Suar.ID -Inilah sosok suami Dr. Reisa Broto Asmoro, KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro.
Nama Dr. Reisa Broto Asmoro mendadak jadi bahan pembicaraan netter, Selasa (9/6/2020).
Tak lain setelah wanita bernama asli Reisa Kartikasari itu ditunjuk menjadi anggota tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Bersama dengan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, Dr. Reisa akan menyampaikan informasi dan edukasi pencegahan Covid-19.
Dr. Reisa Broto Asmoro bukanlah orang baru di dunia hiburan Tanah Air.
Selain dikenal sebagai dokter, Dr. Reisa juga alumnus Puteri Indonesia, model, serta presenter televisi.
Di kehidupan pribadinya, Dr. Reisa menikah dengan Kanjeng Raden Harya Tumenggung (KRHT) Tedjodiningrat Broto Asmoro.
Keduanya menikah di Surakarta, 9 November 2012 dan telah dikaruniai dua anak.
KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro rupanya bukanlah sosok orang sembarangan bila menilik dari gelar yang dimilikinya.
KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro atau yang karib disapa Jojo adalah seorang pangeran dari Keraton Surakarta.
Baca Juga: Bongkar Isi Kulkas di Rumah Fairuz A Rafiq, Dokter Reisa Dibuat Pusing hingga Gemas!
Melansir dari Tribunnews, berikut profil dan sosok Pangeran Tedjo:
1. Biodata
KRHT Tedjodiningrat Broto Asmoro atau Jojo lahir di Surabaya, 19 Juni 1977.
Keturunan darah biru mengalir di darah anak bungsu dari empat bersaudara ini.
Jojo adalah anak KPH Hartono Brotoasmoro dan RA Hartuti Hartono Brotoasmoro.
Sementara kakak ipar Tedjodiningrat adalah KGPH Dipo Kusumo yang merupakan putra (alm) Paku Buwono XII.
Jojo juga merupakan ulusan Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Trisakti Jakarta.
Yang tak kalah mengejutkan, Jojo adalah mantan atlet binaraga nasional tahun 2000-2001.
2. Dikenal sebagai pengusaha
Jojo dikenal sebagai satu di antara pengusaha muda Tanah Air.
Usahanya bergerak di bidang minyak dan gas (migas).
Selain itu, Jojo juga mengembangkan bisnis fitnes yang berawal dari hobinya.
Ia pun merambah ke dunia usaha lainnya seperti kuliner.
Jojo juga seorang promotor tinju yang aktif sebagai Ketua Umum Jakarta Entrepreneur Club.
3. Asah naluri bisnis sejak kuliah
Semasa kuliah, Jojo yang mantan aktivis kampus telah mengasah naluri bisnisnya.
Diwartakan Kompas.com, Jojo pernah berjualan HP, komputer, dan menyediakan jasa pengetikan.
Dia juga jeli melihat peluang.
Kesenangannya bergaul dan berorganisasi juga dimanfaatkan untuk membangun networking.
Menariknya, hasil usahanya itu dipakai untuk membiayai kegiatan demo.
Saat itu, tahun 1998, Jojo bersama mahasiswa lainnya melakukan demo menuntut Presiden Soeharto turun.
”Awalnya sih kita biayai sendiri."
"Untuk makan, minum, dan rokok masih dari kantong kita masing-masing," kata Jojo.
4. Tak nyaman jadi karyawan
Masih dari Kompas.com, Jojo adalah sosok yang antikemapanan dan memiliki jiwa pemberontak.
Setelah lulus kuliah pada2001, Jojo sempat bekerja tapi ia tak mau kelamaan menjadi karyawan.
”Apalagi saya suka melawan bos, jadi bagaimana bisa lama jadi karyawan?" ujar penyandang gelar S2 manajemen dari Universitas Pancasila itu.
Selain itu, dia merasa tak cocok menjadi karyawan.
"Mungkin karena IP saya rendah, kata orang, 'mahasiswa dengan IP rendah cocoknya jadi pengusaha, nggak cocok jadi karyawan, habis mau ditempatkan di mana?'” ujar Jojo.
Oleh karenanya, Jojo hanya betah sekitar satu tahun menjadi karyawan.
Ketika masih menjadi karyawan, Jojo sudah membuka usaha restoran berpatungan dengan sejumlah temannya.
Bisnis itu berlangsung pada2003-2005.
Hanya sekitar 2,5 tahun, lalu bangkrut.
"Di situ saya sempat drop selama tujuh bulan, stres karena usaha bangkrut, untungnya saya bisa bangkit lagi."
"Saya ikut bisnis multi level marketing, semua MLM saya masuki."
"Hikmahnya, saya bisa memanfaatkan semangat MLM itu untuk kehidupan lain,” ujar dia.
5. Kenal Dr.Reisa hanya 6 bulan
Dalam kehidupan pribadinya, Jojo menikahi Reisa pada 9 November 2012.
Proses perkenalan pengusaha muda dan dokter forensik itu berlangsung singkat, hanya enam bulan.
Keduanya bertemu di Jakarta pada Juni 2011.
Tak butuh waktu lama bagi Jojo untuk melamar Reisa.
Keduanya melangsungkan lamaran pada akhir 2011 dan menikah 11 bulan kemudian.
Saat itu, prosesi pernikahan Jojo dan Reisa dilangsungkan dengan adat keraton Surakarta.
Mulai dari calon pengantin menjalani puasa sebelum dan selama pernikahan serta menjalani ritual pingitan.
Saat akad nikah, KGPH Panembahan Agung Tedjowulan, Mahapatih (Wakil Raja) Keraton Surakarta menjadi saksi nikah dari pihak Reisa.
Sementara saksi dari pihak pengantin pria adalah Oesman Sapta Odang (OSO) yang pernah menjabat sebagai wakil ketua MPR RI periode 1999-2004.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)