Heboh Sosok Mantan Atlet Berprestasi Indonesia yang Kini Dikabarkan Menjadi Nelayan Kecil, Netizen: Harusnya Dijadikan sebagai Pelatih!

Jumat, 13 Agustus 2021 | 16:01
Instagram | Kompas

Abdul Razak

Suar.ID - Baru-baru ini akun Instagram @lambe_turah memperlihatkan sebuah portingan yang mengejutkan banyak orang.Akun Instagram @lambe_turah mengunggah cuplikan berita dari pria bernama Abdul Razak pada Jumat (13/8/2021).Abdul Razak ternyata adalah seorang atlet dayung yang kini bekerja sebagai nelayan kecil.Pria itu pernah mengharumkan nama Indonesia.

Baca Juga: Pihak Kartika Putri Sudah Kepedean Kumandangkan Lagu Cicak-cicak di Dinding Hap Lalu Ditangkap, Dokter Richard Lee Ternyata Tidak Jadi DitahanSederet medali berhasil dia raih.

Namun, kini Abdul Rzak hanya menjadi nelayan kecil dan masih teringat momen masa lalu ketika dirinya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

"Perasaan saya waktu itu sangat senang sekali, karena bisa mendapatkan medali dan membawa nama bangsa kita Indonesia di luar negeri," kata Abdul Razak seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (12/8/2021).

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Anak Kos, Begini Cara Mengatasi Sarapan Yang Kurang Sehat Dan Keliwat Ribet, Dijamin Bikin Ketagihan

Perjalanannya menjadi atlet dayung dimulai ketika Abdul Razak mencari pekerjaan di Kendari dan diterima bekerja di kapal ikan.Saat bekerja di kapal ikan, ia melihat seorang lelaki tengah mendayung dengan menggunakan perahu kayak.

"Ternyata dia satu suku sama saya, suku Bajo, jadi saya makai bahasa (Bajo) sama dia."

"Saya pinjam perahunya dan mencobanya," ujarnya.

Setiap ada kesempatan, pria yang telah memiliki enam anak ini mulai berlatih mendayung di laut.

"Dari situ saya dipanggil ikut untuk mewakili Wakatobi Porda di Kolaka tahun 1987, saya langsung mendapat tiga medali emas," ucap Abdul Razak.

Tahun 1987, Abdul Razak mewakili Sulawesi Tenggara menjadi atlet dayung pada kejuaraan nasional di Semarang dan mendapatkan tiga medali emas.

Perjalanan Abdul Razak terus menanjak dengan mengikuti pelatnas di Jatiluhur, Jawa Barat, tahun 1988.

Baca Juga: Tak Heran Wijin Sampai Ragu Nikahi Gisel, Gading Marten Ternyata Sudah Beri Peringatan: Tidak Mudah Lo jadi Seorang Pacar Gisel

Pada tahun 1989, ia mengikuti SEA Games di Malaysia dan berhasil mendapatkan empat medali emas.

Mulailah ia melanglang buana mengikuti berbagai kejuaraan di luar negeri mewakili Indonesia, seperti Asian Games di China 1990, serta SEA Games di Filipina dengan memperoleh berbagai medali baik emas dan perunggu.

Ia juga mengikuti Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, sampai semifinal.

Namun, kesedihan ia rasakan ketika usai mengikuti kejuaraan dayung di Eropa, ia mendapat informasi bahwa istrinya meninggal dunia usai melahirkan.

"Saya pulang ke Wakatobi, tidak langsung pulang ke rumah, langsung saya ke kuburan istriku."

"Saya sedih, saya menangis. Saya tidur di sana (kuburan) ditemani keluarga, tapi itulah perjalanan," tutur Abdul Razak.Pada tahun 1994, kejuaraan terakhir yang diikutinya pada Asian Games di Jepang, dan berhasil mendapatkan perunggu.

Selama menjadi atlet dayung, Abdul Razak telah banyak mengumpulkan 48 medali, yakni 36 medali emas, delapan medali perunggu, dan empat medali perak.

Kemudian pada tahun 1995, ia memilih untuk pensiun dari berbagai kejuaraan dan menjadi pelatih dayung untuk daerah Jawa Timur.

Baca Juga: Bukan Om-om Bukan Juga Sugar Daddy, Ternyata Ini Sosok Yang Kasih Hana Hanifah Jatah Bulanan Hingga 200 Juta: Seberapa Aku Butuhnya Dia Kasih

"16 tahun saya jadi pelatih di sana dan saya juga diangkat menjadi PNS, kerja di Dispora Jatim."

"Selama menjadi pelatih, banyak dapat medali dan penghargaan," ucapnya.

Pada tahun 2000, ia dipanggil Gubernur Sultra La Ode Kaimoeddin, dan pindah ke Dispora Sultra.

Setelah pensiun, ia kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Wakatobi, dan tinggal di rumah gubuk yang kecil dan telah retak-retak.

Gaji pensiun yang kecil tidak mencukupi untuk memperbaiki rumah dan tidak cukup memenuhi kebutuhan rumah tangganya, sehingga ia beralih pekerjaan menjadi nelayan.

"Saya tidak punya perahu, saya memakai perahu keluarga saya."

"Saya jadi nelayan di sini, gaji pensiun kecil, mau beli perahu dengan mesinnya tidak cukup," kata Abdul Razak.

Walau telah menjadi nelayan, ia tetap melatih anak-anak di sekitar rumahnya untuk menjadi atlet dayung.

Baca Juga: Dikira Hidupnya Enak jadi Simpanan Pejabat, Mantan Model Majalah Dewasa Ini Rela Lakoni Profesi Tak Terduga Demi Sesuap Nasi

Berkat tangan dinginnya, tujuh anak didiknya mendapatkan medali emas di ajang PON, dan ia rela walau harus menjual motor kesayangannya untuk modal ke Jawa Barat.

"Pada saat itu saya pernah melobi ke Provinsi Sultra, namun mereka bertujuh ini tetap tidak diterima, sehingga saya harus menjual motor yang baru dibeli dua minggu sebesar Rp 11 juta agar anak-anak ini saya antar ke Jawa Barat.

"Alhamdulillah di sana pelatih dari Belanda melirik mereka."

"Dan alhamdulillah mereka meraih medali emas di PON dan SEA Games saat itu," ucapnya.

"Saya sangat berharap pemerintah daerah Wakatobi mau panggil saya untuk menjadi pelatih dayung karena banyak anak-anak di sini sudah diajarkan mendayung," tutup Abdul Razak.

Banyak netizen ikut berkomentar, beberapa netizen mendoakan Pak Abdul Razak."Harusnya dijadikan sebagai pelatih... Kemarin Indonesia kalah di cabang dayung," tulis akun @yullyyulianingsih17."Sehat selalu pak," tulis akun @watiecarso."Bukan kurang diperhatikan.. Memang tidak diperhatikan," tulis akun @dae_yon."Pas lagi juara aja dikenal, ketika udah lewat jauh dilupakan," tulis akun @aldinsyhm.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber instagram.com, KOMPAS.com