Suar.ID -Pada Rabu (25/3), kabar duka datang dari keluarga Presiden Jokowi.
Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Jokowi dikabarkan meninggal dunia di Solo.
Dilansir Tribunnews.com, kabar ini pun juga telah dibenarkan oleh Wakil Menteri Desa yang bernama Budi Arie Setiadi.
"Iya benar, ibunda Bapak Presiden meninggal dunia sore ini," kata Budi Arie.
Haryanto, kakak kandung Iriana Jokowi juga membenarkan informasi mengenai meninggalnya nenek dari Gibran Rakabuming Raka tersebut.
"Baru saja, pukul 16.45 WIB," ungkapnya.
Salah satu tokoh di Kota Solo yang bernama Sumartono Hadinoto juga membenarkan informasi itu.
"Tadi baru dikasih kabar keluarga, di Rumah Sakit Slamet Riyadi (DKT) Solo," ujar dia.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo, Meninggal Dunia
Dikutip Tribun Solo, Sudjiatmi meninggal dunia lantaran penyakit kanker yang dideritanya.
Presiden pun langsung menuju ke Solo setelah mendengar kabar tersebut.
Untuk diketahui, mendiang Sudjiatmi memiliki empat anak, yaitu Joko Widodo, Lit Sriyantini, Titik Relawati, dan Ida Yati.
Mengutip darisahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Sudjiatmi lahir dari keluarga pedagang kayu di Susun Gumukrejom Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali.
Baca Juga: Gempar, Keluarga Nekat Robek Plastik Jenazah PDP Virus Corona, Polisi Lakukan Pendataan Pelayat
Sudjiatmi sendiri adalah perempuan satu-satunya dari 3 bersaudara putra dari Wirorejo dan Sani yang lahir pada 15 Februari 1943.
Meski menjadi satu-satunya anak perempuan, orangtua Sujiatmi tak membedakan perlakukannyat terhadap anak-anaknya ini.
Ketika sang kakak lelakinya bersekolah di SD Kismoyo, sekitar 5 kilometer dari rumahnya, Sudjiatmi juga disekolahkan.
Saat itu Sudjiatmi kecil menjadi satu-satunya siswa perempuan disana.
Teman-temannya sekolah pun sendiri berasal dari 3 kampung di sekitar sekolahannya.
Meski jarak dari rumah ke sekolah terbikang jauh, namun Sudjiatmi tetap menempuh perjalanan ke sekolah ini dengan berjalan kaki.
Tapi tak jarang pula ia menggunakan sepeda.
Pelajaran berhitung merupakan pelajarang yang paling disukai Sudjiatmi.
Ia pun selalu merindukan kehadiran dari gurunya ini dan berusaha menjadi yang pertama mengacungkan jarinya untuk mengerjakan soal hitungan di depan kelas.
Nantinya, kemampuan inilah yang menjadi kelebihan Sudjiatmi dalam membantu membangun usaha suaminya.
Sang suami, Widjiatno adalah kwan sepermainan dari Mulyono, kakak Sudjiatmi yang 3 tahun lebih tua darinya.
Ketika bertemu dengannya, Widjiatno ini sudah duduk di bangku SMA, sedangkan Sudjiatmi masih di SMP.
Baca Juga: Apakah Pasien yang Sembuh dari Virus Corona dapat kembali Terjangkit Covid-19?
Widjiatmo yang ketika dewasa mengubahg nama menjadi Notomiharjo ini tinggal bersama kakek neneknya di Dusun Klelesan, masih tetangga Gumukrejo.
Sedangkan orangtua Notomiharjo ini tinggal di desa Kranggan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar atau sekitar 25 km dari Boyolali.
Sudjiatmi dan Notomoharjo akhirnya menikah di usia muda pada 23 Agustus 1959.
Meski saat itu usianya masih muda, Sudjiatmo dan Notomiharjo ini sudah dilibatkan dalam usaha kayu milik ayahnya.
Kala itu, ayahnya sudah membuka usaha di Srambatan, Solo.
Saat usaha kayunya ini makin berkembang, dan ayahnya sudah mampu membangun rumahnya di Solo, seluruh keluarga pun diboyong ke Solo.
Masih dari sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id, Jokowi dan adik-adiknya ini sangat patuh kepada ibundanya.
Sudjiatmi pun tak pernah sekalipun memberikan hukuman fisik pada keempat anaknya.
Tak cuma itu, sosok Sudjiatmi pun dikenal sangat dekat dengan keempat anaknya.
Bahkan sampai-sampai Sudjiatmi menjadi tempat bagi keempat anaknya ini berkeluh kesah.
Ini dikarenakan Sudjiatmi sendiri dalam memberikan nasihat selalu pas.
"Kalau Ibu bilang tidak, kita ndak berani membantah. Anak-anak mau ke mana, Ibu yang ngarahin,” kata Iit, adik Jokowi.
Kepatuhan Jokowi dan adik-adiknya ini juga terbentuk karena Sudjatmi yang selalu konsisten.
Apa yang dikatakan selalu sesuai dengan apa yang dilakukan.
Sudjiatmi pun tak gampang menjanjikan sesuatu untuk anak-anaknya.
Tak ada janji hadiah kenaikan kelas, juga tak ada iming-iming sesuatu agar anaknya ini tak merengek.
Selain itu, Sudjiatmi dan Noto juag memperlihatkan sikap pekerja keras.
Meski mendapatkan kesulitan dalam berusaha, mereka tak pernah berkeluh kesah di depan anak-anak mereka.
Tak cuma itu, ketika anak-anaknya menghadapi masalah, Sudjiatmi selalu berusaha tidak menyalahkan anak-anak ketika ada kesalahan dan menghadapi persoalan.
Disiplin juga menjadi hal utama yang diajarkan Sudjiatmi kepada anak-anaknya.
Tak hanya itu, rukun dan saling membantu adalah kunci Sudjiatmi dalam menyatukan keempat anaknya ke dalam satu ikatan persaudaraan yang kuat.
Ia juga mengajarkan anak-anaknya untuk banyak bersyukur agar mengenak kata cukup.
“Harta itu titipan. Jangan dianggap kalau kita punya harta itu punya kita sendiri."
"Harta itu titipan Gusti Allah. Saya itu nggak patiyo (tidak terlalu) mikir harta."
"Anak-anak saya biar nanti cari sendiri, sudah dikasih rezeki sendiri. Orang hidup itu kalau sudah cukup ya sudah. Jangan serakah-serakah, cukup saja,” katanya.
Kesabaran dan juga dukungan penuh yang diberikan Sudjiatmi kepada keempat anaknya ini menjadi pegangan mereka.
Bahkan seorang Jokowi pun selalu memohon doa restu kepada sang ibu.
Termasuk saat dirinya maju sebagai Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, bahkan hingga Presiden Indonesia.