Suar.ID - Belakangan ini, sosok Najwa Shihab tengah ramai diperbincangkan publik.
Beberapa waktu lalu, Najwa Shihab menunjukkan aksinya mewawancarai kursi kosong yang harusnya di duduki oleh Menkes Terawan.
Ya, kala itu Najwa Shihab berniat untuk mengundang Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto ke program yang ia pandu, Mata Najwa.
Rencananya Terawan akan diwawancari Najwa seputar penanganan covid-19.
Namun sayang, undangan diskusi yang telah ia kirimkan berkali-kali tak kunjung mendapat jawaban.
Tak kehabisan cara, putri Muhammad Quraish Shihab tersebut baru-baru ini akhirnya memberikan undangan terbuka kepada sang menteri.
Najwa bahkan sampai melakukan aksi dengan mewawancarai kursi kosong seolah menyindir sang menteri yang belum juga menjawab undangannya.
Kini, Najwa Shihab akan dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Tim Relawan Jokowi Bersatu.
Laporan ini terkait dengan wawancara presenter Mata Najwa itu dengan kursi kosong yang dianggap ada sosok Menkes Terawan Agus Putranto
Melansir dari Tribun Kaltim, Ketua Tim Relawan Jokowi Bersatu Silvia Devi Soembarto saat dihubungi Warta Kota, Senin (5/10/2020) sore membenarkan pihaknya akan melaprkan Najwa ke Polda Metro Jaya terkait wawancara kursi kosong yang dilakukannnya.
"Pelaporan akan kami lakukan, karena secara tidak langsung Najwa Shihab sudah mendiskreditkan Presiden Jokowi melalui pembantunya Menteri Kesehatan Terawan," kata Silvia, Senin (5/10/2020).
Menanggapi dirinya dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Najwa Shihab nampaknya langsung turun tangan menanggapi hal tersebut.
Bahkan, ia belum mengetahui kenapa dirinya bisa dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
Hal itu diungkapkan Najwa Shihab melalui akun Instagram pribadinya @najwashihab, Selasa (6/10/2020).
Najwa Shihab juga tampak membagikan judul berita terkait pelaporan dirinya ke Polda Metro Jaya.
Dalam judul artikel tersebut mengatakan bahwa Najwa Shihab dilaporkan oleh Relawan Jokowi tetapi ditolak oleh Polda Metro Jaya.
"Relawan Jokowi Ingin Laporkan Najwa Shihab ke Polisi, tapi Ditolak Polda Metro," judul artikel yang dibagikan Najwa Shihab.
Pada keterangan foto, Najwa Shihab mengatakan baru mengetahui pelaporannnya melalui teman-teman media.
Bahkan, ia belum mengetahui secara persis mengapa dirinya bisa dilaporkan ke Polda Metro Jaya.
"Saya baru mengetahui soal pelaporan ini dari teman-teman media. Saya belum tahu persis apa dasar pelaporan termasuk pasal yang dituduhkan," tulis Najwa Shihab.
Najwa mengaku sudah mendengar bahwa laporan tersebut ditolak dan aparat kepolisian menyarankan pelapor membawa perkara laporannya ke Dewan Pers.
Kendati demikian, ia mengaku siap jika sewaktu-waktu diperlukan untuk dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
"Saya dengar pihak Polda Metro Jaya menolak laporan tersebut dan meminta pelapor membawa persoalan ini ke Dewan Pers,"
"Jika memang ada keperluan pemeriksaan, tentu saya siap memberikan keterangan di institusi resmi yang mempunyai kewenangan untuk itu," sambungnya.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa video tersebut dibuat hanya untuk mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi Covid-19. Namun, ia tidak mengharuskan pejabat, dalam hal ini Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, untuk memberi penjelasan di acara 'Mata Najwa'.
"Tayangan kursi kosong diniatkan mengundang pejabat publik menjelaskan kebijakan-kebijakannya terkait penanganan pandemi. Penjelasan itu tidak harus di Mata Najwa, bisa di mana pun"
"Namun, kemunculan Menteri Kesehatan memang minim dari pers sejak pandemi kian meningkat, bukan hanya di Mata Najwa saja. Dan dari waktu ke waktu, makin banyak pihak yang bertanya ihwal kehadiran dan proporsi Manteri Kesehatan dalam soal penanganan pandemi," terang Najwa.
Sehingga faktor-faktor itu yang mendorong Najwa Shihab untuk membuat aksi semacam itu.
Bahkan, ia tampak memberikan saran untuk pemerintah agar menyediakan ruang diskusi dan mengawasi kebijakan publik.
"Faktor-faktor itulah yang mendorong saya membuat tayangan yang muncul di kanal Youtube dan media sosial Narasi. Media massa perlu menyediakan ruang untuk mendiskusikan dan mengawasi kebijakan-kebijakan publik"
"Pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan juga berasal dari publik, baik para ahli/lembaga yang sejak awal concern dengan penanganan pandemi maupun warga biasa. Itu semua adalah usaha memerankan fungsi media sesuai UU Pers," ungkap Najwa Shihab.
Menurutnya, aksi monolognya dengan kursi kosong itu memang baru pertama kali terjadi di Indonesia.
Akan tetapi, aksi seperti itu sudah lazim dilakukan di negara dengan sejarah kemerdekaan pers yang panjang.
"Di Amerika sudah dilakukan bahkan sejak tahun 2012, di antaranya oleh Piers Morgan di CNN dan Lawrence O’Donnell di MSNBC’s dalam program Last Word," tuturnya.
"Pada 2019 lalu di Inggris, Andrew Neil, wartawan BBC, juga menghadirkan kursi kosong yang sedianya diisi Boris Johnson, calon Perdana Menteri Inggris, yang kerap menolak undangan BBC," ucap Najwa Shihab.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul: Aksinya Wawancara Kursi Kosong untuk Sindir Menkes Terawan Berujung Laporan ke Polda Metro Jaya, Najwa Shihab Ngaku Tak Habis Pikir: Saya Belum Tahu Persis Apa Dasar Pelaporan!