Masih Banyak yang Belum Tahu, 5 Langkah Berbagi Kamar Mandi dengan Penderita Covid-19 Menurut Dokter yang Sedang Viral Ini

Selasa, 13 Juli 2021 | 18:15
Pixabay

Ilustrasi kamar mandi

Suar.ID - Hingga sekarang, pandemi covid-19 tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat.

Kasus di Indonesia sendiri kini semakin bertambah setiap harinya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga terus mengimbau agar semua orang harus tetap menerapkan physical distancing, melakukan karantina mandiri, isolasi mandiri, dan mempraktikkan gaya hidup yang bersih.

Baca Juga: Nasi Sudah Jadi Bubur. Suaminya Seenak Udelnya Tuding Orang-orang Diendorse Covid-19, Nora Alexandra Sampai Memohon-mohon ke Adam Deni Supara Jerinx SID Tak Dilaporkan Polisi!

Hal ini bertujuan untuk menghindari kontak dengan orang yang positif atau menyebarkan covid-19.

Namun, bagaimana jika salah satu orang yang juga tinggal serumah dengan kamu didiagnosis mengidap covid-19?

Bolehkah dia ke kamar mandi yang sama dengan anggota keluarga lain yang sehat?

Menurut dokter Faheem Younus melansir dari unggahan Twitternya, ternyata tak masalah jika berbagi kamar mandi dengan penderita covid-19.

Namun, ada aturan yang harus diterapkan.

"5 Langkah berbagi kamar mandi dgn penderita COVID:

1. Pakai masker2. Tingkatkan ventilasi udara3. Pakai handuk terpisah4. Buka jendela antara jeda pemakaian.5. Bersihkan permukaan2 di kamar mandi/cuci tangan

Semakin lama kamar mandi kosong sebelum dipakai lagi, semakin baik" tulis dokter Faheem Younus dalam unggahannya.

Baca Juga: Bikin Ngelus Dada, Indomie Dijadikan Alat Transaksi Seks oleh Remaja di Ghana: Ternyata Disuruh Orangtua yang Tidak Bisa Kerja Saat Pandemi Covid-19

Profil Dr. Faheem Younus

Twitter

Dr. Faheem Younus

Para pengguna media sosial Twitter di Tanah Air belakangan mungkin mulai familar dengan nama Dr. Faheem Younus MD.

Ahli kesehatan asal Amerika Serikat ini kerap membagikan kicauan terkait kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Uniknya, sejumlah tulisan itu disampaikan dalam Bahasa Indonesia.

Mungkin, agar pesannya dapat dipahami secara luas oleh masyarakat di sini.

Padahal, dia sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia.

Dengan demikian, tentu upaya Younus layak diacungi jempol. Agaknya, dia menggunakan mesin penerjemah untuk memastikan pesannya tersampaikan dengan tepat.

Berbagai informasi yang diberikan oleh Younus dikenal sangat efektif sekaligus aplikatif.

Banyak warganet yang mengaku terbantu saat menghadapi Covid-19 karena cuitannya.

Namun, siapa sebenarnya ahli kesehatan yang sangat peduli pada masyarakat Indonesia ini?

Dr. Faheem Younus MD sudah menjalani profesi sebagai dokter lebih dari 20 tahun. Dia menyelesaikan pendidikan kedokterannya King Edward Medical University, yang dilanjutkan dengan pendidikan di berbagai universitas lain, termasuk University of Maryland School of Medicine.

Spesialis penyakit menular Kicauan yang sangat bermanfaat tak lepas dari latar belakangnya sebagai spesialis penyakit menular ternama di Bel Air, Maryland.

Tak heran, dia memiliki pemahaman dan kapasitas untuk memberikan arahan selama masa pandemi ini.

Baca Juga: Tak Percaya Covid-19, Dokter Louis Owien Kini Dijerat UU Wabah Penyakit Menular, Berikut 6 Faktanya, Satu Diantaranya Ternyata Tak Terdaftar di IDI!

Keahliannya sudah sangat dikenal di dunia kesehatan internasional termasuk dengan berafiliasi dengan beberapa rumah sakit ternama.

University of Maryland Upper Chesapeake Medical Center dan University of Maryland Harford Memorial Hospital adalah beberapa di antaranya.

Sebagai spesialis penyakit menular, Younus memiliki kapasitas mencegah, mendiagnosis, dan mengobati berbagai macam penyakit menular.

Dia juga memberikan edukasi bagi pasien yang bepergian ke tempat di seluruh dunia yang memiliki tingkat penyakit menular yang tinggi, seperti malaria.

Saat ini, Younus juga menjabat sebagai akademisi dengan status Adjunct Associate Professor di School of Medicine, University of Maryland.

Younus terlibat dalam berbagai program inovatif seperti mengembangkan dan mempertahankan keselamatan pasien dan program kualitas di Harford Memorial dan Upper Chesapeake Medical Center.

Dia juga memberikan pengawasan strategis untuk program pengalaman pasien, serta dikenal sebagai ahli manajemen perubahan.

Dia kondang karena kemampuannya menyelaraskan tim multidisiplin dalam berbagai kegiatan kerjasama.

Baca Juga: Jerinx Seakan Tak Sudi untuk Minta Maaf, Adam Deni pun Ogah Cabut Laporannya ke Polisi Setelah Mediasi Gagal: Permintaan Saya Enggak Neko-neko

Pria berusia 49 tahun ini juga adalah pelopor berbagai program, seperti daftar periksa untuk penempatan lini sentral, pengawasan antimikroba, dan kesehatan jarak jauh.

Dia memenangi sejumlah penghargaan di dunia kedokteran dan mengantongi Certified Physician Executive (CPE).

Termasuk pula penghargaan Top Doc selama dua tahun berturut-turut pada 2017 dan 2018.

Berbagai cuitannya soal penanganan pandemi di Indonesia agaknya tak lepas karena tingginya rasa kemanusiaan yang dia miliki.

Sepanjang kariernya, dia telah menunjukan kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesama manusia, terlepas latar belakang negara.

Hal ini dibuktikan dengan statusnya sebagai board member dari Humanity First of USA, organisasi nirlaba yang fokus pada berbagai aktivitas sosial.

Ia juga menerima penghargaan Presidential Service Award pada 2008 dari Presiden Barack Obama atas kiprah kemanusiaannya.

Baca Juga: Kampanyekan Ampuhnya Vaksin, Afgan Terkonfirmasi Positif Covid-19 Tanpa Gejala Bahkan Masih Kuat Beraktivitas Fisik Juga Olahraga: Yang Lagi Kena Covid, Semangat Ya!

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber : Kompas.com, Twitter

Baca Lainnya