Kepala Desa Tanggapi Pernyataan Kepala Sekolah yang Pecat Guru Honorer di Sulawesi Selatan: Guru PNS Jarang Masuk Mengajar

Selasa, 16 Februari 2021 | 19:00
Tribun Kaltim

Ilustrasi: Terlanjur Viral Video Guru Honorer 'Teriris' Saat Ditanya Siswinya Soal Gaji, Begini Kronologinya

Suar.ID - Guru honorer bernama Harvina mendapatkan banyak sorotan belakangan ini.

Melansir Kompas TV, Harvina mengajar di SDN 169 Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Hervina yang sudah mengabdi menjadi seorang guru selama 16 tahun itu dipecat gara-gara mengunggah rincian gajinya di media sosial.

Sebagai informasi, Harvina menuliskan rincian gajinya di sehelai kertas.

Baca Juga: Padahal Sudah 16 Tahun Mengabdi, Guru Honorer ini Malah Terpaksa Telan Pil Pahit Usai Diberhentikan Gegara Posting RIncian Gajinya Sebesar Rp 700 Ribu Dibayar Setelah 4 Bulan, Kepala Sekolah Malah Suruh Cari Sekolah Lain dengan Honor Tinggi!

Ia menulis rincian pembagian gajinya yang diperoleh selama 4 bulan sebesar Rp700 ribu atau Rp175 ribu per bulan.

Terkait hal itu, Harvina akhirnya buka suara.

Mengutip pemberitaan Kompas.com, Harvina mengunggah rincian gajinya sebesar Rp 700.000 di media sosial karena perasaan gembira.

"Saya sangat gembira karena baru menerima gaji (rapel) sejak empat bulan lalu, kemudian saya posting ke media sosial," kata guru yang mengajar di SD Negeri 169 Sadar, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: Viral Guru Honorer Nikahi Murid SMA, Wanita Ini Sebut Suaminya Mirip Artis Stefan William

Beberapa jam kemudian, Hervina terkejut ketika menerima pesan singkat dari Jumarrang, suami ibu kepala sekolah.

Pesan singkat itu berisi pemecatan dirinya.

"Mulai sekarang kamu berhenti mengajar, cari saja sekolah lain yang bisa gaji kamu lebih banyak," cerita Hervina.

Penjelasan sekolah

Sementara itu, Kepala SD Negeri 169 Sadar, Hamsinah, menjelaskan, pemecatan Hervina bukan karena postingan gaji di media sosial.

Namun, menurut Hamsinah, di sekolahnya sudah banyak tenaga pengajar.

"Tidak ada hubungannya pemecatan ini dengan postingan di media sosial. Saat ini sudah ada dua orang CPNS (calon pegawai negeri sipil) yang baru masuk mengajar, jadi kuota tenaga pengajar sudah lebih," ucap Hamsinah.

Sementara itu, Kepala Desa Sadar Andi Sudi Alam menjelaskan, dirinya tak sepakat dengan Hamsinah.

Menurutnya, jumlah tenaga pengajar di desanya sangat kurang.

Bahkan, katan Andi, dinas pendidikan melihat desanya selama ini kekurangan guru.

Baca Juga: Kejahatannya Terungkap di Bulan Suci Ramadan, Oknum Guru MTs di Cianjur Ini Ketahuan Hobi Mencabuli Siswanya Sendiri sambil Berdalih sedang Melakukan Hal-hal Bermanfaat Ini!

"Di desa saya ada dua sekolah dan guru PNS (pegawai negeri sipil) hanya empat orang, jadi selebihnya adalah guru honorer dan pengalaman kami selama ini guru honorer adalah ujung tombak pendidikan. Sebab, guru PNS jarang masuk mengajar karena desa ini adalah desa terpencil," kata Andi Sudi Alam kepada sejumlah awak media.

Diperjuangkan Dinas Pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Andi Syamsiar menjelaskan, Harvina telah diundang ke Gedung Dewan Perwakilam Rakyat Daerah (DPRD) Bone untuk mengadukan nasib yang menimpanya.

"Kami selaku pimpinan akan mencarikan solusi dan akan mempertemukan kedua pihak," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Andi Syamsiar.

Editor : Adrie Saputra

Sumber : Kompas.com, Kompas.tv

Baca Lainnya