Suar.ID -Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru saja memfatwa sebuah kelompok di Pandeglang, Banten, sebagai aliran sesat.
Aliran itu bernama Ajaran Hakekok.
Dan belakangan ini aliran yang berbasis di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten, itu sedang ramai diperbincangkan.
Aliran tersebut menjanjikan 16 pengikutnya kaya raya dengan mandi telanjang bersama.
MUI bilang,ajaran yang diikuti belasan orang yang terdiri dari delapan pria, lima wanita, dan tiga anak-anak itu menyimpang.
Kita pun bertanya-tanya, apa sebenarnya ajaran Hakekok?
Sekadar informasi, ajaran Hakekok yang ada diKecamatan Cigeulis, Pandeglang, dipimpin oleh seorang pria bernama Arya asal Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.
Arya, seperti dilaporkan Tribunnews.com,melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.
Konon katanya, ajaran inisudah terdeteksi sejak bertahun-tahun lalu di Desa Karangbolong.
"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata Ketua MUI Pandeglang, Hamdi Ma'ani, Jumat (12/3).
Para pengikut ajaran Hakekok menggelar ritual mandi bersama dengan maksud untuk menyucikan.
Dilaporkan Kompas.com, Arya mengaku ajaran itu melakukan komitmen dengan Imam Mahdi dam dijanjikan kaya raya.
Namun setelah menunggu bertahun-tahun janji tersebut tidak kunjung terkabul.
"Akhirnya setelah melakukan rajaban kemarin, mereka memutuskan untuk menyucikan diri, bebersih, dan bubar," kata Hamdi.
Para pengikut ajaran ini tinggal di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.
Butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tersebut.
Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.
Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.
Perkampungan tersebut terbilang sepi. Jarak antar rumah sekitar 300 meter.
Dari pengakuan warga sekitar, Arya terbilang sosok yang tertutup dan sangat jarang keluar rumah, bahkan bertegur sapa dengan warga.
Dia juga tidak pernah mengikuti acara pengajian rutin yang dilakukan oleh warga sekitar.
Menurut laporan terbaru, Arya dan 15 pengikutnya telah diamankan oleh pihak kepolisian.
Adapun Arya, pimpinan kelompok tersebut mengakui kesalahannya dan ingin tobat.
Sebanyak 16 Orang tersebut akan dibawa ke rumah singgah sembari dilakukan pembinaan.
"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing, dan dibina. Pengen tobat," kata Hamdi.