Suar.ID -Erica Garza tampak seperti wanitalainnya.
Memiliki tubuh langsing, tinggi dan berambut panjang merupakanciri khas wanita itu.
Namun, dibalik paras yang ia miliki, Erica merasa malu dan membenci dirinya sendiri.
Menyadurnarratively.com,rupanyaErica memilikigangguan psikologis, yakni kecanduan semua hal yang berbau pornografi dan seks.
Hal ini bermula ketikaErica gemar menonton film dewasa.
Kebiasaan tak senonoh tersebut dimulai saat ia menyesuaikan diri di sekolah menengah pinggiran kota Los Montebello, Los Angeles.
Sebab sedari kecil ia menderita skoliosis dan hal itu membuat penampilannya diejek.
Karena itu, Erica lantas menonton film dewasa pada tengah malam di TV Kabel untuk hiburan dirinya.
Seiring perkembangan teknologi saat ia memasuki masa remaja, dia bisa mengakses streaming film dewasa lewat internet setiap saat.
Sedangkan film adegan dewasa yang selalu ia ingat adalah rekaman seks Pamela Anderson dan Tommy Lee pada 1997 saat dirinya berusia 15 tahun.
Hal diatas mendorong Erica untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Pada usia 17 tahun dirinya sudah kehilangan keperawanan.
Seakan tak puas satu-dua kali berhubungan badan, saat kuliah di Hawaii, LA, London dan New York, Erica semakin liar melakukan hubungan badan dengan siapapun.
Ketagihannya akan seks ini mendorongnya berani berhubungan badan dengan orang yang belum dikenalnya.
Parahnya ia sering meniru berbagai adegan di film dewasa untuk ia praktekan dalam petualangan cintanya.
Lama-kelamaan ia merasa lelah, tidak dicintai, tidak berharga, dan seperti sampah.
Menginjak usia 30-an, Garza mulai menyadari bahwa kegilaannya terhadap pornografi menghalanginya untuk memiliki sebuah ikatan pernikahan.
Kesadaran akan membina rumah tangga semakin menguat tatkala Erica bertemu dengan seorang pria perancang busana (yang sekarang menjadi suaminya) dalam perjalanan menuju Bali, Indonesia.
Awal hubungan Erica dengan suaminya itu sulit.
Erica selalu mengajak suaminya melihat film porno hingga pada suatu titik sang suami menanyakan, kenapa Erica suka sekali melihat film seperti itu.
Usai berbicara baik-baik, sang suami mengajak Erica untuk mengikuti Yoga, olahraga, terapi dan lain sebagainya saat berada di Bali maupun sesudah kembali ke LA.
Perlahan namun pasti, Erica mulai sembuh dari kecanduan film dewasa.
Ia mengaku semua berkat suaminya yang ia temui di pesawat saat terbang ke Bali, indonesia.
Pria itu mendukungnya agar sembuh.
Semua hal ini tertuang dalam "Getting off" buku karya Erica Garza yang berkisah tentang dirinya yang pernah kecanduan film porno dan seks.
(Sripoku)