Hore! LIPI Temukan Obat Herbal untuk Sembuhkan Virus Corona, Apa Saja Bahan-bahannya?

Senin, 11 Mei 2020 | 07:30
Kolase Kompas.ID (Hendra Setiawan) /TribunImages (Irwan Rismawan)

Kabar Gembira, LIPI Temukan Obat Herbal Untuk Sembuhkan dan Hambat Pertumbuhan Virus Corona dari 2 Bahan Ini, Begini Perkembangannya!

Suar.ID- Indonesia dianugerahi beranekaragam tanaman yang tumbuh subur di berbagai tempat.

Bahkan sekitar 80 persen tanaman herbal dunia bisa tumbuh di Indonesia.

Namun sayangnya, potensi tersebut masih belum bisa dimaksimalkan dengan sepenuhnya.

Hal kini yang sedang dikejar oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) salah satunya dalam memerangi virus corona yang sedang merebak.

Baca Juga: Dibebaskan karena Program Asimilasi di Tengah Pandemi Corona, Napi Ini malah Rudapaksa dan Bunuh Seorang Gadis Belia dengan Cara Sadis

Melansir dariKompas.com, kurang lebih ada 28.000 spesies tanaman dan sekitar 1.845 diantaranya diidentifikasi sebagai tanaman obat.

Hal tersebut diungkap oleh Laksana Tri Handoko, Kepala LIPI dalam keterangan resminya, Rabu (19/2/2020).

Dari kesemuanya yang teridentifikasi sebagai tanaman yang dapat dijadikan obat tersebut, menurut Laksana baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat dan telah digunakan oleh masyarakat.

Berangkat dari itu, LIPI kini sedang berburu dengan waktu untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam hayati di Indonesia.

Baca Juga: Pantas Tentara Israel Sangat Hebat dalam Menembak, Ternyata Senjata Mereka Didukung dengan Teknologi Robot Super Canggih!

Kompas.ID (Hendra Setiawan)
Kompas.ID (Hendra Setiawan)

Daun Ketapng Badak

Di tengah pandemi virus corona seperti ini salah satunya, LIPI sedang meneliti dan mengembangkan tanaman sebagai obat herbal.

Hal itu memang dilakukan untuk tujuan mewujudkan kemandirian obat Indonesia.

Peran penting ini pun diambil oleh LIPI di tengah merebaknya virus corona yang telah menjadi pandemi di hampir semua negara.

"Lembaga penelitian dapat berperan dalam melakukan riset pendahuluan sedangkan industri berperan dalam hilirisasi produk yang telah dikembangkan, terutama obat herbal terstandar dan fitofarmaka, melalui riset dan komersialisasi bahan baku obat tradisional," ungkap Handoko yang dikutip dariKompas.com.

Melansir dariKompas.ID, baru-baru ini LIPI mengembangkan dua tanaman herbal untuk menyembuhkan virus corona dan memperlambat pertumbuhan virus tersebut.

Material yang digunakan oleh LIPU dalam mengembangkan obat covid-19 tersebut adalah daun ketapang badak (Cassia alata) dan daun benalu (Dendrophtoe Sp).

Dua tanaman yang tumbuh di tanah Indonesia ini dijadikan kandidat obat herbal untuk Covid-19 yang sedang di teliti di Laboratorium Cara Pembuatan Obat Tradisional Baik (CPOTD) Pusat Penelitian Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI), Puspitek, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/5/2020).

Sedianya hasil dari pengembangan dua tanaman herbal ini akan dijadikan sebagai antivirus Covid-19 yang berbasis herbal.

Baca Juga: Awalnya Terlihat Riang Gembira Bagikan Sampah, Ferdian Paleka Kini Mengaku Ketakutan karena Hal Ini

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

LIPI tengah mengembangkan antivirus Covid-19 berbasis herbal yang berasal dari formulasi daun ketepeng badak dan benalu.

Formulasi dari dua tanaman tersebut diharapkan mampu mengikat receptor ACE (Angiontensin Converting Enzyme)-2 yang menjadi pintu masuk virus yang bernama ilmiah SARS-Cov-2 ke dalam sel inangnya.

Sehingga sel yang terinfeksi oleh virus tersebut dimaksudkan dapat berkurang.

ACE-2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal dan usus.

Melansir dariTribunnews.com, hingga saat ini penemuan tersebut masih dalam proses penelitian dan uji lab yang tidak lama lagi akan dilakukan uji coba penggunaan.

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul: Kabar Gembira, LIPI Temukan Obat Herbal Untuk Sembuhkan dan Hambat Pertumbuhan Virus Corona dari 2 Bahan Ini, Begini Perkembangannya!

Tag

Editor : Adrie P. Saputra