Anak Babi Disuntik Virus Covid-19 hingga Dijadikan Makanan Kawanannya, Terungkap Misinya yang Sempat Bikin Geleng-geleng Kepala

Kamis, 04 Februari 2021 | 08:00
Pixabay

Anak Babi disuntik Virus Covid-19 dan dimakan babi lainnya, apa tujuannya?

Suar.ID - Beberapa waktu lalu,Ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus covid-19, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya, apa tujuannya?

Tidak diragukan lagi virus corona adalah salah satu penyakit paling menular saat ini.

Dengan tingkat penularaannya yang tinggi menyebabkan virus ini dengan cepat menyebar hingga ke seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Beragam penelitian dilakukan untuk mengamati virus ini termasuk penelitian yang cukup ekstrem ini.

Menyadur Daily Star, Ilmuwan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona, kemudian menggilingnya untuk dijadikan makanan babi lainnya.

Baca Juga: Dihina kalau Meninggal jadi Babi, Ramisah: Emak Tidak Mau Kutuk Anak dan Maafkan Mereka Berdua

Lantas apa tujuannya melakukan penelitian itu?

Menurut laporan, penelitian yang diterbitkan oleh Institute Virology Wuhan tersebut dilakukan ilmuwan untuk menyelidiki penularan lintas spesies virus corona.

Dengan menyuntikkan anak babi berusia 3 tahun dengan virus corona dan menjadikannya makanan untuk babi lainnya.

Penelitian ini dilakukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China.

Baca Juga: Dijebloskan ke Kurungan Babi Lalu Diceburkan ke Sungai Usai Dibuat Bonyok, Nasib Tragis Pria yang Diduga Berbuat Mesum

Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan:

"Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."

Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.

Namun, beberapa meyakini bahwa virus itu sebenarnya adalah buatan dan lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Baca Juga: Gegara Makan Makanan ini, Remaja ini Malah Berakhir Tewas Mengenaskan dengan Otak Digerogoti Ratusan Cacing Pita, Kok Bisa?

DiwartakanDaily Mail, pemerintah Inggris tak bisa mengabaikan tuduhan tentang virus yang lolos dari laboratorium.

Meskipun pada kenyataanya China berulang kali menyangkal tuduhan itu.

Sementara mereka mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran virus terjadi di laboratorium China.

Laboratorium yang meneliti virus corona itu dibuat pada 2002 dan 2003 setelah wabah SARS muncul.

Baca Juga: Sumbang 50 Persen Populasi Babi di Bumi, China Harus Rela Memusnahkan Puluhan Ribu Babi demi Hal Ini

Pakar keamanan hayati AS Profesor Richard Ebright dari Institute Mikrobiologi Warksman Universitas Rutgers, New Jersey, AS mengatakan bahwa jika virus itu tidak diciptakan di laboratorium, virus itu bisa lolos dariasalnya ketika dianalisis.

Dia mengatakan, "pengumpulan virus, kultur, isolasi atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar pekerja laboratorium dan masyarakat."

Tetapi, banyak ilmuwan mengatakan mereka tidak percaya virus tersebut berasal dari laboratorium karena tidak ada bukti.

Namun, sebuah penelitian yang menyoroti virus corona mengatakan 13 dari 41 orang pertama yang terinfeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar yang diduga sebagai sumber virus.

Baca Juga: Hindari Kelakuan Pedagang Nakal, Ternyata Begini Cara Membedakan Krupuk Kulit Sapi dan Babi, Mudah Loh!

Dr Cao Bin mengatakan, "Tampaknya jelas bahwa pasar hewan di Wuhan bukan satu-satunya asal virus tersebut."

Sementara itu, hingga kini China belum menemukan dan belum mengungkapkan dari mana asal mula virus itu.

Mereka hanya melaporkan bahwa sumber utamanya adalah kelelawar.

Bahkan, mereka sudah melakukaneksperimenvirus corona di kelelawar sejak 2011 dan diterbitkan pada 2017 silam sebelum menjadi wabah menular ke seluruh dunia.

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Daily Star, Daily Mail