Cerita di Balik Dialog 'Kursi Kosong' Najwa Shihab hingga Nama Menteri Kesehatan Terawan jadi Sorotan: Hampir Tiap Minggu Kami Undang Pak Menkes

Rabu, 30 September 2020 | 10:30
Kolase Tribunnews

Nama Menkes Terawan viral usai wawancara bangku kosong Najwa Shihab

Suar.ID - Nama Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto menghiasi trending topic di Twitter pada Selasa (29/9/2020).

Tak hanya itu, publik pun disuguhi dialog jurnalis Najwa Shihab dengan kursi kosong karena sang menteri tak hadir di sana.

Ada apa dengan Terawan sampai sang presenter pun harus berdialog dengan kursi kosong? Najwa Shibab meamaparkan kisah di baliknya.

Baca Juga: Ayah Lesti Kejora Mengaku Dibully usai tak Ingin Bahas Soal Rizky Billar: Ya Allah, Saya juga Punya Privasi!

Presenter Najwa Shihab mewawancarai 'kursi kosong' sebagai bentuk absennya Menteri Kesehatan Terawan dari muka publik.

Undangan Dikirim Setiap Minggu, Jawabannya MengecewakanMengapa sampai kursi kosong yang diwawancara? Najwa Shihab punya kisahnya.

Najwa Shibab mengaku, pihaknya telah berulang kali mengirimkan undangan wawancara kepada Menteri Kesehatan RI Terawan dalam acara yang ia pandu "Mata Najwa".

Bahkan, hampir setiap minggu undangan dikirimkan kepada mantan kepala RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta itu.

"Hampir tiap minggu kami mengundang Pak Menkes, di setiap episode pandemi," ujar Najwa saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (29/9/2020).

Baca Juga: Rela Tinggalkan Negaranya, Laki-laki Ukraina Ini Bongkar 10 Alasan Kenapa banyak Pria Bule suka Wanita Indonesia

Namun, jawaban dari pihak menteri kesehatan tidak sesuai harapan.

"Terkadang undangan itu direspon, terkadang juga tidak ada respon," ungkapnya.

Ia melanjutkan, pernah dijawab dan memberi alasan tidak bisa hadir namun saat diminta jadwal wawancara ulang, kembali pihaknya tak mendapat respons

"Pernah menjawab bahwa tidak bisa karena jadwal, dan kemudian kami selalu menawarkan agar wawancara diatur menyesuaikan waktu dengan agenda Pak Terawan," lanjutnya.

Alasan Mengundang dan Jawaban Najwa Jika Dianggap PolitisNajwa memaparkan, ada sejumlah alasan mengapa diperlukan kehadiran pejabat negara untuk menjelaskan kebijakan yang berimbas kepada publik.

"Mengundang dan atau meminta pejabat untuk menjelaskan kebijakan yang diambilnya adalah tindakan normal di alam demokrasi. Jika tindakan itu dianggap politis, penjelasannya tidak terlalu sulit," ungkapnya.

Pertama, jika “politik” diterjemahkan sebagai adanya motif dalam tindakan, maka undangan untuk Menkes Terawan memang politis.

Baca Juga: Ahok Dinilai tak Cocok jadi Pejabat Publik usai Bongkar Aib BUMN, M Qodari: Kita Punya Bom Waktu

Namun tak selalu yang politik terkait dengan partai atau distribusi kekuasaan. Politik juga berkait dengan bagaimana kekuasaan berdampak kepada publik.

"Kami tentu punya posisi berbeda dengan partai karena fungsi media salah satunya mengawal agar proses politik berpihak kepada kepentingan publik," tutur Najwa.

Kedua, setiap pengambilan kebijakan diasumsikan adalah solusi atas problem kepublikan. Siapa pun bisa mengusulkan solusi, namun agar bisa berdampak ia mesti diambil sebagai kebijakan oleh pejabat yang berwenang, dan mereka pula yang punya kekuasaan mengeksekusinya. Menteri adalah eksekutif tertinggi setelah presiden, dialah yang menentukan solusi mana yang diambil sekaligus ia pula yang mengeksekusinya.

Ketiga, tak ada yang lebih otoritatif selain menteri untuk membahasakan kebijakan-kebijakan itu kepada publik, termasuk soal penanganan pandemi. Selama ini, penanganan pandemi terkesan terfragmentasi, tersebar ke berbagai institusi yang bersifat ad-hoc, sehingga informasinya terasa centang perenang.

"Kami menyediakan ruang untuk membahasakan kebijakan penanganan pandemi ini agar bisa disampaikan dengan padu. Bedanya, media memang bukan tempat sosialisasi yang bersifat satu arah, melainkan mendiskusikannya secara terbuka," jelasnya.

Keempat, warga negara wajib patuh kepada hukum, tapi warga negara juga punya hak untuk mengetahui apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan oleh negara. Warga boleh mengajukan kritik dalam berbagai bentuk, bisa dukungan, usulan, bahkan keberatan.

"Publik perlu menyimak paparan rencana pemerintah untuk mengatasi pandemi yang telah berlangsung selama 6 bulan ini," kata dia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 30 September 2020: Taurus Kena Getah Perbuatannya, Capricorn Kabar Baik yang Selama Ini dinanti Tiba

5 Pertanyaan untuk Kursi Kosong di Catatan Najwa

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Catatan Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Senin (28/9/2020).

Setelah berulang kali mengundang Terawan hadir untuk membahas penanganan Covid-19, Najwa kembali mendapati kursi kosong.

Najwa Shibab mengajukan sejumlah pertanyaan yang selama ini muncul pada kursi kosong mengingat kondisi pandemi di Indonesia semakin parah.

Berikut lima pertanyaan yang diajukan Najwa dalam tayangan tersebut.

1. Alasan Tak Muncul di Publik

"Mengapa menghilang, Pak?" tanya Najwa Shihab.

"Anda minim sekali muncul di depan publik memberi penjelasan selama pandemi," singgung dia.

Ia mengungkapkan sindiran bahwa absennya Terawan sebagai sikap 'rendah hati' tak ingin muncul di publik.

"Sejak awal pandemi Anda menganggap virus ini bukan ancaman besar. Apakah Anda mengakui bahwa kita kecolongan dalam langkah penanganan di awal yang seharusnya bisa lebih tanggap?" tanya Najwa lagi kepada kursi kosong.

Baca Juga: Hanya Barang Sederhana, Boy William Bikin Nangis Calon Mertuanya yang Kaya Raya usai Berikan Hal Ini: Calon Menantu yang Baik, Aku Sangat Bahagia

2. Teguran dari Jokowi

Najwa lalu meminta tanggapan terkait teguran terbuka dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Terawan.

"Presiden Jokowi secara terbuka berulang kali menegur Anda di depan publik. Berangkat dari penilaian atasan Anda itu, saya akan berikan kesempatan kepada Anda soal teguran itu satu per satu," ucap Najwa.

Najwa juga mempertanyakan jumlah tes yang masih minim, anggaran yang tidak terserap baik, dan birokrasi berbelit yang ada di Kementerian Kesehatan.

3. Fasilitas bagi Tenaga Kesehatan (Nakes)

Pertanyaan berikutnya terkait keprihatinan atas tingginya jumlah tenaga medis yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 atau menangani pasien terjangkit Virus Corona.

"Spesifik soal tenaga kesehatan. Angka kematian nakes kita sangat tinggi dan masih terus naik," ungkit Najwa.

"Bukankah Menkes seharusnya menjadi pelindung dan pembela utama nakes?" tanya dia.

Ia meminta Terawan memberikan waktu pasti kapan perbaikan terkait perlindungan nakes dapat dilihat.

Baca Juga: 3 Menit Usai Ditampar Ibunya di Hadapan Teman-Teman Sekalasnya, Bocah SMP Nekat Menjatuhkan Diri dari Lantai 5 Gedung Sekolahnya

4. Perbedaan Data

Hal lain yang menarik perhatian Najwa adalah masih adanya perbedaan data antara pusat dengan daerah.

Data-data ini meliputi kondisi Covid-19 seluruh Indonesia.

"Masih saja ada data disparitas antara data pusat dan data daerah, padahal data saat pandemi sangat krusial untuk menentukan kebijakan," kata jurnalis itu.

Najwa mempertanyakan kapan perbedaan data ini dapat dibereskan.

Selain itu, ia menyinggung banyaknya pegawai Kementerian Kesehatan yang terjangkit Virus Corona.

"Bagaimana dengan data Kemenkes menjadi klaster perkantoran terbesar di Jakarta? Kenapa tidak terbuka dan transparan, lalu menutup kantor?" cecar Najwa.

5. Menteri Kesehatan Negara Lain Mundur

Najwa Shihab lalu menyinggung banyak menteri kesehatan dari negara lain yang memutuskan untuk mundur karena merasa tidak sanggup mengemban tanggung jawab menangani Covid-19.

"Pak Terawan, ada banyak menteri kesehatan yang mundur karena penanganan Covid-19," singgung Najwa Shihab.

"Misalnya Menteri Kesehatan New Zealand, Ceko, Polandia, Brazil, Chile, Pakistan, Israel Public Health Director-nya mundur, Kanada Public Health Agency-nya mundur," lanjutnya.

Najwa mempertanyakan, apakah penanganan Covid-19 lebih baik dari negara-negara tersebut, sehingga Terawan tidak merasa terdesak untuk mundur.

"Yang jelas bukan hanya desakan ke presiden, tapi publik, di antaranya lewat petisi, meminta kebesaran hati Anda untuk mundur saja," ungkap Najwa Shihab.

"Siap mundur, Pak?" tanya dia. (Anita K Wardhani)

Baca Juga: Dituding sebagai Sosok Pangeran KW usai Tinggalkan Nadya Mustika yang Tengah Hamil, Rizki DA: Sudahlah!

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terawan Trending di Twiiter Hingga Dialog Kursi Kosong, Najwa Shihab Ungkap Kisah di Baliknya

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi