Suar.ID -Ini adalah kisah dua sahabat bernama Billy dan Kevin.
Keduanya telah berteman cukup lama dan sudah lama juga tak saling bertemu.
Nah, hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk reuni bersama teman-teman yang lain.
Ketika reuni itu keduanya memutuskan membawa serta istri masing-masing.
Ketika para pria berkumpul, Kevin terkejut melihat betapa cantiknya istri Billy.
Dia berkata kepada Billy, "Wow! Istrimu begitu cantik!"
Billy dengan bangga menjawab sambil memandangi istrinya, "Jelas dong, dia sangat cantik bagiku."
"Kalian benar-benar terlihat seperti pengantin baru."
"Sudah berapa lama kamu menikah dengannya?" tanya Kevin kepada Billy.
Kevin menduga bahwa Billy baru saja menikah baru-baru ini.
Melihat betapa romantis dan rapi mereka sebagai pasangan ketika mereka pertama kali tiba di pesta reuni.
Mereka juga terlihat berpegangan tangan dan saling menggoda seperti pasangan yang baru menikah.
"Kami telah menikah selama 10 tahun," jawab Billy.
Balasan santai Billy mengejutkan Kevin!
"Tidak mungkin! Kalian terlihat seperti baru saja menikah! Aku juga telah menikah selama 10 tahun, sama sepertimu, tetapi lihatlah istriku, dia tidak terlihat seperti dulu."
"Kamu sangat beruntung memiliki istri yang cantik," kata Kevin.
"Ya, setidaknya istriku telah menjadi istri dan ibu yang baik bagi anak-anakku."
"Melihat istrimu, aku yakin kamu telah menyewa pembantu rumah tangga untuk membantunya melakukan semua pekerjaan rumah, bukan?" Kevin bertanya kepada Billy.
Billy tertawa ketika dia mendengar asumsi Kevin dan karenanya dia menjawab, "Tidak, kamu salah."
"Istriku mungkin terlihat seperti dia tidak melakukan apa pun di rumah, tetapi percayalah, dia yang terbaik dalam hal mengatur rumah tangga kami."
"Ditambah lagi, putri kami terlihat persis seperti dia."
Kevin kemudian memasang ekspresi bingung ketika mendengar jawaban Billy.
Dia hanya tidak bisa percaya bagaimana istri Billy berhasil melakukan semua pekerjaan rumah dan merawat penampilannya pada saat yang bersamaan.
"Tapi mengapa istriku terlihat sangat berbeda dari istrimu?" Kevin tidak puas dengan jawaban Billy.
Billy kemudian menambahkan.
"Aku ingat makanan kesukaannya, hobinya dan bahkan bisa menebak apa yang ingin dia katakan sebelum menyelesaikan kalimatnya."
"Aku mengikat tali sepatunya ketika lepas."
"Aku akan memberinya pijatan ketika dia terlalu lelah."
"Kadang-kadang, aku membeli buah-buahan yang dia sukai dalam perjalanan pulang ke rumah."
"Aku tidak pernah lupa mencium dahinya sebelum pergi bekerja dan aku akan selalu menjemputnya dari pasar jika hujan."
"Dia tahu bahwa lebih baik dia membelanjakan uangnya untuk keluarganya sehingga dia jarang membeli sendiri pakaian baru, tetapi karena aku tahu ukuran tubuhnya, aku akan memastikan untuk membeli pakaian barunya setiap bulan."
"Apakah kamu seperti aku? Apa yang telah kamu lakukan pada istrimu sejauh ini? "
Wajah Kevin memerah ketika dia mendengarkan Billy.
Seketika Kevin teringat betapa dia sangat memikirkan dirinya sendiri ketika dia bersama istrinya di rumah.
Dia selalu memarahinya karena kesalahan kecil.
Bahkan mereka baru saja bertengkar ketika Kevin mengetahui istrinya membeli sweater Rp300 ribu yang menurutnya mahal dan tidak perlu.
Belum lagi dia belum pernah melakukan hal seperti yang dilakukan Billy kepada istrinya.
"Kamu tidak harus menunggu acara-acara khusus untuk mengatakan betapa kamu mencintai istrimu."
"Rahasianya adalah bahwa mereka tidak benar-benar ingin dimanjakan dengan berlian dan bunga."
"Yang mereka inginkan adalah ketulusan cintamu," jelas Billy kepada Kevin.
"Istri kita mungkin adalah ibu rumah tangga penuh-waktu, tetapi itu tidak berarti kita bisa membiarkannya melakukan semua pekerjaan rumah."
"Pernikahan bukanlah komitmen satu arah. Tidak heran istrimu terlihat kelelahan," tambah Billy.
Dia berharap Kevin akan menyadari betapa istrinya telah berkorban untuk keluarga mereka.
Kata-kata temannya menyentuh hatinya.
Kevin tidak pernah mencoba melihat dari sudut pandang istrinya.
Selama ini, dia hanya ingin istrinya melayani dia dan keluarga mereka.
Sepintas terlihat air mata Kevin mengalir membasahi pipinya.
Kevin kini menyadari bahwa sudah waktunya baginya untuk berubah dan menjadi suami yang baik bagi istrinya seperti Billy. (Adrie P. Saputra/Suar.ID)