Suar.ID- Nongqawuse adalah junjungan orang-orang Xhosa dengan nubuatnya yang aneh dan cukup ekstrem.
Yakni menghancurkan ternak dan pertanian pada tahun 1856–1857, di Xhosa, tempat yang sekarang menjadi Provinsi Tanjung Timur Republik Afrika Selatan.
Saat berusia 14 tahun, Nongqawuse, yang lahir di distrik Kentani awalnya hanya duduk di atas batu dekat kolam Sungai Gxara.
Dia kemudian melihat wajah nenek moyangnya muncul di kolam.
Nenek moyang itu berkata bahwa mereka akan mengusir semua pemukim kulit putih keluar negeri.
Angin yang kencang akan datang dan meniup semua pemukim ke laut.
Tapi pertama-tama, sebagai tindakan iman untuk membuktikan kepercayaan mereka di dunia roh, Xhosa harus membunuh semua ternak mereka dan menghancurkan semua pertanian mereka.
Nongqawuse mengklaim bahwa roh-roh itu telah memberitahunya dan memerintahkan orang Xhosa untuk menghancurkan tanaman mereka dan membunuh ternak mereka.
Sebagai imbalannya, roh-roh akan menyapu pemukim Inggris ke laut.
Bahkan tanaman dan ternak yang mereka korbankan akan diganti oleh para dengan yang lebih baik dan banyak.
Selama waktu ini banyak kawanan Xhosa dilanda “penyakit paru-paru” yang mungkin ditularkan oleh sapi Eropa.
Pada 1856, banyak ternak telah mati, dan Xhosa percaya bahwa kematian itu disebabkan oleh santet.
Sarhili, Pimpinan penting Xhosa diyakinkan akan kebenaran nubuat Nongqawuse.
Kemudian Sarhili memerintahkan orang-orang untuk mematuhi perintah para roh itu hingga tak tersisa barang sebutir jagung pun.
Dalam periode sepuluh bulan, Gcaleka dan klan Xhosa lainnya membunuh ternak mereka (diperkirakan bahwa Gcaleka membunuh sekitar 300.000 hingga 400.000 ekor sapi)
Tak hanya itu, mereka juga membakar seluruh area pertanian hingga tak ada lagi yang mereka miliki kecuali keluarga.
Nongqawuse meramalkan bahwa janji leluhur akan terpenuhi pada 18 Februari 1857, ketika matahari akan memerah.
Namun, pada hari itu matahari terbit dengan warna yang sama setiap hari.
Awalnya, pengikut Nongqawuse menyalahkan mereka yang tidak mematuhi perintah itu, tetapi mereka kemudian berbalik melawannya.
Nongqawuse kemudian ditangkap oleh Inggris di dekat Sungai Mbashe dan dipenjara di Pulau Robben, dekat Cape Town.
Setelah beberapa tahun, dia dikembalikan ke sebuah peternakan di distrik Alexandria di Eastern Cape dan meninggal tahun 1898.
(*)