Gubernur Gorontalo tak Bisa Tidur dan Murka terhadap Bupatinya yang Izinkan Jemaah Tabligh dari Bangladesh Masuk ke Daerahnya hingga Dites Positif saat Rapid Test, Malah Masih ada yang Bersikeras Ingin Tidur Berdua!

Senin, 18 Mei 2020 | 13:00
Kompas.com

Gubernur Gorontalo murka kala Bupati Gorontalo Utara mengizinkan 7 Jemaah Tabligh dari Bangladesh masuk ke daerahnya.

Suar.ID -Masuknya 7 orang anggota Jemaah Tabligh dari perjalanan di Bangladesh ke Provinsi Gorontalo mendapat kecaman dari Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie.

Rusli Habibie tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas lolosnya 7 orang yang hasil rapid test-nya semua reaktif.

Mereka masuk dari perbatasan darat di Kecamatan Atinggola, Gorontalo Utara, Sabtu (16/5/2020) malam, setelah mendapat izin dari Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin.

Padahal, Provinsi Gorontalo saat ini masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Baca Juga: Terciduk Mau Mencuri Motor saat Korban lagi Sholat Subuh di Masjid, Maling di Probolinggo Ini Dihakimi Warga dengan Cara Ekstrim: Pelaku tak bisa Lari

Rusli Habibie mengaku, tidak habis pikir bagaimana Bupati Gorontalo Utara, Indra Yasin, mengizinkan mereka masuk Gorontalo.

“Saya tadi malam tidak bisa tidur Pak Bupati."

"Saya dapat telepon dari petugas lapangan, saya telepon Pak Bupati tidak nyambung."

"Jam 11 malam saya suruh susul ajudan untuk bicara dengan bupati langsung,” kata Rusli Habibie, saat menggelar rapat daring dengan Forkopimda dan kepala daerah yang juga dihadiri Bupati Gorontalo Utara, Minggu (17/5/2020), melansir dari Kompas.com.

Baca Juga: Beginilah Foto-foto Ketika 2,5 Juta Umat Muslim Beribadah di Mekkah, Sungguh Bikin Bulu Kuduk Merinding!

Tujuh jemaah tabligh dari Bangladesh itu di antaranya warga Gorontalo Utara, 2 sisanya masing-masing warga Kota Gorontalo dan Boelamo.

Mereka terbang dari Bangladesh masuk ke Jakarta dan berhenti di Manado.

Perjalanan dari Manado melalui darat untuk masuk ke Gorontalo.

Rusli Habibie membandingkan bagaimana sikap Indra Yasin yang melarang 87 warga dari Buol dan 21 ABK Sabuk Nusantara untuk masuk ke Gorontalo dibandingkan dengan 7 jamaah tabligh.

Baca Juga: Daftar Umrah sebagai Laki-laki, Transgender Ini Akhirnya Terbuka Kedoknya Ketika Sudah Berada di Mekkah, Ternyata Gara-gara Ini

Sementara, petugas gabungan di posko perbatasan yang berasal dari Polri, TNI, Satpol PP dan Dinas Perhubungan dengan tegas melarang orang untuk masuk.

“Jadi, saya mohon maaf Pak Bupati, saya agak ragu dengan pernyataan Pak Bupati yang sangat tegas tadi, tapi di lain sisi meloloskan 7 orang,” ucap Rusli.

Rusli mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan untuk menjalankan PSBB secara serius dan bertanggung jawab.

Ia menilai kebijakan ini bukan kebijakannya sendiri yang ia buat, tapi sudah melalui kesepakatan bersama untuk melindungi rakyat Gorontalo dari penularan virus corona.

Baca Juga: Postur Badannya Mencurigakan dan Sering Peluk Wanita Di Masjid Sukoharjo, Jemaah Bercadar Ini Ternyata Pria!

Sementara itu, Bupati Gorut Indra Yasin memohon maaf atas lolosnya 7 warga itu.

Ia mengaku sudah mengambil langkah untuk mengkarantina mereka di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki (ZUS).

“Memang Pak Gubernur, kami mengalami kesulitan yang 7 orang ini, sudah dipisahkan kamarnya, mereka maunya tidur berdua."

"Kami sampaikan jangan, entah ada ajaran apa mereka sampai tidur harus berdua,” ucap Indra Yasin.

Baca Juga: Warga Serang Dibuat Kocar-kacir Setelah Seekor Babi Hutan Masuk Masjid, Seorang Pemuda Pun Luka-luka Karena Diseruduk

Permintaan Indra agar 2 warga Kota Gorontalo dan Boalemo untuk dijemput tidak disanggupi Gubernur.

Ia meminta 7 orang itu tetap berada di Kabupaten Gorontalo Utara dan menjadi tanggung jawab pemerintah setempat hingga semuanya dinyatakan sehat.

(Kompas.com)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya