Mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 Ceritakan Pengalamannya di Dalam Kapal Selam yang Alami Black Out

Minggu, 25 April 2021 | 20:33
(KOMPAS/DWI BAYU RADIUS)

KRI Nanggala-402

Suar.ID - Kapal Selam KRI Nanggala-402 belum lama ini dikabarkan hilang kontak.

Mengutip dari Kompas.com, kapal selam KRI Nanggala-402 yang ditumpangi oleh TNI Angkatan Laut ini dinyatakan tenggelam.

Saat masih dalam status hilang kontak, pihak TNI menyebutkan bahwa kapal memiliki cadangan oksigen untuk 72 jam ke depan.

Baca Juga: Kayak Nggak Ada Pandemi Covid-19, Begini Meriahnya Buka Bersama Mayangsari Bersama Grup Sosialitanya Geng Kepompong, Glamour dan Bertabur Bintang

Dan 72 jam tersebut sudah berlalu, tepatnya 24 April 2021 pukul 03.00 WITA.

Cadangan oksigen dalam 72 jam tersebut berlaku bagi kapal selam yang mengalamiblackout atau mati listrik.

Dan seorang mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402 yaituLaksda TNI (PURN) Frans Wuwung rupanya memiliki pengalaman alami black out di dalam kapal selam.

Baca Juga: Tahu Anaknya Mau Berlayar, Ini Komunikasi TerakhirKomandan KRI Nanggala-402 dengan Sang Ibunda, NgakuPernah Masuk ke Dalam Kapal Selam Itu, 'Ya Allah, Kami Nggak Nyangka'

Youtube/KOMPAS TV

mantan Kepala Kamar Mesin KRI Nanggala-402, Laksda TNI (PURN) Frans Wuwung

Frans menceritakan kondisi kapal hingga akhirnya ia dan seluruh anak buah kapal atau ABK berhasil selamat.

Black out terjadi akibat ada konverter yang kelebihan beban.

Konverter sendiri berguna untuk mengubah arus listrik DC menjadi AC.

Pasalnya power kapal selam berasal dari baterai yang menghasilkan listrik DC.

Sementara peralatan kapal membutuhkan arus listrik AC.

Dengan begitu dibutuhkan konverter untuk mengubah arus listrik dan bisa berguna untuk peralatan kapal.

Tapi sayangnya terdapat 1 konverter yang kelebihan beban sehingga membuat saklar jatuh.

"Jadi otomatis tenaga untuk menggerakan peralatan atau lampu lampu penerangan itu black out,"cerita Frans dalam tayangan youtubeKOMPAS TV.

Tapi untungnya saat itu Frans bersama ABK lainnya berhasil selamat usai di saat cadangan oksigen masih ada.

Baca Juga: Bejat, Terpaksa Dititipkan karena Ayahnya Kecelakaan, Bocah SD Ini justru Dinodai Pamannya Sendiri Belasan Kali, Baru bisa Terbongkar karena Hal Ini

Frans menyebutkan bahwa setiap ABK memiliki senter.

"Tapi karena kita dibekali oleh satuan kapal selam setiap anak buah kapal punya senter jadi langsung kita menggunakan senter mencari saklar yang jatuh," ceritanya.

Tanpa terkecuali, baik bagian kamar mesin ataupun tidak sama-sama mencari.

Pasalnya menurut penuturan Frans bahwa seluruh ABK wajib mengetahui setiap alat yang ada di dalam kapal selam.

"Anak buah kapal selam harus menghapal semua peralatan yang ada di kapal apa gunanya dan dimana letaknya," jelasnya.

Dan saklar tersebut pun bisa langsung ditemui dan dipasang kembali untuk menyalakan kembali listriknya.

"Jadi langsung ketemu kita on-kan lagi saklarnya everything is oke," ceritanya.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber Nakita.ID, Youtube.com