Suar.ID -Presiden Amerika Serikat yang baru, Joe Biden, terbilang juga cukup keras menghadapi China, bahkan disebut lebih "ganas" dari Donal Trump.
Bahkan baginya kemungkinan perang akan terjadi.
Amerika Serikat (AS) disebut tidak akan ragu gunakan kekerasan jika perlu.
Perlu di sini adalah jika China berani merebut keamanan rakyat dan sekutu-sekutu AS.
"Sebagai panglima tertinggi Anda, saya tidak akan pernah ragu menggunakan kekerasan untuk membela kepentingan vital rakyat Amerika, dan sekutu kami di seluruh dunia, bila perlu," tegas Biden dalam kunjungannya ke Pentagon.
"Misi yang sangat diperlukan dari Departemen Pertahanan adalah untuk mencegah agresi dari musuh kita, dan, jika diperlukan, untuk berperang dan memenangkan perang untuk menjaga keamanan Amerika," katanya.
Meski begitu, Biden mengatakan, penggunaan kekerasan harus selalu menjadi pilihan terakhir.
"Saya percaya, kekuatan harus menjadi alat pilihan terakhir, bukan yang pertama," ujar dia, seperti dikutip Yonhap.
Kunjungan Biden ke Pentagon yang pertama sejak ia menjabat sebagai Presiden AS.
Itu juga menandai perjalanan keduanya ke departemen pemerintah setelah lawatan ke Departemen Luar Negeri pekan lalu.
Hadapi tantangan dari China
Saat kunjungan ke Departemen Luar Negeri, Biden menekankan pentingnya menemukan kesamaan.
Ia menyebutkan, diplomasi menjadi inti dari semua yang Amerika Serikat lakukan.
Dan, dia pun meminta pejabat pertahanan untuk membantu memastikan keberhasilan diplomasi tersebut.
"Saya juga tahu bahwa Anda adalah pusat dari pekerjaan diplomasi kami, tidak hanya sebagai penjamin utama keamanan kami, tetapi juga sebagai diplomat Anda sendiri," kata Biden.
Kunjungan ke Pentagon juga ia lakukan ketika AS melakukan peninjauan postur pertahanan yang bisa menyebabkan pergeseran jumlah pasukan Amerika di luar negeri.
Biden menyatakan, selain tinjauan postur global yang sedang berlangsung, Departemen Pertahanan telah meluncurkan satuan tugas untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang AS perlukan untuk menghadapi tantangan yang China timbulkan.
"Gugus tugas akan bekerja dengan cepat, untuk memberikan rekomendasi dalam beberapa bulan ke depan kepada Menteri (Pertahanan Lloyd) Austin tentang prioritas utama dan poin keputusan, sehingga kita bisa memetakan jalur yang kuat ke depan pada masalah terkait China," ungkapnya.