Suar.ID - Kondisi di India semakin porak-poranda.
Pasca diserang gelombang kedua pandemi virus corona (Covid-19), warga India masih menghadapi puncak pandemi.
Di mana India kembali mencatatkanlebih dari 4.000 kematian Covid-19 untuk hari kedua berturut-turut pada hari Kamis (13/5/2021).
Kondisi itu dikarenakan rumah sakit telah penuh. Sehingga petugas medis tidak bisa menyelamatkan semua pasien.
Mereka juga terpaksa menolak ratusan pasien dan membuat mereka meninggal dunia di rumah masing-masing.
Selain kasus kematian, jumlah kasus virus corona baru di India masih tinggi.
Dalam empat hari, kasus harian mencapai di bawah 400.000 kasus
Penyebab utamanyakarena kurangnya pengujian. Khususnya di daerah pedesaan.
Dalam 24 jam terakhir,India memiliki 362.727 kasus virus corona baru menurutdata Kementerian Kesehatan.
Lalu apa yang akan dilakukan pemerintah India?
Perdana Menteri Narendra Modi langsung mengumumkan bahwa warga India akan menerima vaksinasi terbuka sejak 1 Mei 2021 kemarin.
Masalahnya lonjakan kasus membuat beberapa layanan kesehatan tutup.
Misalnya2negara bagian, Karnataka, yang mencakup pusat teknologi Bengaluru, dan Maharashtra, yang mencakup Mumbai, yang telah mengumumkan akan menghentikan.
Akibatnya pemerintah India memprioritaskan penduduk yang berusia di atas 45 tahun untuk menerima vaksin.
Sementara selanjutnya untuk penduduk usia 18 sampai 44 tahun.
Selain itu, persediaan vaksin di India mulai menipis. Inikarena India merupakan produsen vaksin terbesar di dunia.
Dari 1,35 miliar jumlah warganya, India baru melakukan vaksin terhadaplebih dari 38,2 juta orang, atau sekitar 2,8%.
Sangat sedikit bukan?
Dengan data itu, tak heran para pengamat mengatakan bahwa penularan virus corona di India sangat cepat.
Dan ada kekhawatiran perkembangan virus mutasi baru itu menyebar ke seluruh dunia.
Apalagi ketika melihat mengerikannya kondisi di India.
Misalnya didaerah pedesaan Uttar Pradesh, negara bagian terpadat di India dengan populasi lebih dari 230 juta.
Dari daerah itu, terlihat ratusan keluarga menangisi anggota keluarganya yang meninggal dunia.
Atau ketika bangsal rumah sakit penuh sesak.
Lalu ada ratusan mayattelah terdampar di Sungai Gangga.
Ini karena krematorium kewalahan dan kayu untuk pembakaran kayu bakar yang kian menipis.