Suar.ID -Warga sebuah desa di India dilaporkan terpaksa mengisolasi diri di atas pohon di tengah wabahcorona.
Hal ini dikarenakan, tak ada cukup ruang di rumah mereka.
Sebanyak tujuh orang yang baru datang ke Distrik Purulia di Negara Bagian West Bengal dari Chennai diminta untuk melakukan karantina mandiri.
Tetapi karena tak ada cukup ruang, mereka membangun hunian di puncak pohon dan memindahkan kasur mereka agar keluarga dan tetangga mereka aman.
Menyadur dariDaily Mirror, Minggu (29/3/2020), mereka bakal tetap berada di pohon hingga masa karantina untuk mencegah penularan dari virus corona.
Salah satu warga desa, Bijoy Sing Laya mengatakan, mereka langsung mendapat instruksi dari dokter untuk mengisolasi diri sepulangnya dari Chennai.
"Diputuskan kami harus diisolasi."
"Kami hidup di sini atas keinginan sendiri."
"Kami baik-baik saja dan tidak ada masalah," kata dia.
Ucapan Laya terjadi di tengah eksodus massal yang dilakukan ribuan pekerja migran di tengah lockdown yang diterapkan pada pekan lalu.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, meminta kepada 1,3 miliar warganya untuk tetap tinggal di rumah, dalam kebijakan berdurasi 21 hari.
Namun belum sampai sepekan lockdown itu diterapkan, kekacauan terjadi dengan banyak pekerja migran yang bergantung pada pendapatan harian, memilih untuk pulang kampung.
Dalam pernyataannya yang disiarkan di media massa, Modi meminta maaf dan menyebut hanya itulah opsi yang mereka punya untuk memberantas virus corona.
Saat ini, Negeri "Bollywood" mengumumkan 1.071 orang positif terjangkit virus dengan nama resmi SARS-Cov-2, dengan 29 di antaranya meninggal.
Sistem kesehatan di sana mengalami kekurangan, mulai dari Alat Pelindug Diri (APD) bagi tim medis hingga ventilator untuk membantu pasien yang terkena gejala parah.
Sejumlah selebritas pun ramai-ramai berdonasi. Bintang Bollywood Akshay Kumar menyumbang 3,3 juta dollar AS, atau Rp 53,7 miliar.
Lebih lanjut di Negara Bagian Punjab, otoritas mengarantina 40.000 orang dari 20 desa karena mereka diduga tertular dari satu orang.
Pria yang mendapat julukan sebagai super spreader tersebut meninggal karena virus corona, dan baru diketahui setelah kematiannya.
Lelaki yang disebut adalah pemuka agama itu mengabaikan saran pemerintah untuk mengarantina diri setelah pulang dari Italia dan Jerman.
(Ardi Priyatno Utomo/Kompas.com)