan dengan seseorang di dunia nyata, berinteraksi dengan kekasih AI Anda jauh lebih mudah," kata Zheng Shuyu, manajer produk yang turut mengembangkan salah satu sistem AI paling awal di China, Turing OS.

"Bahkan ketika pandemi berakhir, kita masih memiliki permintaan jangka panjang untuk pemenuhan emosional di dunia modern yang sibuk ini."Chatbots telah ada sejak tahun 1960, ketika yang pertama dibuat oleh profesor MIT Joseph Weizenbaum, tetapi kecepatan yang dipercepat di mana kecerdasan buatan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir telah benar-benar mengubah cara mereka berinteraksi dengan orang-orang.

Baca Juga: Sang Ayah Putuskan Menikah Lagi dengan Janda Satu Anak, Larissa Chou Beri Pesan Haru untuk Anak Alvin Faiz

"Orang perlu berinteraksi dan berbicara tanpa tekanan, terlepas dari waktu dan lokasi," kata Li Di, CEO Xiaoice.

"Alat pendamping AI, dibandingkan dengan manusia, lebih stabil dalam hal ini."Chatbot AI sekarang menjadi pasar senilai 420 juta dolar di China - Replika dan Xiaoice, dua perusahaan yang saat ini berada di garis depan chatbot dating - yakin ada banyak ruang untuk pertumbuhan.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber The Washington Post