Suar.ID - Tasmanian devil adalah marsupial karnivora terbesar di dunia dan merupakan predator puncak asli.
Kehadiran mereka membantu mengendalikan populasi kucing dan rubah liar, yang memang jadi santapannya.
Makhluk ini juga dikenal sebagai pemakan bangkai, yang secara tidak langsung membantu menjaga lingkungan bebas dari penyakit.
Menurut Aussie Ark, tercatat hanya tinggal 25 ribu tasmanian devil yang tersisa di alam liar.
Keberadaan mereka sebelumnya telah musnah oleh wabah penyakit di habitatnya di Pulau Tasmania, Australia.
Setan Tasmania mati di daratan utama Australia setelah kehadiran dingo, yang merupakan jenis anjing liar.
Keberadaan mereka di Pulau Tasmania pun terancam dengan diidentifikasinya kanker menular yang diberi nama Devil Facial Tumor Disease (DFTD).
Sejak jenis penyakit mematikan tersebut ditemukan pada 1996, sekitar 90 persen populasi hewan menawan tersebut musnah.
Namun, hewan langka asal Australia yang telah lama tidak dijumpai, kembali lahir untuk pertama kalinya di daratan utama setelah selama 3.000 tahun dianggap menghilang.
Tujuh bayi tasmanian devil ini lahir di Suaka Margasatwa Barrington, tempat seluas 988 hektar di New South Wales, Australia.
Aussie Ark, organisasi perlindungan hewan di Australia, sempat mempostingnya di Instagram, Senin (24/05/2021).
Dilansir CNN, September 2020 lalu, Aussie Ark sempat melepas beberapa setan Tasmania kembali ke alam liar Australia.
Hanya beberapa bulan setelah pelepasannya, makhluk yang hampir punah itu berhasil berkembang biak.
Tim Faulkner, presiden Aussie Ark menyatakan, sudah bertahun-tahun organisasinya berusaha membangun populasi tasmanian devil.
Harapannya, akan ada populasi yang berkelanjutan di daratan Australia.
"Kami telah mengawasi mereka dari jauh sampai tiba waktunya untuk turun tangan dan memastikan kelahiran pertama ini."
"Dan sungguh, ini momen yang luar biasa. Ini adalah tonggak sejarah," ujarnya.
(*)