Suar.ID -Baru-baru ini viral penampakan yang diduga sebagai Lintang Kemukus di Tuban, Jawa Timur.
Hal tersebutdiketahui dalam unggahan akun Instagram @undercover.id, Minggu (11/10/2020).
Unggahan itu memperlihatkan foto-foto sebuah benda langit berwarna oranye.
Baca Juga: Viral! Wonosobo Dihebohkan dengan Penampakan Awan yang Tak Biasa, BMKG Turun Tangan
"Orang Jawa menyebutnya Lintang Kemukus, bukan Roni.
Konon katanya pertanda akan ada peristiwa besar," tulis akun tersebut.
Pengertian Lintang Kemukus
Komet atau bintang berekor atau lintang kemukus adalah benda langit yang berupa kumpulan debu dan kerikil bercampur es membentuk gumpalan berpori mirip batu apung berkerapatan rendah.
Seringkali kerapatannya lebih kecil dari air, sehingga secara teknis bisa mengapung di lautan asal diletakkan dengan hati–hati.
Komet Atlas menghabiskan sebagian besar waktunya di tepian tata surya, sehingga suhu dingin membuatnya strukturnya tetap kaku.
Namun jika beringsut mendekati Matahari, panas menyebabkan komponen esnya mulai menyublim terutama yang berada di kerak dan subkeraknya.
Sublimasi membentuk cebakan–cebakan gas yang umumnya mengandung uap air, karbon monoksida dan sianogen dengan tekanan terus meningkat.
Pada satu titik, tekanannya melampaui kekuatan struktur penyungkupnya sehingga mulai terjadi perekahan.
Gas–gas itu pun lepas ke angkasa lewat rekahan–rekahan dalam kejadian mirip letusan gunung berapi.
Semburan gas menyeret partikel–partikel debu, pasir dan kerikil ke angkasa dan membentuk struktur ekor komet yang persis berimpit dengan lintasan komet, melansir dari Kompas.com.
Mitos Lintang Kemukus
Lintang kemukus dianggap sebagian masyarakat Jawa sebagai pertanda akan datangnya suatu bencana, kerusuhan, kekacauan, perang, kelaparan, kematian, atau wabah penyakit.
Keyakinan itu tetap bertahan hingga kini dan diteruskan secara turun temurun sehingga diyakini kebenaranya oleh sebagian orang jawa.
Dalambuku "Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu" karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya, menurut sebagian orang jawa, secara umum penampakan komet membawa hal yang kurang baik, kecuali apabila komet tersebut muncul di arah barat.
Melansir dari Kompas.ID, dalam perjalanan bangsa Indonesia dan peristiwa langit yang pernah terjadi, setidaknya ada dua peristiwa besar di Indonesia pasca-kemerdekaan yang dikaitkan dengan kehadiran komet atau lintang kemukus ini.
Pertama adalah tragedi G30S/PKI yang dikaitkan dengan komet Ikeya-Seki (C/1965 S1) yang terlihat sejak pertengahan September 1965.
Kedua adalah meninggalnya proklamator Indonesia Soekarno yang dihubungkan dengan munculnya komet Bennett (C/1969 Y1), mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 26 Maret 1970, tiga bulan sebelum meninggalnya Soekarno yang juga sebagai penanda transisi dari Orde Lama ke Orde Baru.
Penjelasan LAPAN
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, membantah adanya Lintang Kemukus atau komet di Tuban.
"Tidak ada lintang kemukus yang terlihat terang saat ini," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (11/10/2020).
"Kalau ada, itu terlihat secara global di banyak tempat," lanjut Thomas.
Ia menambahkan, benda langit dalam foto yang beredar tersebut juga bukan sebuah meteor besar.
"Gambar-gambar yang beredar juga bukan meteor besar atau fireball," jelas dia.
"Itu tampaknya bukan fenomena astronomis, saya tidak tahu objek itu," ungkapnya.
Thomas menegaskan, beredarnya foto benda langit di media sosial itu bukan sebuah komet.
Dirinya juga tak bisa mengatakan itu sebagai pertanda atas kondisi tertentu.
"Yang jelas itu bukan komet, saya tidak tahu hal yang sesungguhnya, itu bukan fenomena astronomis," terangnya.