Suar.ID -Seorang sopir bus meninggal dunia setelah diketahui positif virus corona, padahal sebelumnya sempat ingatkan penumpangnya soal etika batuk.
Virus corona masih menjadi perbincangan yang jadi fokus utama.
Apalagi penyebarannya yang sangat cepat membuat orang mudah tertular penyakit covid-19 ini.
Sudah banyak orang yang terpapar virus ini.
Lebih dari satu juta orang di seluruh dunia positif virus corona.
Jumlah korban meninggal juga sudah sangat banyak yang meninggalkan duka.
Salah satunya adalah seorang sopir bus di Detroit, Michigan, Amerika Serikat.
Pria ini meninggal dunia karena virus corona yang ada di paru-parunya.
Ironisnya pria ini meninggal dunia belum lama setelah membuat video soal etika batuk di tempat umum.
Seperti apa video yang dibuatnya sebelum meninggal dunia?
Ingatkan Bahaya Virus Corona
Sopir bus bernama Jason Hargrove itu berusaha mengingatkan agar orang-orang menanggapi pandemi virus corona dengan serius.
Ia juga membahas soal pekerjaan yang bertemu dengan banyak orang di tengan pandemi virus corona ini
Dalam video yang beredar, terlihat Jason bercerita bahwa dia kesal karena ada seorang wanita yang batuk berulang kali dan tidak mengambil upaya menutupi batuknya ketika dia di bus.
“Pengemudi adalah pekerja publik yang melakukan pekerjaan dengan berusaha mencari nafkah yang jujur, untuk melindungi keluarganya."
"Anda yang naik bus dan batuk beberapa kali tanpa menutup mulut dan Anda tahu bahwa kita di tengah pandemi."
"Itu membuatku paham, beberapa orang memang tak peduli,” ujarnya.
Baca Juga: Dinas Kesehatan di Salah Satu Kota Indonesia Ini Sebut Jumlah ODP Corona Telah Tembus 2.795 Orang
Empat Hari Kemudian Sakit
Empat hari kemudian usai mengunggah video itu pada Sabtu 21 Maret 2020, Hargove (50) jatuh sakit dan meninggal pada Rabu malam.
Didugasopir malang itu terpapar virus corona dari penumpangnya.
Glen Tolbert, anggota serikat pengemudi mengatakan, pada 17 Maret, sopir bus Detroit sempat melakukan pemogokan lantaran kesal dengan para penumpang yang batuk dan bersin namun tidak berusaha menutupinya.
Setelah aksi itu mereka mendapatkan pasokan sarung tangan dan masker dari pemerintah.
Armada bus kemudian juga dibersihkan dan disemprot cairan disinfektan.
"Kami melihat lebih banyak orang sakit daripada dokter mana pun."
"Kami adalah responden pertama karena kami menjemput orang sakit membawa mereka ke rumah sakit," ujar Tolbert kepada CNN (03/04/2020).
(Kompas.com)