Suar.ID - Makanan yang satu ini memanglah sering jadi penyelamat di tanggal tua.
Ya, apalagi kalau bukan mi instan.
Mi instan ini tak cuma praktis, namun juga memiliki banyak pilihan rasa.
Namun, dibalik kenikmatannya, mi instan ini memiliki bahaya yang tersembunyi.
Pasalnya, banyak kasusu mulai mencuat di telinga kita terkait dengan mi instan.
Seperti salah satu kasus yang menimpa seorang mahasiswa berusia 18 tahun ini.
Ia dilaporkan meninggalnia karena menderita kanker perut usai tiap hari kerap mengkonsumsi mi instan.
Dilansir World of Buzz via Intisari-online.com, remaja yang tak disebutkan namanya ini mulai mengembangkan kebiasaan tak sehatnya ini sejak SMA.
Ia pun sering kali memasak sebungkus mi instan tiap kali belajar pada tengah malam.
Mulanya ia pun menunjukkan gejala seperti perut kembung, mual, dan juga sakit perut.
Melihat kondisi kesehatannya yang makin buruk, keluarga pun menjadi khawatir.
Selanjutnya, pihak keluarga pun membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Secara mengejutkan, ia pun akhirnya didiagnosis menderita kanker lambung stadium akhir.
Ilustrasi kanker
Ia pun cuma memiliki sedikit harapan baginya untuk bisa bertahan hidup dikarenakan kanker telah menyebar ke oragan-organ lain.
Usai setahun berjuang, ia pun meninggal dunia.
Sisi Gelap Mi Instan
Ilustrasi mi instan
Lalu apa sih yang sebenarnya membuat mi instan ini begitu buruk.
Rupanya, mi instan ini dibuat agar lebih lama tentu dengan proses yang panjang.
Mi instan ini pun rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium serta dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat adiktif dan juga perasa.
"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ) - pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkinada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."
"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.
Beberapa tahun lalu, The Washington Posttelah melaporkan penelitian dari Korea Selatan yang dilakukan untuk menguji efek mi instan ini pada kesehatan manusia.
Menurut penelitian,"Meskipun mie instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko untuk sindrom metabolik mengingatsodium tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," kata Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health.
Pada tahun 2013 silam, sekelompol dokter Amerika melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana proses pencernaan kita berfungsi saat kita mengkonsumsi mi instan.
Dengan bantuan kamera mikro, kamera seukuran pil ini para dokter pun dapat melihat proses mi instan yang dicerna di layar komputer mereka.
Namun, yang menariknya adalaaterlihat kalau lambung ini perlu mencerna beberapa jam unuk benar-benar menghancurkan mi instan ini.
Para ahli pun menjelaskan kalau sifat alami dari mi instan ini biasanya membuat mereka sulit dicerna.
Sebenarnya tak cuma dalam kasus mi instan, tapi untuk semua jenis makanan olahan ini juga berisiko.