Benar-benar Nggak Punya Empati Hingga Raup Untung 30 Juta Per Hari, Inilah Sosok Picandi Mosko Manajer Kimia Farma Yang Terjerat Kasus Antigen Bekas, Bangun Rumah Supermewah Usai Dapat Untung Miliaran

Sabtu, 01 Mei 2021 | 12:03
Tribun Sumsel/Eko Hepronis

Rumah megah Picandi Mosko Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan yang berada di Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Suar.ID -Di tengah penanganan pandemi Covid-19 yang serba habis-habisan, masih ada orang yang mencoba mengeruk untung di tengah-tengahnya.

Termasuk beberapa petugas Kimia Farma di Bandara Kualanamu, Medan, yang menyediakan jasa antigen tapi bekas.

Di antara para tersangka, adalah Picandi Mosko yang disebut sebagai Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan.

Baca Juga: Dari Paket hingga Restoran, Inilah 3 Mitos Virus Corona yang Sering Dihubung-hubungkan dengan Negara China

Dia ditangkap bersama empat orang lainnya.

Pria 45 tahun itu merupakan wargaGriya Pasar Ikan Jalan Lohan Blok A No. 14-15 Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan.

Tak lama setelah ditangkap, dia langsung ditetapkan sebagai tersangka kasua antigen bekas.

Picandi Mosko disebut sudah 11 tahun bekerja di Kimia Farma.

Meski begitu, warga sekitar mengaku jarang bertemu pria itu secara langsung.

Picandi selama ini pulang ke Lubuklinggau paling lama hanya dua sampai tiga hari dan kemudian kembali pergi bekerja.

Menurut salah seorang warga di tempat tinggal Picandi, selama ini Picandi dikenal warga sekitar sebagai keluarga yang berkecukupan.

Mereka tahu,kendaraan pribadinya di rumahnya ada empat dengan berbagai jenis.

"Kami tahunya memang orang kaya kerja di Kimia Farma, mobilnya saja kalau tidak salah ada empat, tapi kami tidak tau jenisnya apa saja, taunya memang kaya," tambahhnya.

Ketua RT 07 Perumahan Griya Pasar Ikan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.

Baca Juga: Dulu Wara-wiri Manggung Keliling Indonesia, Vokalis Band Ini Banting Stir Jualan Es Kelapa di Pinggir Jalan Usai Lama Tak Terdengar Kabarnya: Kesampingkan Gengsi

"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.

dok.

Benar-benar Nggak Punya Empati Hingga Raup Untung 30 Juta Per Hari, Inilah Sosok Picandi Mosko Manajer Kimia Farma Yang Terjerat Kasus Antigen Bekas, Sekarang Lagi Bangun Rumah Supermewah Usai Dapat Untung

Dia bilang, Picandi Masko tinggal di Griya Pasar Ikan sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan RT 07 Picandi memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.

"Tinggal disini sudah lama, kami berbarengan sejak perumahan dibangun, warga sekitar sini mengenalnya sudah lama bekerja di Kimia Farma untuk wilayah Medan, Pekan Baru," ungkapnya.

Ia menuturkan selama ini Picandi dikenal baik oleh warga sekitar setiap dia pulang ke rumah, namun setiap pulang tidak pernah lama, paling lama hanya dua hari.

"Sebulan sekali pergi terus, kalau libur balik ke Linggau kadang dua hari kadang tiga hari, kalau ada kegiatan kemasyarakatan kalau dia pulang," ujarnya.

Manajer Kimia Farma PM dan empat pegawai Kimia Farma yakni SP, DP, BM, RN ditetapkan tersangka atas kasus layanan antigen bekas di Bandara Kualanamu Medan Sumatra Utara (Sumut) Selasa (27/4/2021) lalu.

Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Putra menyatakan, Plt Business Manajer Laboratorium Kimia Farma Medan berinisial PM yang merangkap Kepala Layanan Kimia Farma Diagnostik Bandara Kualanamu meraup keuntungan sebesar Rp30 juta per hari dari pelayanan tes antigen menggunakan alat bekas.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Tertangkap Peluk Mesra Ayu Ting Ting, Sosok Ini Bongkar Hubungan Dengan Japok Si Janda Depok | Meriahnya Buka Bersama Geng Sosialita Mayangsari Di Tengah Pandemi Covid-19

Nominal tersebut terungkap penyidikan yang dilakukan Direskrimsus Polda Sumut.

Panca mengaku prihatin dan menyatakan perbuatan para pelaku ini bermotif mencari keuntungan.

Motif itu tidak terbantahkan dari hasil penyidikan yang dilakukan.

"Menggunakan stik swab bekas dan didaur ulang mendapatkan keuntungan. Tadi kan masih hitung ni, kita hitung dari Desember, perkiraan Rp 1,8 (M) sudah masuk yang bersangkutan. Tapi kita dalami. Yang jelas ini barang buktinya ada Rp 149 juta dari tangan tersangka," katanya.

Panca menjelaskan, dalam satu hari diperkirakan ada sekitar 100 - 200 penumpang yang ikut tes swab. Jika dihitung 100 saja dalam waktu 3 bulan, maka ada 9.000 penumpang.

Hasil penelusuran Tribunsumsel.com, ternyata saat ini Picandi Mosko tengah membangun rumah baru dua lantai tepat di seberang jalan rumah lamanya di Griya Pasar Ikan Kelurahan Simpang Periuk Kecamatan Lubuklinggau Selatan II.

Pembangunan rumah megah tersebut saat ini dalam tahap closing, kayu-kayu penyangga coran bangunan rumah masih terlihat terpasang belum dilepas oleh para tukang.

Baca Juga: Bikin Khawatir para Penggemar, Judika Dibarkan Sering Keluarkan Darah Kental, Sakit Apa?

dok. Tribunnews.com

Picandi Mosko Business Manager Laboratorium Kimia Farma untuk wilayah Medan dan keempat rekannya yang ditangkap Polda Sumatera Utara.

Sementara di bagian dalam sebagian relief rumah telah terpasang, termasuk pagar besi di depan rumah telah dipasang dan sudah selesai dilakukan pengecatan.

Menurut informasi warga sekitar pembangunan rumah mewah Picandi tersebut dimulainya sejak setahun terakhir dan saat ini pembangunannya dihentikan sementara semenjak Picandi tersandung kasus alat antigen bekas.

"Kami tukang Purwakarta tugasnya cuma membuat relief saja, sementara yang lainnya kami tidak tahu," kata Antoni dan Cecep tukang yang bekerja membangun rumah milik Picandi, Jumat (30/4/2021).

Baca Juga: Artis Ini Ketakutan Bukan Main karena Sepi Job di Tengah Pandemi dan Harus Jualan Bakso Aci Demi Bertahan Hidup, Rafael Tan: Tuhan Gue Enggak Sangka Ada di Titik Seperti Ini

Ia menuturkan mereka terakhir bekerja Kamis (29/4/2021) lalu secara tiba-tiba ibu Picandi datang menemui mereka dan meminta untuk berhenti bekerja sementara waktu.

"Kamis pagi kemarin kami tiba-tiba di stop oleh nenek (ibu Picandi) alasannya ada musibah, sekarang kami mau mengambil alat yang masih tinggal," ungkapnya.

Mereka mengungkapkan terakhir melihat istri Picandi saat perayaan ulang tahun anaknya, kemudian setelah itu mereka tidak melihat lagi, informasinya telah pergi.

"Istrinya sudah pergi katanya ke Padang tapi kami juga tidak tahu kemana," paparnya.

Sementara terakhir mereka bertemu dengan Picandi dua pekan lalu saat ulang tahun anaknya, selama bekerja dengan Picandi tidak ada masalah, termasuk pembayaran gaji selalu lancar.

"Kalau tidak salah hari Sabtu kami (tukang) diajak makan bersama terakhir ketemu ulang tahun anaknya, untuk gaji tidak pernah ada masalah karena sistem transfer," ungkapnya.

Baca Juga: Sepi Job di Tengah Pandemi, Nyatanya Rizki DA Masih Nekat Akan Minta Tes DNA Anaknya, Padahal Sempat Terpaksa Utang Demi Bayar Lahiran Nadya Mustika, Beruntung Dapat Bantuan dari Sosok Tak Terduga ini!

Ketua RT 07 Perumahan Griya Pasar Ikan, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II mengatakan mendapat informasi kalau warganya itu ditangkap dua hari lalu.

"Tau dapat cerita dari kemarin dari warga hari ini baru jelas, sebagian warga memberi tahu saya, saya tanya tahu apa? kemudian memberi tahu melalui WA," ujarnya.

Ia menuturkan Picandi Masko tinggal di Griya Pasar Ikan sejak 11 tahun lalu, selama tinggal dilingkungan RT 07 Picandi memang sudah diketahui bekerja di Kimia Farma.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya