Putus Asa tak Punya Uang dan Kelaparan di Tengah Pandemi Corona, Warga Batam Ini Nekat Melakukan Hal yang Mengerikan kepada Dirinya Sendiri!

Jumat, 24 April 2020 | 09:30
Dok. Tribun Batam

Seorang warga Batam melakukan percobaan bunuh diri karena tak punya uang dan kelaparan.

Suar.ID -Karena kalut akibat kelaparan dan tak punya uang, seorang warga di Batam melakukan percobaan bunuh diri.

Beruntung aksinya tersebut ketahuan, dan warga Sekupang ini berhasil diselamatkan.

Ketua RT 03, RW 15, kelurahan Patam Lestari, Sekupang, Batam, Didi mengatakan, warganya yang hampir bunuh diri akibat kondisi ekonomi yang sudah makin terpuruk selama covid-19.

Sebagaimana diketahui, belakangan ini cukup banyak orang yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi covid-19 yang melanda dunia termasuk di Batam.

Baca Juga: Menjadi Korban Penipuan dan Punya Banyak Utang, Pria Ini Stres dan Melakukan Bunuh Diri, Ini Catatan yang Ia Tulis sebelum Kematiannya...

Banyak yang kena imbas PHK, dirumahkan, dikurangi jam kerja hingga tak ada lagi penghasilan.

“Ada yang sampai hampir bunuh diri kemarin,"

"Kemarin datang ke rumah, datang bilang 'sudah tidak makan', lalu saya berikan Rp 50 ribu,” ujarnya kepada TRIBUNBATAM.id, Kamis (23/4/2020).

Keesokan harinya, Didi mengaku orang tersebut justru merasa putus asa lalu memecahkan kaca di rumahnya dan pecahan kaca ditancapkan ke dadanya.

Baca Juga: Virus Corona Menyerang Negaranya Membuatnya Khawatir Enggak Bisa Atasi Dampak Ekonomi, Menteri Ini pun Putuskan Bunuh Diri, Tragis!

Menyaksikan hal itu, keluarganya pun berteriak hingga warga datang.

Kisah itu merupakan satu di antara kisah pilu korban pandemi covid-19 yang mulai mengalami kesulitan mendapatkan uang.

Sehingga, bantuan sembako gratis dari pemerintah maupun relawan menjadi harapan satu-satunya mereka bertahan sambil menunggu wabah mereda.

Sayangnya, kata Didi, kadang kalangan yang masih mampu pun mendadak merasa layak mendapatkan sembako, sehingga membuat warga yang layak mendapatkan pun bisa jadi tak kebagian.

Baca Juga: Takut Menulari Orang Lain, Petugas Medis di Italia Ini Nekat Bunuh Diri setelah Dinyatakan Positif Virus Corona

"Kadang kalau pembagian sembako begini susah jelaskan kepada warga, semua mengaku layak dapat sembako," katanya.

Sementara itu, Sunaryo, Ketua RT 01 RW 13, Kelurahan Patam Lestari Sekupang mengatakan, pembagian sembako gratis dari pemerintah yang dibagikan melalui ketua Rukun Tetangga (RT) justru membuat Pak RT mengaku pusing.

"Gimana tidak pusing, sembako yang didapat tidak sesuai jumlah KK yang tinggal di satu RT," kata seorang ketua RT 01 RW 13 keluarahan Patam Lestari, Sekupang, Sunaryo, Kamis (23/4/2020).

Bahkan, Sunaryo mengaku hampir diserbu warganya.

Baca Juga: Tinggalkan Surat Wasiat yang Menggetarkan Jiwa, Pasangan Suami Istri ini Ditemukan Tewas Bunuh Diri, Diduga ini Jadi Penyebabnya...

"Kemarin saya hampir diserbu warga sesaat setelah membawa sembako, agar mereka mendapat sembako duluan, sebagian di antara mereka sudah nunggu," kata Aryo sapaan akrab pak RT itu.

Bukan tanpa alasan, warga yang tinggal di RT 01 RW 13 dominan tinggal di ruli.

Aryo mengungkapkan, di RT yang dia pimpin ada 95 KK.

Namun yang mendapat sembako 43 KK.

Baca Juga: Sepasang Suami Istri Melakukan Bunuh Diri di Malang, Tinggalkan Surat Wasiat Bahasa Jawa untuk Anaknya: Sepurane Le Yo Titip Jogo Adike

Akhirnya warga pun komplain dan mengatakan saya tidak dapat tapi si anu dapat, dan mereka mengaku layak untuk mendapatkan sembako.

“Hampir 90 persen warga saya tinggal di Ruli, makanya mereka komplain dan merasa layak mendapatkan sembako,” ucapnya.

"Beberapa warga saya datang ke rumah menanyakan kenapa ia tidak mendapat sembako, sementara tetangga sebelah yang tinggal di komplek perumahan RW sebelah dapat."

“Lalu saya bilang apa kepada mereka?” kata Aryo.

Baca Juga: Geger! Pria ini Ingin Bunuh Diri di Ruang Sidang setelah Divonis Hukuman Penjara Seumur Hidup, Terkuak Kejahatan Sadisnya yang Membuat Sang Mantan Pacar Berduka

Dia mengatakan, sesuai aturan, hanya yang sudah terdata yang akan mendapat, jumlah sembako juga terbatas di tiap RT.

"Mendengar itu mereka malah marah kepada saya," katanya.

Dia mengusulkan, seharusnya pembagian sembako tidak dilihat per RT, karena akan ada kecemburuan jadinya.

Aryo mencontohkan, dii RW 13 hampir 600 KK namun yang dapat sembako sebanyak 172.

Baca Juga: Selalu Ditolak saat Mengajak Bercinta, Wanita Ini Baru Sadar Ternyata Suami yang Baru Dinikahinya Itu Penyuka Sesama Jenis, Stres Lalu Inilah yang Dia Lakukan

Pembagiannya ini pun hampir pukul rata tiap RT ada 43 hingga 45 paket.

"Sementara warga RT saya dengan RT sebelah berbeda kelas ekonomi, RT sebelah tinggal di kompleks perumahan."

"Lah, warga saya 90 persen tinggal di ruli yang kondisi ekonominya bisa dikatakan menengah ke bawah,” ujarnya.

Dia mengaku bingung harus bagaimana apalagi ada warga yang bilang dia pilih kasih.

Baca Juga: Selalu Nampak Akur Meski Bukan Anak Kandungnya, Ashanty Blak-blakan Akui Sempat Ingin Bunuh Diri Usai Lahirkan Arsy Gara-gara Tingkah Aurel

"Dibilang ketua RT tidak adil, sementara kita sudah sampaikan kondisi ini ke kelurahan."

"Kan melalui pendataan lalu diajukan, walau memang ada pengumpulan KK namun tidak semuanya dapat sembako,” katanya.

(Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing)

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Tribun Batam