Suar.ID - Sejak awal pandemi yang menjadi gejala Covid-19 ini adalah sesak napas, batuk, dan juga demam.
Namun, gejala Covid-19 ini pun bertambah seiring bertambahnya jumlah kasusnya.
Saat ini bahkan kehilangan indra penciuman dan juga perasa menjadi salah satu gejala Covid-19.
Karena itu, banyak pasien positif covid-19 yang memiliki gejala ini menjadi kesulitan menyium bau-bauan.
Selain itu, makanan yang disantap pun nantinya malah menjadi tawar.
Tapi tak disangka kalau di balik 2 gejala Covid-19 ini malah bisa dianggap beruntuh.
Wah kok bisa ya?
Dilansir Times of India via Kompas.com, disebutkan kalau ahli mempercayai bahwa kehilangan penciuman dan pengecap ini menjadi pertanda baik dari infeksi covid-19.
Hal ini dikarenakan pasien Covid-19 dengan gejala ini akan terhindar dari resiko terjadinya serangan pernapasan dan peradangan.
Bahkan gejala gastrointestinal seperti kram dan diarr ini pun menjadi lebih ringan dialami oleh pasien Covid-19 dengan gejala ini.
Hilangnya indra penciuman dan perasa atau bisa disebut anosmia ini akan membuat pasien Covid-19 terhindar dari serangan pernapasan parah.
Umumnya sendiri akan terjadi pada minggu kedua usai terinfeksi virus corona.
Pemetaan yang dilakukan oleh dokter India juga menunjukkan kalau pasien Covid-19 dengan gejala parah jarang dilaporkan alami gejala anosmia.
"Ini menekankan betapa pentingnya menyadari gejala anosmia," kata Alexander Wieck Fjaeldstad yang terlibat dalam salah satu penelitian seperti dilansir dari Eurekalert, 19 Januari 2021.
Menurutnya yang juga profesor di bidang penciuman dan pengecapan di Universitas Aarhus, rata-rata hilangnya indra penciuman ini adalah79,7 pada skala 0-100.
"Ini menunjukkan, hilangnya sensorik yang besar," kata dia.
Tak cuma itu, hilangnya indra penciuman, indra perasa atau pengecapan ini juga berkurang secara signifikan.
Tepatnya menjadi69,0 pada skala 0-100.
Sedangkan indra perasa yang tersisa di mulut juga berkurang, kali ini menjadi 37,3 pada skala 0-100.
"Hilangnya indra penciuman membuat kemampuan untuk merasakan aroma makanan menghilang.
"Ini membuat indra lainnya sulit mengenali apa yang Anda makan,"
"Saat indra penciuman menghilang, memasukkan makanan ke dalam mulut Anda bisa menjadi pengalaman yang jelas tidak menyenangkan," jelas Fjaeldstad.
sebanyak 23 kebangsaan dan lebih dari 4.500 pasien Covid-19 dari seluruh dunia ini telah menanggapi kuesioner para peneliti.
"Studi ini menarik, baik untuk pasien yang menderita anosmia serta dokter dan peneliti yang bekerja dengan diagnostik dan tindak lanjut pada Covid-19," ujarnya.