Jadi Korban PHK Corona di Ibu Kota, Sejumlah Warga ini Terpaksa Hidup Menggelandang, Tidur di Emperan Toko Hingga Kejar Sembako dan Makan Gratis Demi Bertahan Hidup

Sabtu, 25 April 2020 | 11:15
Tangkap Layar: Youtube/Kompas TV

Jadi Korban PHK Corona di Ibu Kota, Sejumlah Warga ini Terpaksa Hidup Menggelandang, Tidur di Emperan Toko Hingga Kejar Sembako dan Makan Gratis Demi Bertahan Hidup

Suar.ID -Sejak munculnya wabah virus corona ini, berbagai dampak dirasakan oleh masyarakat Indonesia.

Dampak yang paling dirasakan adalah di bidang ekonomi.

Banyak orang yang terkena PHKterpaksa menggelandang di emperan toko hingga kejar-kejar sembako demi bertahan hidup.

Pandemi Covid-19 berdampak buruk pada perekonomian masyarakat, khususnya mereka yang penghasilannya tidak tetap.

Baca Juga: Masih Dihadapkan dengan Pandemi Corona, Inilah yang Tidak Boleh Dilakukan Selama Bulan Puasa 2020

Sejumlah warga bahkan terpaksa tinggal dan tidur di emperan kawasan Pasar Tanah Abang karena tidak lagi memiliki penghasilan untuk membayar sewa kontrakan atau indekost.

Salah satunya adalah Reza, bekas karyawan toko yang sudah hampir satu bulan tidur di trotoar Pasar Tanah Abang.

"Saya pedagang ikut orang juga di Kota Tua dagang jilbab gitu, karena keadaan corona ini juga pengunjung kurang dan juga peraturan dari pemerintah juga toko enggak boleh buka, ya sudah tutup," ujarnya dalam wawancara yang disiarkan Kompas TV, Kamis (23/4/2020).

Baca Juga: Apabila Pandemi Corona Masih Berkepanjangan, Maskapai Penerbangan Milik Mantan Menteri yang tak Sungkan Tenggelamkan Kapal Asing Ini Terancam akan Mengalami Kebangkrutan: Untuk Sementara Menahan Napas

Dia terpaksa menggelandang karena tidak lagi mampu membayar indekost semenjak tempat kerjanya tutup akibat mewabahnya Covid-19.

"Namanya kostan enggak tahu menahu, namanya perut mau corona mau enggak perut harus makan, tempat tinggal harus dibayar," ungkapnya.

Tangkap Layar: Youtube/Kompas TV
Tangkap Layar: Youtube/Kompas TV

Sejumlah warga memutuskan tidur di emperan toko karena tidak bisa lagi membayar kontrakan. Mereka adalah pegawai toko yang terdampak penutupan tempat usaha akibat corona.

Sementara itu, Fahmi yang juga tidur di emperan mengaku terpaksa tidur di pinggir jalan karena kehabisan uang untuk menyewa Indekost.

Baca Juga: Terpaksa Lakukan Pernikahan Dini Akibat Gadis yang Ia Pacari Saat Umur 13 Tahun Hamil di Luar Nikah, Begini Kabar Suami Pertama Wulan Guritno Setelah Digugat Cerai

Fahmi sempat bekerja di pusat perbelanjaan kawasan Blok M. Sampai akhirnya diberhentikan akibat mall dan kios tidak boleh beroperasi.

"Kan diperpanjang diperpanjang lagi sama pemerintah, toko di Blok M pada tutup.

Nah pas tutup sudah bingung kan, uang sudah pada habis, mau makan di mana mau tinggal di mana, ya sudah," ungkapnya.

Kini, Reza dan Fahmi hanya bisa tidur di trotoar dan mencari makan dengan mendatangi tempat-tempat pembagian makanan gratis yang dilakukan di pinggir jalan.

Baca Juga: Dituding Jadi Anak Durhaka Lantaran Laporkan Ibu Kandungnya Sendiri ke Polisi, Pemain Sinetron Cantik Ini Curhat Dipaksa Pindah Agama Hingga Disuruh Pacaran dengan Lelaki yang Jauh Lebih Tua Darinya Demi Uang

"Tidur di Tanah Abang bertiga bareng kan. Terus di situ juga cari makan di jalan.

Ada yang bagi sembako kita kejar, yang bagi makan juga kita kejar," kata Fahmi.

Gelombang PHK akibat pandemi Covid-19

Ada begitu banyak pekerja di Jakarta yang terdampak pandemi ini, baik pekerja di sektor formal maupun informal.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan, hampir 500.000 pekerja di Jakarta terkena pemutusan hubungan kerja ( PHK) akibat dampak ekonomi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hampir 9 Bulan Tak Sadari Kehamilannya Malah Dikira Kena Batu Ginjal, Wanita Ini Bak Ketiban Durian Runtuh Lahirkan 3 Bayi Kembar

Jumlah pekerja yang di-PHK di Ibu Kota paling besar dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.

"Jumlah PHK di DKI yang dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan, sampai 20 April saja itu sudah hampir 500.000, (tepatnya) 499.318 (pekerja).

Ini 1/3 dari total PHK nasional," ujar Susiwijono dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) DKI Jakarta secara online.

Baca Juga: Jadi Anggota DPR, Mulan Jameela tidak Setuju dengan Kebijakan Ahok yang Beri Diskon BBM hingga 50 Persen, Apa Alasannya?

Acara musrenbang itu disiarkan melalui akun YouTube Bappeda DKI Jakarta. Susiwijono tidak merinci total pekerja yang di-PHK di seluruh provinsi.

Dia hanya menyampaikan akumulasi data pekerja yang di-PHK dan dirumahkan imbas ekonomi dari pandemi Covid-19.

"Yang di-PHK dan dirumahkan, karena dirumahkan ini proses menuju PHK, sampai kemarin sudah di atas 2 juta (pekerja secara nasional)," kata dia.

Baca Juga: Tak Mau Tahu Soal Kisah Asmara Putranya dengan Aurel Hermansyah, Ibu Atta Halilintar Tak Sudi Tonton Video Sang Putra: Tuhan Nggak Suka!

(Tria Sutrisna)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Emperan Tanah Abang, Tempat Tidur Mereka yang Kehilangan Pekerjaan...".

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya