Hati-Hati! Telur Infertil Marak di Pasaran, Kenali Ciri-Ciri dan Perbedaannya dengan Telur Ayam Konsumsi, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan

Jumat, 12 Juni 2020 | 11:30
Pixabay

Ilustrasi telur pecah

Suar.ID -Masyarakat kembali dihebohkan dengan kemunculan telur infertil di pasaran.

Selasa (9/6/2020), Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Tasikmalaya, Jawa Barat menemukan adanya penjualan telur ayam infertil di wilayah Komplek Pasar Induk Cikurubuk, Tasikmalaya.

Kecurigaan berawal dari murahnya harga penjualan telur itu, di kisaran Rp 15.000 per kilogram.

Telur infertil dilarang untuk dijual.

Baca Juga: Siapkan Ratusan Pengacara usai Menyebut Luhut Panjaitan lebih Berbahaya dari Virus Corona, kini Said Didu Dikabarkan telah Ditetapkan sebagai Tersangka Pencemaran Nama Baik, Kuasa Hukumnya Malah Bilang Begini: Mana Tahu...

Larangan tersebut diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.

Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.

Tribunnews

Telur infertil beredar di pasaran

Baca Juga: Inilah 5 Tips Menyiasati Masakan agar Tetap Spesial saat New Normal selama Pandemi, Bonus Resep Lezat, lho!

Lantas apa itu telur infertil?

Dilansir dari kompas.com, Kepala Subdit Pengawasan Keamanan Produk Hewan Kementerian Pertanian, Drh. Imron Suandy, MVPH, menjelaskan, dalam industri perunggasan dikenal dua jenis telur.

Dua jenis telur itu adalah telur tertunas dan telur konsumsi.

“Telur tertunas adalah telur yang dibuahi oleh pejantan. Telur ini diproses untuk menjadi day old chick (DOC) atau yang disebut sebagai bibit,” ujar Imron saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Pergi Piknik ke Taman untuk Merayakan Ulang Tahun, Dua Wanita Ini malah Hilang dan Ditemukan Polisi dalam Keadaan Tragis

Industri yg menghasilkan DOC itu adalah perusahaan pembibitan ayam atau breeding farm, yang menghasilkan DOC untuk ayam pedaging.

Dalam industri unggas, untuk mendapatkan DOC memerlukan pemilihan ayam sebagai bibit secara khusus yang kemudian dikawinkan secara khusus pula.

Dalam proses menjadi DOC, telur tertunas perlu dieramkan di dalam mesin yang bisa digunakan untuk mengerami telur hingga ribuan butir.

Proses pengeraman telur itu memerlukan waktu sekitar 18-21 hari.

Meski demikian, tidak semua telur ini berhasil menjadi ayam.

Sedangkan, telur yang tidak berhasil menjadi ayam ini disebut telur infertil.

“Yang tidak jadi ayam, itu yang kita sebut sebagai telur infertil,” kata Imron.

Adapun telur konsumsi, telur yang biasa diperjualbelikan dan diperuntukkan untuk konsumsi.

Telur konsumsi merupakan telur yang tidak dibuahi oleh pejantan. Jika ditetaskan bertahun-tahun pun, telur konsumsi tidak akan menetas.

Ciri-ciri telur infertil

Freepik
Freepik

Telur

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN), Blitar Rofiyasifun pernah mengatakan, ada beberapa ciri fisik yang bisa dibedakan antara telur infertil dan telur ayam negeri.

Telur infertil memiliki ciri fisik yaitu cangkangnya berwarna pucat atau putih.

Baca Juga: Ganti Nama Usai Bebas dari Kasus Pembunuhan Kekasihnya, Begini Kehidupan Lidya Pratiwi Usai Ubah Nama Jadi Maria Eleanor

Sedangkan, telur ayam ayam negeri warna cangkangnya agak kecokelatan.

"Paling gampang bedakannya, kalau ciri telur HE itu warnanya pucat. Kalau telur biasa kan warnanya agak cokelat. Memang telur ayam negeri juga ada yang putih, itu biasanya berasal dari ayam yang sakit, tapi itu jumlahnya sedikit," ujar Rofiyasifun, Selasa (13/5/2020), dikutip Tribunstyle.com dari Kompas.com.

Selain itu, lanjutnya, telur infertil juga memiliki harga yang relatif murah.

Harganya hanya berada di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kg, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp 20.000 per kg.

"Murah karena telur ini harus segera cepat dijual, karena dia akan cepat busuk dalam seminggu. Makanya dijual sangat murah. Dari sisi kualitas juga kurang. Telur HE harusnya dimusnahkan atau untuk CSR perusahaan," kata Rofiyasifun.

Bahaya jika dikonsumsi

Telur infertil ternyata dapat berbahaya jika dikonsumsi.

Sebagai informasi, menurut laman Kompas.com, telur infertil termasuk dalam kategori telur HE (hatched egg).

Telur HE merujuk pada telur yang tak digunakan atau produk yang tak terpakai dari perusahaan breeding ayam broiler atau ayam pedaging.

Baca Juga: Malu Banget Calon Suami Tak Datang Saat Ijab Kabul Padahal Sudah Ditunggu di KUA, Mempelai Perempuan Lapor Polisi

Selain dari telur infertil, telur HE bisa berasal dari telur fertil namun tak ditetaskan perusahaan breeding.

Alasannya antara lain suplai anakan ayam atau DOC (day old chick) yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.

Perlu diketahui juga, telur infertil umumnya sudah mulai membusuk dalam seminggu.

(TribunStyle.com / Triroessita)

Artikel ini telah tayang di TribunStyle dengan judul WASPADA Telur Infertil, Simak Ciri-ciri dan Perbedaan dengan Telur Ayam Konsumsi hingga Bahayanya

Tag

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber Tribun Style