Saling Lempar Sindiran, Telegram Ajak Pengguna Hapus WhatsApp: Pilih Layanan Perpesanan yang Menghormati Privasi

Selasa, 18 Mei 2021 | 19:47
Freepik/syifa5610

Telegram dan Whatsapp saling ejek

Suar.ID -Kebijakan privasi baru WhatsApp soal pembagian data percakapan akun WhatsApp Business dengan Facebook memang menua pro-kontra.

Kebijakan tersebut akhirnya mulai resmi diberlakukan pada 15 Mei 2021, setelah sebelumnya smepat diundur.

Kebijakan baru WhatsApp itu mendapat sindiran dari kompetitornya, Telegram.

Dalam sebuah cuitan di Twitter, akun resmi Telegram awalnya secara tak langsung mengimbau pengguna untuk menghapus aplikasi WhatsApp.

Cuitan tersebut diawali dengan unggahan gambar ilustrasi "tong sampah Recycle Bin" yang khas dengan ikon duar ulang hijau berevolusi dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Ini Jadwal Siaran Langsung Upacara Pembukaan Euro 2020/2021, Bisa Ditonton Gratisan Di Stasiun TV Ini

Namun di tahun 2021, gambar ikon "recycle" tersebut ternyata diubah oleh Telegram menjadi ikon "WhatsApp".

Ditambah, logo induk aplikasi tersebut, yaitu Facebook justru menjadi "sampah" yang harus dibuang di Recycle Bin tahun ini.

Telegram tidak mengimbau pengguna untuk beralih ke aplikasi perpesanan buatan Pavel Durov tersebut, lantaran hal itu sepenuhnya merupakan keputusan pengguna.

Meski demikian, ajakan untuk menghapus WhatsApp tetap digaungkan.

"Sama seperti yang sudah-sudah, pilih layanan perpesanan yang menghormati (privasi) Anda. Dan hapus WhatsApp," tutur Telegram membalas seorang pengguna yang meminta saran.

Baca Juga: Inilah Penjelajah Viking Terhebat dari Leif Erickson Hingga Gudrid Thorbjarnardottir

WhatsApp merespon

Cuitan tadi tampaknya membuat "gerah" WhatsApp.

Membalas postingan gambar dari Telegram, WhatsApp mengklam bahwa aplikasi Telegram tidak dilindungi dengan sistem enrkripsi end-to-end (E2E).

"Admin Telegram: '... yang orang-orang tidak tahu adalah kami tidak dilindungi dengan sistem keamanan end-to-end encryption secara default."

Maksud WhatsApp di sini mungkin sistem E2E tidak diterapkan di aplikasi perpesanan Telegram secara merata.

Sebab, apabila mengacu pada laman FAQ Telegram, sistem keamanan macam ini hanya berlaku di fitur percakapan rahasia alias Secret Chat.

Baca Juga: Romantis, Inilah Cincin Pertunangan Putri Margaret yang Berbeda, Senilai Rp160 Juta Saat Ini

Akun Telegram lantas merespons balasan WhatsApp ini dengan mengunggah gambar tangkapan layar (screenshot) pendukung yang menguak bahwa seluruh aktivitas pencadangan (backup) di WhatsApp tidak dilindungi dengan sistem E2E.

"Pengguna kami tahu bagaimana sistem (keamanan) kami bekerja dan memiliki aplikasi open source untuk membuktikan hal tersebut," ujar Telegram.

"Biarlah gambar tangkapan layar yang berbicara. Gambar screenshot ini membuktikan bahwa Anda (WhatsApp) berbohong," imbuh Telegram.

Adapun gambar tangkapan layar yang diunggah Telegram mengklaim bahwa platform backup pihak ketiga, seperti Apple (iCloud), Google (Drive), dan bahkan WhatsApp itu sendiri bisa mengakses data percakapan apabila statusnya sedang di-backup.

Tidak dijelaskan apakah pencadangan WhatsApp memang benar tidak terenkripsi secara E2E atau tidak. Sebab WhatsApp tampak bergeming melihat balasan dari Telegram ini.

Baca Juga: Hilang Selama 6 Bulan di Ngarai, Wanita Ini Ditemukan Dalam Keadaan Masih Bernyawa! Ternyata Bisa Bertahan Hidup karena Makan Ini

Namun, akun Twitter yang dikenal membagikan berbagai fitur terbaru WhatsApp, WABetaInfo mengatakan bahwa aplikasi perpesanan tersebut tengah menguji coba fitur enkripsi secara E2E untuk sistem backup.

Belum diketahui kapan fitur ini akan bisa dinikmati pengguna WhatsApp.

Yang jelas, menarik melihat WhatsApp dan Telegram berargumen di ruang publik demi meyakinkan penggunanya bahwa kedua aplikasi tersebut terbukti memiliki sistem privasi dan keamanan yang kuat.

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya