Suar.ID -Saat mendiang Presiden Soeharto meninggal dunia pada Januari 2008 lalu, Mayangsari nekat datang ke rumah Keluarga Cendana.
Tak sendirian, Bambang Trihatmodjo danKhirani Siti Hartina Trihatmodjo juga turut serta.
Apalagi, menurut Mayangsari,Khirani Siti Hartina Trihatmodjo belum pernah melihat wajah kakeknya secara langsung.
Tapi sesampainya di sana, Mayangsari dikabarkan menerima pengusiran dari anggota Keluarga Cendana lainnya.
Seperti dilaporkan Tabloid Nova, sebagai menantu Mayangsari tentu saja ingin memanjatkan doa terakhirnya kepada mendiang Presiden Soeharto.
Seperti disinggung di awal, sang putri juga belum pernha melihat kakeknya secara langsung.
Inilah yang mungkinmembuat Mayangsari memberanikan diri pergi ke rumah keluarga Cendana.
Dalam rekaman kamera media elektronik yang beredar, Mayangsari terlihat duduk sambil menundukan muka di depan jenazah mendiang Presiden Soeharto.
Sementara di sampingnya Khirani Siti Hartina Trihatmodjo duduk dipangku bapaknya, Bambang Trihatmodjo.
Di balik peristiwa sensasional itu muncul cerita, bahwa kedatangan Mayangsari tak dikehendaki dua putri Soeharto, Titiek dan Mamiek.
Dengan terang-terangan, mereka pun langsung mengusir Mayangsari.
Menurut seorang saksi mata yang meminta identitasnya dirahasiakan, Mayangsari datang ke rumah mantan orang nomor satu di Indonesia itu sekitar pukul 22.00.
Saat itu doa-doa untuk almarhum masih berlangsung dengan khusyuk.
Di depan jenazah masih bersimpuh Tommy, Titiek dan Mamiek, sementara Tutut dan Sigit sedang melakukan aktivitas lain.
Begitu pula dengan Halimah, (mantan) istri Bambang, yang sedang makan malam, tak jauh dari rumah duka.
Tanpa diduga, di antara pelayat yang terus berdatangan terlihat Mayangsari bersama Bambang Trihatmodjo.
Kehadiran Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.
Kedua saudara Bambang Trihatmodjo itu langsung berdiri dan mendatangi Mayangsari.
Mereka meminta Mayangsari agar segera keluar dari rumah itu.
"'Pergi dari sini!' kata Mamiek setengah membentak," cerita saksi mata yang dekat dengan Keluarga Cendana itu.
Melihat reaksi tersebut, Bambang Trihatmodjo turun tangan dan sempat terjadi perdebatan.
Bambang Trihatmodjo pun berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan Mayangsari untuk bersimpuh di sisi jenazah Soeharto.
"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menit saja," lanjut si sumber.
Meski insiden itu terjadi singkat, ribut-ribut itu langsung diketahui Halimah setelah seseorang memberi tahunya lewat telepon.
Apa reaksi Halimah?
"Dia cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak."
Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuju Solo tempat Pak Harto dimakamkan, Halimah bungkam dan tak mau menyinggung kedatangan Mayangsari bersama Bambang dan anaknya.
"Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut. Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah."
Untunglah, saat pemakaman seluruh keluarga besar Soeharto meninggalkan semua persoalan mereka dan bahu-membahu untuk mengantar Soeharto terakhir kalinya.