Pilu, Ambulans Tidak Bisa Lewat karena Jalan Ditutup, Bayi dalam Kandungan Meninggal: Jika Tidak Tertahan, Bayi Kami Pasti Selamat

Selasa, 26 Mei 2020 | 20:00
(Via Pos Kupang)

Penutupan jalan Maumere-Larantuka di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, NTT.

Suar.ID -Nasib pilu dialami seorang ibu yang hendak melahirkan akibatpenutupan jalan di Trans Flores, tepatnya di perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka, NTT.

Bayi dalam kandungan meninggal setelah ambulans yang hendak mengantarkan sang ibu ke rumah sakittak bisa lewat, Sabtu (23/5/2020).

Yohanes Diaz, ayah dari bayi tersebut, menjelaskan, istrinya hendak melahirkan dan dirujuk ke RSUD Larantuka dengan ambulans.

Namun, karena peralatan yang tidak memadai di RSUD Larantuka, maka istri Yohanes dirujuk ke RSUD Tc Hillers.

Baca Juga: Viral Pria Ngamuk Ditegur Petugas karena Langgar Aturan PSBB, Ternyata Anggota Polisi, Kapolda Turun Tangan, Begini Nasibnya

Saat tiba di perbatasan Kabupaten Flores Timur dan Sikka, tepatnya di Desa Hikong, ambulans tertahan karena akses jalan ditutup.

Yohanes mengatakan, ambulans yang mengantar mereka itu berada di ujung atau belakang kendaraan yang sedang mengantre karena penutupan jalan.

Yohanes semakin panik karena istrinya mengalami pendarahan.

"Ada dua bidan dalam mobil kami turun, meminta izin agar kami bisa lewat. Kami pun akhirnya diizinkan jalan. Sekitar satu jam lamanya kami antre di perbatasan," ujar Yohanes saat dihubungi, Senin (25/5/2020).

Baca Juga: Usai Dicopot dari Komisaris BUMN, Refly Harun kembali Lancarkan 'Serangan', kali Ini Sebut Pemerintah tak Punya Banyak Waktu: Saya Sangat Kecewa dengan Pemerintahan Jokowi

Dari perbatasan, ambulans yang mengantar mereka melaju dengan kencang hingga tiba di RSUD Tc Hillers Maumere.

Namun, saat masuk UGD, nyawa bayi yang ada di dalam kandungan tak bisa diselamatkan.

"Jika tidak tertahan di perbatasan Sikka dan Flores Timur, bayi kami pasti selamat. Bayi kami meninggal tepat di UGD RSUD Tc Hillers Maumere," ujar Yohanes.

Yohanes iklas dan pasrah dengan musibah yang melanda calon anak keempatnya itu.

"Mungkin ini rencana Tuhan untuk kami," ucap Yohanes.

Yohanes berharap peristiwa yang menimpa keluarganya tidak terjadi terhadap orang lain.

Baca Juga: Presiden Jokowi Canangkan New Normal, Beginilah Tatanan Kehidupan Baru di Tempat Kerja di tengah Pandemi Corona

Kepala Desa Hikong Agustinus membantah ambulans yang mengantar keluarga Yohanes tertahan selama satu jam.

Agustinus mengatakan, saat penutupan jalan, ada dua ambulans yang diizinkan lewat.

Ambulans pertama lewat sekitar pukul 15.00 WITA.

Kemudian, ambulans yang mengantarkan keluarga Yohanes lewat pukul 18.30 WITA.

"Mobil ambulans itu berada paling belakang, jadinya dia butuh waktu 15 menit untuk bisa lewat. Mobil ambulans itu tertahan 15 menit di Desa Hikong," ujar Agustinus.

Sebagaimana diketahui, Ambulans itu membawa pasien bernama Marselina, rujukan dari RSUD Larantuka.

Marselina mau ke RSUD Maumere karena mau dioperasi bayi di dalam kandungnya.

Marselina yang mau melahirkan diduga mengalami pendarahan hebat.

Baca Juga: Karena tidak Menuruti Tindakan untuk Melakukan Hal yang Mengerikan, Sepasang Ibu dan Anak di Palembang Nekat Bekerja Sama Menyandera Suami Tetangga

Akan tetapi begitu ambulance diijinkan lewat, bayi di dalam kandung Marselina tidak bisa diselamatkan.

Bayi itu meninggal dunia begitu tiba di RSUD Maumere.

Sedangkan Marselina saat ini sedang menjalani perawatan di RSU Maumere.

Yohanes Diaz mengatakan, istrinya dirujuk ke RSUD TC.Hillers Maumere karena RSUD Larantuka tidak memiliki alat operasi.

"Saat dalam perjalanan, mobil ambulance harus tertahan di wilayah Kabupaten Sikka tepatnya di Desa Hikong akibat penutupan jalan.

Pada saat itu juga, istrinya dalam kondisi pendarahan di atas mobil ambulance.

Saya dengan istri di dalam ambulance. Posisi mobil kami ada di belakang karena banyak kendaraan juga tertahan.

Ada dua bidan yang turun dari mobil untuk meminta izin kami lewat.

Sekitar satu jam mobil ambulance kami tertahan," ujar Yohanes.

Setelah diizinkan mobil ambulance langsung melakukan perjalanan ke RSUD TC.Hillers Maumere.

Kolase via Tribun Medan

"Setiba di RSUD Maumere, saat diperiksa bayi dalam kandungan istri saya sudah meninggal.

Kalau tidak tertahan, kemungkinan bayi dalam kandungan isri saya bisa diselamatkan. Soalnya pada saat masuk UGD bayinya baru meninggal dunia," kata Yohanes.

Yohanes menuturkan, bayi yang meninggal di dalam kandung istri berjenis kelamin laki-laki merupakan anak yang keempat.

"Istri saya setelah operasi dalam kondisi sehat-sehat saja. Sementara masih dirawat di RSUD dr. TC.Hillers Maumere.

Saya berharap, kejadian ini tidak terulang kembali karena mobil ambulans tidak boleh terlambat saat membawa pasien yang kritis saat dirujuk ke Maumere.

Baca Juga: Sedih, Perawat Ini Tewas setelah Bersihkan Kamar Pasien Covid-19, Anak: Ibu Saya Meninggal dalam Penderitaan Total

Saya pasrah atas kematian bayi saya. Ini mungkin rencana Tuhan. Intinya jangan ada lagi penutupan akses jalan selama masa Covid-19," ungkap Yohanes.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka, Ferdinandus Lepe kepada wartawan di Maumere menjelaskan, aksi penutupan jalan itu oleh Kades Hikong dan warganya lantaran kecewa dengan petugas Covid-19 di Kabupaten Flores Timur yang bertugas di perbatasan menyebutkan warga Hikong dan masyarakat Kabupaten Sikka pembawa virus sehingga mereka tidak dizinkan masuk ke wilayah Boru.

Mereka diizinkan apabila ada surat rapid test.

Ia mengatakan, penutupan jalan oleh Kades Hikong dengan warganya dilakukan, Sabtu (23/05) pukul 14.00 wita.

Pada saat pengerjaan penutupan jalan, ada salah satu mobil ambulans yang muat pasien kecelakaan patah tulang dari Flores Timur menuju Sikka diizinkan lewat oleh warga Desa Hikong.

Setelah dua jam lamanya, kendaraan dari arah flores Timur dan Sikka sudah penuh dengan atrean panjang di wilayah Desa Hikong.

Tiba-tiba, ada salah satu mobil ambulans dari arah Flores Timur masuk di wilayah Desa Hikong.

"Ada dua bidan yang datang memberitahukan kepada petugas saya bahwa ada mobil ambulans yang muat pasien harus dirujuk ke Sikka.

Mendengar informasi itu, saya perintahkan Kades Hikong dan warganya segera membongkar portal jalan itu agar mobil ambulance bisa lewat," ujar Ferdinandus Lepe.

Setelah itu, ungkapnya, dirinya memerintahkan para petugasnya untuk mengatur lalu lintas agar mobil ambulance yang muat ibu hamil itu bisa lewat.

"Mobil ambulance itu diizinkan lewat. Bahkan petugas dan dibantu warga meminta kendaraan yang parkir disitu untuk bergeser sehingga mobil ambulance ini bisa terus melakukan perjalanan ke Sikka," paparnya

Ia mengaku, saat ini akses jalan telah dibuka sejak, Sabtu (23/05) malam.

Setelah dua Bupati Flores Timur dan Bupati Sikka telah melakukan pembicaraan.

Sebelumnya, Kepala Desa (Kades) Hikong, Agustinus Adeodatus, SP bersama masyarakat Dusun Hikong menutup jalan Maumere-Larantuka, Sabtu (23/5/2020) sore.

Penutupan ini sebagai respon atas perlakuan petugas Posko Perbatasan Boru, Flotim, yang mana kekecewaan Kades Hikong dan Pelaku ekonomi yang diperlakukan sangat tidak manusiawi. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Bayi di Dalam Kandungan Marselina Meninggal setelah Ambulans Tidak Bisa Lewat karena Jalan Ditutup

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Tribun Medan

Baca Lainnya