Suar.ID -Bingung hidupi ketiga anaknya seorang diri, seorang janda nekat menjual narkotika jenis sabu-sabu.
Tak cuma itu, janda muda ini pun juga menawarkan layanan plus-plus pada pelaggannya.
Dilansir Surya.co.id, janda berusia 31 tahun asal kabupaten Blitar, Jawa Timur ini harus menghidupi ketiga anaknya seorang diri.
Sang janda yang diketahui berinisial NL yang merupakan warga Desa ngeni, Kecamatan Wonotirto ini sebenarnya memiliki pekerjaan sebagai pelayan di sebuah warung kopi.
Warung kopi ini terletak di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
NL ini mengaku nekat melakukan pekerjaan terlarang gegara ekonomi yang menghimpitnya.
Pekerjaan sebagai pelayan kopi pun akhirnya tak mencukupi.
Ia pun akhirnya menjual sabu-sabu pada pria hidung belang yang menjadi pelanggan warung kopinya.
Tak cuma menjualsabu-sabu, NL ini juga memberi layanan plus-plus dengan satu paket sabu-sabu.
Dari informasi yang didapatkan, para bandar sabu-sabu selain memanfaatkan jaringan perempuan, mereka juga menggunakan pancingan aghar si pengedar bisa memberikan pelayanan plus-plus.
Ini artinya, si pembeli ini dimanjakan karena bukan cuma bisa membeli barang namun juga mendapatkan pelayanan plus-plus dari si perempuan.
Selanjutnya, soal tarif sendiri bisa lebih murah karena bisa satu paket dengan pembelian sabu-sabu.
Lewat cara seperti inilah, bisa dipastikan pengedar sabu-sabu bisa kian marak.
Karena para pemakai ini bisa mendapatkan pelayanan satu paket.
Pada Minggu (4/4/2021) siang, Petugas Satkoba Polres Blitar ini berhasil mengungkap modus penjualan sabu-sabu dengan pelayanan plus-plus ini.
Petugas pun berhasil mengamankan janda beranak 3, NL (31) yang merupakan warga Desa Ngeni, Kecamatan Wonotirto.
Sang janda ditangkap di Pasar atau depan kantor Dispenduk Capil Kabupaten Blitar.
"Kami mengamankan barang 0,5 gram atau senilai Rp 700 ribu, dari si perempuan itu.
"Barang itu disembunyikan di tas kecil, yang dicangklongnya.
"Sepertinya, ia mau transaksi namun keburu kami endus," kata AKBP Leonard M Sinambela, Kapolres Blitar.
Menurutnyam penangkapan janda muda ini berawal dari petugas mengembangkan kasus sebelumnya.
Sebelumnya, petugas mengamankan seseorang dan mengaku mendapatkan barang dari NL.
Petugas pun akhirnya mencari siapakah NL ini.
Namun saat sudah diketahui identitasnya, petugas pun langsung mencarinya.
Sayang ia jarang di rumah karena memang lebih sering berada di Tulungagung.
Sebab, ia bekerja di sebuah warung kopi sehingga jarang pulang.
"Kami masih mengembangkan siapa jaringan atau pemasoknya. Sebab, ia tak mungkin main sendiri, namun jadi jaringan pengedar," ungkapnya.
Menurut pengakuan NL sendiri, ia pun mengaku kalau dirinya nekat melakukan hal ini karena kepepet.
Ia pun menampik kalau dirinya biasa dipakk saat menjual sabu-sabu.
Yang terpenting baginya adalahsi pria hidung belang ini mau beli sabu maka ia siap memberikan bonus.
"Ya, buat tambahan karena saya itu ngopeni (membesarkan) tiga anak.
"Dari mana, biayanya, wong saya ini single parent dan hanya bekerja sebagai pelayan di warung kopi (di Tulungagung)," akunya sambil matanya sembab.
NL sendiri sebenarnya sadar kalau keuntungan yang didapat ini tak seberapa dibanding dengan resikonya.
Karena ia cuma mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200 ribu per 0,5 gram sabu yang berhasil dijualnya.
"Saya menyesal kalau sudah begini karena saya akhirnya jadi berpisah dengan anak-anak saya," pungkasnya