Seantero Amerika Serikat Diwarnai Huru-Hara Unjuk Rasa Protes Kematian Floyd, Warga AS Tak Lagi Pedulikan Covid-19

Selasa, 02 Juni 2020 | 06:30
(Kolase) Twitter/@GwynneFitz via Tribunnews, Freepik

Amerika dalam risiko penularan besar Covid-19

Suar.ID -Publik Amerika Serikat terus memprotes kematian warga kulit hitam, George Floyd di tangan polisi.

Protes berupa unjuk rasa meluas dan massif di hampir semua kota di Amerika Serikat (AS).

Amarah warga atas kematian Floyd membuat mereka tidak mengindahkan lagi peringatan social distancing Covid-19.

Demikian juga peringatan dari Presiden AS Donald Trump.

Baca Juga: Amerika Memanas! Donald Trump Dilaporkan Harus Bersembunyi di Bunker Bawah Tanah, Ada Apa Ini?

Satu pengunjuk rasa mengatakan dia tidak punya pilihan, selain menyuarakan keadilan.

"Ini tidak OK bahwa di tengah pandemi, kita harus keluar di sini mempertaruhkan hidup kita," ujar Spence Ingram, seorang wanita kulit hitam, yang ikut bersama ratusan pengunjuk rasa lain berkumpul di Capitol di Atlanta, seperti dilansir Associated Press (AP), Minggu (31/5/2020).

"Tapi saya harus memprotes untuk hidupku dan berjuang untuk hidupku sepanjang waktu."

Baca Juga: Ternyata Ini Sosok George Floyd, Warga Amerika Serikat yang Kematiannya Picu Demonstrasi Besar-besaran di Negeri Paman Sam

Walikota Atlanta Keisha Lance Bottoms, memperingatkan, "Masih ada pandemi di Amerika yang memakan korban semua orang, baik kulit hitam dan putih.

Aksi unjuk rasa juga terjadi di Los Angeles.

Ratusan warga turun dalam unjuk rasa dan menutup jalan bebas hambatan. Kebanyakan dari mereka mengenakan masker.

Pada Sabtu (30/5/2020), ribuan pengunjuk rasa menyerbu perimeter Barclays Center di New York.

Tangkap layar Tribunnews

Sementara di Brooklyn, polisi melakukan sejumlah penangkapan terhadap pengunjuk rasa, pada Jumat (29/5/2020) lalu.

Baca Juga: Dapat Gelar Sarjana dari Amerika Serikat Tanpa Harus Pergi ke Sana Ternyata Bukan Isapan Jempol Belaka, Begini Caranya

Terlihat pengunjuk rasa diborgol, dan dimasukkan ke mobil.

Bentrokan dengan polisi antihuru-hara pun terkadang tidak bisa dihindarkan terjadi dalam aksi ujuk rasa di sejumlah kota.

Aksi protes dimulai di Minneapolis, setelah kematian George Floyd pada Senin lalu, ketika seorang perwira polisi berkulit putih menekan lututnya ke leher Floyd.

Floyd dituduh melakukan transaksi dengan uang palsu, dan ia langsung diamankan polisi, tetapi justru sekaligus menemui ajalnya.

Gelombang unjuk rasa beberapa hari terus terjadi, dan bentrokan dengan polisi pun tidak bisa dihindarkan.

Satu kantor polisi pun menjadi sasaran kemarahan massa di Minneapolis.

Baca Juga: Nekat Berpesta di Tengah Lockdown, Pangeran Belgia Harus Terima Kenyataan Pahit Ini Usai Pulang dari Spanyol: Tak Bertanggung Jawab

"Kami memiliki dua krisis (Covid-19 dan kerusuhan akibat unjuk rasa) yang menghimpit satu sama lain," kata Walikota Minneapolis Jacob Frey.

Pemerintah negara bagian AS sedang khawatir akan bertambahnya jumlah kasus virus corona, karena massifnya aksi unjuk rasa warga memprotes kematian Floyd.

Para pemimpin negara bagian bahkan membagikan masker dan memperingatkan para pengunjuk rasa, 'mereka berada dalam risiko penularan besar Covid-19.'

Wali kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms memperingatkan, "Jika Anda ikut dalam demo protes semalam, kemungkinan harus mengikuti tes Covid-19."

Sejauh ini lebih dari 6 juta kasus positif dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 368.000 kasus kematian dan lebih dari 2,5 juta orag sembuh.

AS tercatat terburuk terkena wabah corona dengan lebih dari 1,7 juta kasus dan lebih dari 103.000 kasus kematian. (AP/Reuters/Washington Pos/New York Post)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Unjuk Rasa Protes Kematian Floyd Meluas Hampir di Seluruh AS, Warga Tak Peduli Covid-19

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya