Berkah di Tengah Corona, Kedua Bank Ini Akhirnya Berikan Kelonggaran dan Penundaan Cicilan bagi UMKM, Ojol hingga Nelayan! Bank yang Lainnya Kapan Nyusul?

Sabtu, 28 Maret 2020 | 18:15
Facebook

Kedua bank ini akan berikan kelonggaran dan penundaan cicilan UMKM, ojol gingga nelayan.

Suar.ID -PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan BRI mengeluarkan kebijakan penundaan cicilan kredit untuk para debiturnya, terutama pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk di dalamnya nelayan hingga driver ojek online.

Corporate Secretary Bank Mandiri, Rully Setiawan mengatakan, teknis pelaksanaan penundaan itu mengacu pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan profil nasabah masing-masing.

"Langkah ini kami ambil untuk mendukung para pelaku perekonomian terkhusus nasabah kami yang memerlukan perhatian dengan segera dan menyambut kegelisahan para mitra kami," ujarnya dalam keterangan resmi, melansir dari Kompas.com, Jumat (27/3/2020).

Kebijakan yang dikeluarkan Bank Mandiri, jelas Rully, pertama bagi nasabah yang terdampak Covid-19 mendapatkan keringanan berupa penundaan pembayaran angsuran dengan pinjaman kurang dari Rp 10 miliar.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap, Teroris Pelaku Pembunuhan Massal ini Ternyata Pengagum Berat Adolf Hitler, Percaya Adanya Alien dan Pangkalan Rahasia AS Tempat Anak-anak Dikorbankan Kepada Setan

Kedua, debitur yang pinjamannya di atas Rp 10 miliar, Bank Mandiri sudah menginventarisasi dengan menerapkan kebijakan penundaan, penjadwalan ulang, pengurangan suku bunga dan restrukturisasi setelah dievaluasi terdampak virus Corona.

Ketiga, bagi debitur yang berada di zona merah akan diberikan keringanan penundaan pembayaran pokok dan pengenaan suku bunga sampai dengan nol persen selama maksimal satu tahun.

Bank Mandiri juga memberikan relaksasi kredit kendaraan bermotor bagi pengemudi ojek online dan driver online.

Kelima, penetapan kolektibilitas kredit didasarkan pada ketetapan pembayaran angsuran.

Baca Juga: Momen Bahagia Harus Dikorbankan, Gara-gara Virus Corona Dokter Ini Lakukan Pernikahan Kilat Tanpa Tamu Undangan

Keenam, kredit yang direstrukturisasi akan ditetapkan lancar sejak restrukturisasi dilakukan.

Untuk penilaian nasabah mana yang akan diberikan relaksasi, kata Rully, akan dilakukan oleh unit maupun kantor cabang bank.

"Kita mengacu pada peraturan OJK yang dimana penilaiannya akan dilakukan oleh unit maupun kantor cabang bank pada saat nasabah mengajukan relaksasi," pungkasnya.

Baca Juga: Sarita Abdul Mukti Tiba-tiba Doakan Mantan Suaminya agar Tenang di Surga setelah Dirinya Mendapatkan Surat dari Bank: Makasih yaa Haris!

Bank BRI Juga Keluarkan Kebijakan

Sama halnya dengan Bank Mandiri, BRI memberikan kemudahan berupa relaksasi penetapan kualitas kredit berdasarkan ketepatan pembayaran angsuran.

Kemudahan tersebut diberlakukan untuk pelaku UMKM dengan plafon paling banyak Rp 10 miliar yang usahanya terdampak akibat dampak virus Corona.

Direktur Utama Bank BRI, Sunarso mengatakan, menindaklajuti POJK No.11/POJK.03/2020, BRI juga memberikan kemudahan bagi debitur yang terdampak virus Corona melalui berbagai skema restrukturisasi.

Baca Juga: Disebut Tajir 7 Turunan Karena Harta Gono-Gini Oleh Pengacara Faisal Harris, Sarita Abdul Mukti pun Ngamuk: Bunga Bank 77 Juta Saja, Saya yang Dikejar-kejar Bank!

Di antaranya penyesuaian suku bunga pinjaman, pengurangan tunggakan bunga, dan atau denda atau penalti serta perpanjangan jangka waktu pinjaman (rescheduling).

Kata Sunarso, BRI memiliki skema restrukturisasi khusus bagi debitur mikro yang usahanya menurun akibat virus Corona.

"Khusus untuk usaha skala mikro, BRI memiliki skema restrukturisasi lainnya berupa penundaan pembayaran cicilan pokok bulanan selama maksimal satu tahun."

"Selain itu, BRI juga telah menyiapkan skema restrukturisasi bagi debitur yang menikmati fasilitas Kredit Konsumer BRI, yakni Kredit Pemilikan Properti (KPP) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)," ucapnya.

Baca Juga: Kekaisaran Sunda Empire Kini Runtuh, Ternyata Sosok Pemimpinnya Bukan Nasri Banks Tapi Perempuan ini, Seperti Apa Sosoknya?

Diakuinya, kelonggaran cicilan yang dimaksud lebih ditujukan pada debitur kecil antara lain sektor informal, usaha mikro, pekerja berpenghasilan harian yang memiliki kewajiban pembayaran kredit untuk menjalankan usaha produktif mereka.

Alternatif skema restrukturisasi tersebut akan bervariatif disesuaikan dengan masing-masing debitur dan tetap memperhatikan faktor prospek usaha serta repayment capacity.

"BRI secara aktif juga melakukan monitoring dan memberikan pendamping secara langsung terhadap program restrukurisasi yang dijalankan para debitur BRI sebagai upaya perseroan untuk menjalankan asas prudential banking dan selective growth," ujar Sunarso.

Hingga akhir Desember 2019, tercatat portofolio kredit UMKM BRI sebesar 79 persen dari seluruh total kredit BRI yang berjumlah Rp 907,4 triliun atau setara dengan Rp 716,8 triliun. (Kompas.com/Tribun-Medan.com)

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber : Kompas.com, Tribun Medan

Baca Lainnya