Suar.ID - Seorang satpam tiba-tiba menjadi miliarder dalam semalam.
Mengutip dari GridHot.ID, Wahyu Tri Hananto (38), pria asal Desa Mendak, Klaten ini sehari-hari bekerja sebagai satpam pabrik.
Namun bak tertimpa durian runtuh, Wahyu mendadak menjadi seorang miliarder.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Imsyakiyah Solo dan Sekitarnya Hari Kedua Puasa 2 Ramadhan 1442 Hijriyah
Dilansir dari TribunJateng.com, satpam pabik ini akan menjadi milyader baru di Kabupaten Klaten lantaran mendapat ganti rugi karena lahan miliknya terdampak proyek Tol Solo-Jogja.
Jumlahnya tidak sedikit, mencapai Rp 2,5 miliar.
Wahyu mengatakan, sawah milik keluarganya yang terdampak proyek tol sekitar 2.283 meter persegi.
"Syukur dapat rejeki nomplok," kata dia, Jumat (19/3/2021).
"Saya bekerja sebagai buruh pabrik garmen," ungkap Wahyu saat ditemui di kediamannya.
Dia mengatakan, uang ganti rugi sawah miliknya akan dibelikan sawah lagi.
"Nanti lainnya akan disimpan lagi kalau ada keperluan mendesak," jelas dia.
Sebelumnya, warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten bakal mendapatkan ganti rugi proyek tol Solo - Jogja sampai ratusan juta rupiah.
Bila uang tersebut cair, warga sudah merencanakan naik haji sampai membeli sawah.
Seperti Mulyana (52) warga yang sawahnya terdampak proyek tol.
Dia mengatakan, uang ganti rugi sawah miliknya diperkirakan mencapai Rp 724 Juta.
Nantinya, bila uang itu sudah cair akan digunakan untuk naik haji, sementara sisanya untuk menyekolahkan anak.
"Sawah saya ikut terdampak Tol Solo-Jogja sekitar 1.103 meter persegi dari total sawah saya sekitar 1.800 meter persegi," ucap Mulyana, Selasa (16/3/2021).
Mulyana mengatakan, sawahnya ditawar sekitar 600 ribu per meter, sudah lebih tinggi dari harga pasaran saat ini.
"Harga tawar disini lebih tinggi dibanding harga nila jual objek pajak (NJOP) Rp 250 ribu per meter, saya setuju dengan penetapan harga tersebut," ujar Mulyana.
"Nanti mau saya pakai naik haji sama istri dan 4 anak saya," papar dia.
Bahkan, untuk mengurus ganti rugi tanahnya tersebut, dia sampai mengambil cuti kerja dari kantornya di Bekasi.
Sementara, warga lainnya, Sartono (49) akan menggunakan uang yang dia dapat untuk membeli sawah lagi.
"Tanah saya dihargai Rp 710 Juta, saya kalau dapat, beli tanah di sini lagi, kalau tidak di desa tetangga," kata dia.