Suar.ID -Seorang gadis cilik di Korea Selatan menjadi pemberitaan hangat.
Bocah berusia 9 tahun itu diketahui nekat melompat ke balkon tetangga samping rumahnya.
Tak main-main, bocah itu melompat ke balkon yang terletak di lantai empat.
Kejadian tersebut diketahui terjadi pada 29 Mei lalu.
Lantas apakah yang melatar belakangi bocah cilik itu sampai nekat bertaruh nyawa?
Dilaporkan, bocah tersebut rupanya berusaha kabur dari orangtuanya.
Orangtua bocah yang disamarkan identitasnya itu kerap menyiksanya.
Dilansir dari The Herald Korea, setelah berhasil mendarat dengan selamat, bocah itu segera berusaha mencari pertolongan.
Ia ditemukan oleh salah satu tetangganya berdiri di piggir jalan di Changnyeong, Provinsi Gyeongsang Selatan.
Tak dijelaskan bagaimana gadis cilik itu turun dari balkon dan keluar dari rumah tetangganya.
Saat ditemukan, bocah itu tak mengenakan alas kaki, tubuh memar dan lecet.
Sang tetangga kemudian mengantarkannya ke kantor polisi.
Saat diperiksa, bocah malang itu tak hanya mengalami luka luar, namun beberapa tulangnya juga patah.
Ia juga mengalami gejala anemia parah.
Kepada polisi, bocah tersebut mengurai cerita penyiksaan yang dialaminya.
Ayah tirinya yang berusia 35 tahun dan ibunya yang berusia 27 tahun telah merantainya.
Bocah tersebut dihukum karena tak patuh kepada orangtuanya.
Ia menceritakan dimana lehernya terikat rantai logam selama dua hari.
Dari ceritanya, kemungkinan besar bocah itu diikat seperti binatang agar tak pergi kemana-mana.
Baca Juga: Sudah 2 Bulan Susi Air tanpa Pemasukan, Susi Pudjiastuti: Ini Kondisi Tersulit dalam Hidup Saya
Rantai di lehernya hanya dilepas ketika ia ingin ke toilet atau saat makan.
Yang mana ia hanya diberi makan sekali sehari.
Dia juga mengatakan bahwa orang tuanya akan memukulnya dengan tongkat logam, mencap kakinya dengan pistol lem dan sumpit logam yang dipanaskan.
Orang tuanya juga mencoba menenggelamkannya di bak mandi.
Saat nekat kabur, bocah itu mengatakan, di rumah ada ibu dan saudara-saudaranya.
Sementara ayah tirinya sedang pergi.
Setelah dilakukan penyelidikan di rumah bocah itu, polisi menyita sekitar 10 barang yang diduga digunakan untuk menyiksanya.
Beberapa di antaranya termasuk wajan, kunci, rantai logam dan senjata lem.
Bocah itu mengatakan bahwa dia pernah dua tahun tiggal di panti asuhan sebelum dia kembali ke ibunya pada tahun 2017.
Saat itulah penyiksaan dimulai.
Guru dan tetangganya menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui apa yang sedang dialami bocah itu saat dia menutupi bekas luka dan memar dengan pakaiannya.
Polisi mengatakan ayah tiri bocah itu mengakui beberapa tuduhan tetapi membantah yang lain.
Polisi belum selesai menanyai sang ibu dan masih menyelidiki kasus ini.
Kedua orang tua dapat menghadapi tuduhan kekerasan terhadap anak di bawah umur.