Pelihara Ayam di Rumah Ternyata Sama Saja 'Memelihara' Bom Waktu Mematikan, Begini Penjelasannya...

Senin, 25 Mei 2020 | 08:00
pixabay

Ilustrasi - Pelihara Ayam di Rumah Rupanya Sama Saja 'Memelihara' Bom Waktu Mematikan, Begini Penjelasannya...

Suar.ID -Setiap orang pasti punya hobi yang berbeda-beda.

Memelihara di rumah merupakan salah satu hobi yang bisa dimiliki orang orang-orang di pulau Jawa.

Namun menurut pakar penyakit menular di Australia, hal ini bisa memicu bom waktu penyebaran wabah penyakit.

Direktur penelitian lembaga studi CSIRO di Australia, Paul De Barro, mengatakan bahwa wabah penyakit yang dibawa ayam, babi atau kambing berisiko tinggi mengancam jiwa manusia.

Baca Juga: Terbongkar, Ternyata Sebelum Meninggal Adjie Massaid Sempat Meramalkan Angelina Sondakh Bakal Masuk Penjara, Pernah Juga Nyaris Ceraikan Istri Keduanya Itu Gara-gara Ini

Hewan peliharaan, khususnya di pinggiran kota dan kota, bisa terpapar hewan liar seperti kelelawar.

Kelelawar inilah yang membawa penyakit seperti virus Hendra atau Nipah.

"Ketika populasi urban menyebar, mereka pindah ke area hutan, area alami. Dan karena itu kita semakin dekat dekat dengan hewan liar," katanya kepada ABC.

Perubahan iklim juga dianggap sebagai faktor pemicu, di mana kita menyaksikan hewan-hewan telah mengubah perilaku mereka.

Baca Juga: Anak Perempuannya Diejek Gara-gara Belum Menikah, Emak-emak ini Ngamuk Nekat Pukuli dan Banting Tetangganya Sendiri

Misalnya di perkotaan semakin sering terlihat kelelawar terbang padahal 50 tahun lalu hal ini tidak dijumpai.

"Ketika kita mendapatkan perubahan ini, risiko penyakit dari hewan ke manusia semakin meningkat," ujar dia.

Wabah sulit diprediksi dan dibendung

Menurut Dr de Barro, risiko penyebaran penyakit dari hewan ke manusia juga bisa dialami mereka yang tinggal di perkotaan.

Baca Juga: Kakek di Padang Ini Nekat Cabuli Anak Tetangganya Sendiri hingga kini telah Hamil 4 Bulan, Begini Reaksi Polisi saat Sang Lansia bilang bahwa Mereka Berstatus Pacaran

Misalnya di Australia ketika ada wabah flu burung, pihak berwenang sulit mendeteksi dari mana asalnya.

Sebab tiak ada pendataan kepemilikan hewan di negara itu.

Hal semacam inilah yang menurut Barro membuat wabah penyakit sulit dibendung.

Baca Juga: Menikah di Usia 13 Tahun dengan Pria yang 20 Tahun Lebih Tua Darinya, Ibu Muda Ini Alami Nasib Pilu 4 Tahun Disekap dan Dianiaya Lantaran Tak Bisa Masak

"Yang tidak kita ketahui adalah kapan (wabah penyakit) muncul, kita tidak tahu frekuensinya, dan kita bahkan tidak tahu skala atau konsekuensinya," katanya.

"Bisa jadi ada beberapa orang yang jadi korban atau mungkin ratusan orang meninggal."

Barro menambahkan, para ahli masih belum bisa memahami bagaimana sebuah penyakit bisa berpindah dari hewan liar ke hewan peliharaan kemudian berakhir di manusia.

"Pengawasan yang kita miliki untuk penyakit-penyakit yang disebarkan oleh hewan ke manusia belum memadai," kata Dr de Barro.

tribunpekanbaru.com
tribunpekanbaru.com

Ilustrasi pelihara ayam

Baca Juga: Ngebet Punya Banyak Anak dari Atta Halilintar, Ternyata Ini yang Bikin Aurel Hermansyah Sebut Kekasihnya Itu Mirip dengan Ayahnya

"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, atau dalam kondisi apa, virus seperti Hendra bergerak dari kelelawar menular ke kuda lalu berakhir ke manusia. Jadi sulit untuk membuat prediksi seputar kemungkinannya," terangnya.

Survei nasional terhadap satwa liar yang terus berlangsung dan penyakit yang mereka bawa sangat penting untuk mengurangi risiko, kata Dr De Barro.

"Kami tidak benar-benar tahu penyakit apa yang ada pada burung asli, marsupial, kelelawar," katanya.

Baca Juga: Crazy Rich Surabaya Mah Emang Beda, Pengusaha ini Bagikan Kardus Mie Instan yang Telah Diselipi Uang Ratusan Ribu, Sindir Ferdian Paleka?

"Dan kami tidak memantau frekuensi penyakit-penyakit ini, jadi saya tidak bisa menjelaskan apakah penumpukan virus pada hewan tertentu di pinggiran kota tertentu."

Dr de Barro mengakui wabah jarang terjadi di Australia, tetapi dia memperingatkan bahwa peluang hal itu terjadi ada di sekitar kita.

"Di sebelah utara kita adalah 'wilayah panas' Asia, yaitu Asia Tenggara di mana sering terjadi penyebaran wabah penyakit karena ada warga hidup berdampingan dengan babi dan unggas dan hewan liar lainnya," katanya.

Baca Juga: Ingatkah Anda dengan Nizam Hasan, Aktor Cilik yang Sempat Main di Buku Harian Baim? Inilah Potretnya Kini yang Beranjak Remaja, Makin Menawan Loh!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hobi Pelihara Hewan di Belakang Rumah Bisa Jadi Bom Waktu Mematikan".

Tag

Editor : Aditya Eriza Fahmi