Suar.ID - Kombes PolDr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F yang merupakan dokter Forensik RS Polri Kramat Jati, mengungkapkan kisahnya soal upaya identifikasi korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Untuk diketahui, ada 62 orang penumpang hingga awak pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menjadi korban.
Tragedi ini terjadi di perairan Kepulauan Seribu pada tanggal 9 Januari 2021 lalu.
Bedasarkan informasi terakhir pada sebanyak 58 korban sudah berhasil diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri.
Sementara itu, 4 korban hingga saat ini jasadnya belum terindentifikasi.
"Yang belum teridentifikasi, pertama atas nama Arkana Nadhif Wahyudi (7 bulan), kedua Razanah (57), ketiga Dania (2), dan terakhir Panca Widia Nursanti (46)," kata Karopenmas Polri Brigjen Rusdi Hartono di RS Polri Kramat Jati, Jumat (29/1/2021).
Sementara itu, dibalik proses identifikasi yang dilakukan oleh Tim DVI Mabes Polri, Ahli Forensik RS Polri Kramat Jati yang turut melakukan identifikasi mengungkap sebuah temuan.
Ia bersama tim melakukan identifikasi dari body part atau potongan tubuh yang berhasil dievakusai tim SAR dari perairan Kepulauan Seribu.
Kombes Pol. Dr.dr. Sumy Hastry Purwanti, Sp.F mengatakan, pengalaman yang masih diingatnya ketika dirinya menemukan potongan tubuh korban Sriwijaya Air SJ 182.
Menurutnya, saat proses identifikasi ia menemukan bagian body part berupa jari yang masih menempel cincin.
"Kemarin saya dapat tuh cincin kawin kuning, tapi gak ada namanya, di jari aja.
"Itu yang kita kejar, ukurannya, mungkin ada bukti pembeliannya," ungkap dalam Youtube Denny Darko seperti dikutip TribunnewsBogor.com, Kamis (4/2/2021)
Ia mengatakan, data yang didapat dari data post mortem ia cocokan dengan ante mortem yang diambil dari pihak keluarga.
Hingga kini memang belum diketahui siapa pemilik dari cincin kawin tersebut.
dr Sumy menerangkan, apa pun temuan yang ada bisa menjadi petunjuk identifikasi.
Selain itu, Denny Darko sempat bertanya kepada dr Sumy apakah pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ini terjadi secara cepat hingga membuat kondisi korban ditemukan dalam kondisi tak utuh.
"Dilihat dari serpihan dan body parts, itu kecepatannya luar biasa.
"Berarti bener-bener crash lewat hantaman air," terangnya.
dr Sumy juga menjelaskan kalau menurutnya para korban tak merasakan sakit karena kejadian tabrakannya terjadi sangat cepat.
"Feeling saya dari pemeriksaan ini semua, mereka tak merasakan apa-apa. gak ada rasa sakit.
"Dengan kecepatan tinggi tak ada rasa, langsung meninggal. Saya pikir khusnul khotimah mereka semua karena tak merasakan sakit," ucap dr Sumy.