Nyalakan Tanda Bahaya, Menteri Keuangan di Era SBY Beri Peringatan, Indonesia akan Mengalami Kebobrokan Ekonomi di Bulan-bulan Ini karena Pandemi Corona!

Kamis, 16 April 2020 | 19:30
Tribun Bisnis

Menteri Keuangan di Era SBY, Chatib Basri beri peringatan ekonomi Indonesia akan mengalami resesi pada masa ini.

Suar.ID -Ekonom sekaligus mantan menteri keuangan Chatib Basri meramal ekonomi Indonesia akan masuk resesi paling tidak pada jangka waktu kuartal II-2020.

Artinya pada April-Juni 2020 akan menjadi awal mula anjloknya produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi di sektor riil negatif.

Lebih lanjut, Chatib Basri memprediksi pertumbuhan ekonomi April-Juni 2020 akan kontraksi ke level 2%.

Ini disebabkan aktivitas konsumsi sebagai penyumbang PDB terbanyak dalam tren melemah, begitu pula dengan investasi, khususnya investasi portofolio.

Baca Juga: Kondisi Ekonomi Loyo karena Virus Corona, Pemerintah Indonesia Berikan Kabar Gembira Tentang THR! Apa Itu?

Apalagi, periode tersebut merupakan momentum high season yakni adanya Ramadan dan Idul Fitri di mana konsumsi rumah tangga paling tinggi di periode tersebut.

“Kemarin baru mulai Maret jadi dua bulan pertama belum, triwulan II-2020 Indonesia baru akan masuk ke resesi,” kata Chatib Basri dalam dialog yang digelar secara online, Rabu (15/4) melansir dari Kontan.

Hal ini ditandai dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran banyak perusahaan yang tidak bisa membayar kredit perbankan beserta bunganya, sehingga efisiensi tenaga kerja menjadi jalan terakhir yang mau tidak mau dilakukan.

Chatib Basri menyampaikan perekonomian akan terus berada dalam situasi sulit selama vaksin corona virus disease 2019 (Covid-19) belum ditemukan.

Baca Juga: Anies Baswedan Hentikan Pengoperasian Bus AKAP dari dan ke Jakarta untuk Antisipasi Virus Corona, tapi Dibatalkan Sosok Menteri Ini, Katanya Mau Dikaji Dulu Dampak Ekonominya

Begitu pula, ketika anti virus sudah ada, aktivitas bisnis butuh waktu untuk recovery dari dampak pandemi.

“Butuh enam bulan sampai satu tahun untuk konsolidasi dari tahap normal ketika vaksinnya ketemu,” ujarnya.

Kendati begitu, Chatib Basri menyampaikan situasi ekonomi saat ini berbeda dengan krisis di tahun 1998.

Krisis sekitar 12 tahun lalu itu diakibatkan oleh situasi ekonomi domestik yang rapuh serta korupsi yang merajalela.

Baca Juga: Virus Corona Menyerang Negaranya Membuatnya Khawatir Enggak Bisa Atasi Dampak Ekonomi, Menteri Ini pun Putuskan Bunuh Diri, Tragis!

Karena itulah, banyak aspek yang menyebabkan krisis, bahkan hingga ke ranah politik.

Bedanya dengan saat ini, resesi yang terjadi diakibatkan oleh Covid-19 yang merupakan pandemik di seluruh dunia.

Padahal sebelum kehadiran virus corona, ekonomi dalam negeri masih sehat.

Baca Juga: Punya 5 Anak dan Terdesak Himpitan Ekonomi, Ibu ini Nekat Narik Ojol Sambil Bawa Si Bungsu yang Masih 3 Tahun: Tapi Mau Gimana Lagi, Anak-anak Saya Butuh Makan dan Susu

“Perbedaan dengan krisis 1998 karena ekonomi domestiknya saat itu rapuh, kalau sekarang semuanya kena."

"Logikanya, orang sakit tidak bisa kerja, akibatnya ekonominya kena."

"Kalau pertumbuhan ekonomi iya, pasti jatuh,” tuturnya.

(Kontan)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kontan

Baca Lainnya