Suar.ID -Beberapa waktu lalu, saat berbicara di hadapan ribuan anggota akar rumput dari partai yang berkuasa selama konferensi politik besar di Pyongyang, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui negaranya menghadapi "situasi terburuk".
Melansir Associate Press, para ahli mengatakan, Kim mungkin menghadapi momen terberatnya ketika dia mendekati satu dekade pemerintahannya, di mana dengan dilakukannya penguncian virus corona hal itu membuat ekonomi Korea semakin luluh lantak.
Padahal sebelumnya, ekonomi Korea Utara sudah lumpuh akibat sanksi yang dipimpin AS atas program senjata nuklirnya.
Kantor Berita Pusat resmi Korea Utara, KCNA, mengatakan bahwa Kim mengeluarkan pernyataan tersebut selama pidato pembukaan pada pertemuan politik Partai Buruh pada hari Selasa.
“Meningkatkan standar hidup masyarakat ... bahkan dalam situasi terburuk yang pernah ada di mana kita harus mengatasi banyak tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bergantung pada peran yang dimainkan oleh sel, organisasi akar rumput partai,” kata Kim seperti yang dikutip AP.
Belum selesai urusan dalam negerinya, Korea Utara malah sibuk menanggapi urusan luar negeri.
Melansir Daily Mirror, Minggu (2/5/2021), Korea Utara memperingatkan AS bahwa mereka akan menghadapi "krisis di luar kendali" dan "situasi yang sangat serius" dalam ancaman terbaru sejak Joe Biden menjadi presiden.
Seorang juru bicara rezim diktator Kim Jong-un mengatakan kritik Washington baru-baru ini terhadap hak asasi manusia di Korea Utara menunjukkan bahwa Amerika Serikat "bersiap untuk pertarungan habis-habisan".
Rezim Kim mengecam AS dalam serangkaian pernyataan pada hari Minggu.
Peranyataan itu mengatakan komentar Biden baru-baru ini tentang senjata nuklir adalah bukti kebijakan permusuhan yang membutuhkan tanggapan yang sesuai dari Pyongyang.
Dalam pidatonya di Kongres pekan lalu, Biden mengatakan program nuklir Kim menghadirkan "ancaman serius bagi keamanan Amerika dan keamanan dunia".
Dalam satu pernyataan, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara menuduh Washington menghina martabat pemimpin tertinggi negara itu dengan mengkritik situasi hak asasi manusia Korea Utara.
Kritik hak asasi manusia adalah provokasi yang menunjukkan Amerika Serikat "bersiap untuk pertarungan habis-habisan" dengan Korea Utara, dan akan dijawab sesuai, kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya.
Pembicaraan yang bertujuan untuk membujuk Pyongyang agar menyerahkan program senjata nuklirnya telah terhenti sejak serangkaian pertemuan puncak antara Donald Trump dan Kim gagal menghasilkan kesepakatan.
Kebijakan Biden mencoba untuk mencapai jalan tengah antara upaya Trump, serta upaya dari Demokrat Barack Obama, yang menolak keterlibatan diplomatik yang serius dengan Korea Utara tanpa adanya langkah apa pun oleh Pyongyang untuk mengurangi ketegangan.
Dalam pernyataan terpisah, saudara perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong juga memperingatkan Korea Selatan akan menghadapi konsekuensi karena gagal menghentikan aktivis pembelot meluncurkan selebaran anti-Pyongyang melintasi perbatasan ke wilayah Korea Utara.