Suar.ID -Menjalani kehidupan suami istri, berhubungan intim atau berhubungan seksual merupakan kebutuhan dan bukti dari cinta dan kasih sayang.
Hubungan intim bahkan kerap kali menjadipatokan keharmonisan pernikahan.
Saatberhubungan intim, orgasme dipastikan menjadi puncak yang diinginkan tiap pasangan.
Namun, tak sedikitwanita yang merasa kesulitan mendapatorgasme.
Lantaran, ada beberapa sebab yang kadang tak disadari olehwanita.
Bisa jadi, karenawanita itubelum terlalu mengenal zona sensitif pada organ intim atau vagina.
Selain itu,bisa juga karena pasangan tidak memulai dengan foreplay atau rangsangan yang membuatwanitaterangsang untuk orgasme.
Selain itu, kenyamanan juga rupanya penting.
Saatsuami atau istrimerasa kurang nyaman, tentu hubungan intim bukan menjadi pilihan tepat dan justru tak akan bisa menikmatinya.
Sedangkan saat pasangan memperoleh kenyamannya, tentu akan lebih membangkitkan gairah seksual.
Meski rangsangan bisa dilakukan bersamaan, tak ada salahnya wanita memiliki fantasi dalam berhubungan intim agar lebih membangkitkan gairah dan makin terangsang.
Tak jarangdiperlukan latihan untuk otot vagina, yang dikenal dengan latihan Kegel.
Melakukan Kegel atau menghentikan kencing di pertengahan aliran mampu melatih otot dasar panggul.
Tak hanya aspek-aspek di atas, ternyata bentuk vagina juga mempengaruhi seberapa besar seorang perempuan mampu mencapai klimaks atau orgasme saat berhubungan intim.
Kita kerap mendengar anatomi bahwa seorang laki-laki akan menikmati hubungan intim ketika ia dan istri sama-sama mencapai klimaksnya.
Tetapi kita tahu, laki-laki dapat lebih mudah mencapai klimaksnya, daripada perempuan.
Mengutip dari Dailymail.co.uk, sebuah penelitian oleh Leslie Hoffman dari Departemen Anatomi Universitas Indiana mengatakan bahwa bentuk vagina mempengaruhi tingkat orgasme perempuan.
Ia menjelaskan bahwa kedekatan klitoris dengan saluran kemih sangat penting untuk mencapai kepuasan.
Laporan yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Anatomy mengklaim bahwa klitoris akan lebh menjauh dari vagina, saat seorang perempuan tengah hamil.
Faktanya, saat klitoris menjauh dari vagina, terjadilah peningkatan jumlah androgen.
Akibatnya, jarak klitoris yang jauh dari vagina tersebut membuat seorang perempuan lebih sulit mencapai orgasme.
Dari teori di atas, menunjukkan bahwa perempuan yang mengalami kesulitan mencapai klimaks saat berhubungan seksual harus mengukur jarak antara pembukaan vagina dan klitoris untuk dapat mengetahui masalah ini.
Menurut Elisabeth Lloyd, Sarjana Fakultas di Institut Kinsey untuk Penelitian Seks mengatakan, "Angka ajaibnya 2,5 cm."
"Ini sangat kuat dengan korelasi jika Anda seorang perempuan yang memiliki jarak 3 cm (antara klitoris dan vagina), kita bisa prediksi ia tak mudah mencapai orgasme saat berhubungan seksual."
Untuk melakukan pengukurannya, "Perempuan dapat melakukan pengukuran ini sendiri, atau dengan pasangan sembari membantu menjelaskan pengalaman seksual mereka sendiri."
Tetapi, tentu hal ini tidak jadi akhir dari hubungan seksual.
Hubungan seksual di zaman 'tradisional' saja mengenal penetrasi untuk mencapai orgasme.
Sehingga, pasti ada alternatif yang bisawanitalakukan untuk merangsang organ intim atau vagina, meskipun itu dinilai sulit.
Dr OBGYN, Maureen Whelihan, kepada Healthday menuturkan bahwa penting untuk fokus saat berhubungan adalah kunci mencapai klimaks.