Angka Kematian Sudah Melebihi China, Seorang Warga Italia Beberkan Kondisi Memprihatinkan saat Pemakaman Korban Virus Corona

Sabtu, 21 Maret 2020 | 13:15
ANDREAS SOLARO

Para pekerja medis membawa seorang pasien di bawah perawatan intensif ke rumah sakit sementara Columbus Covid 2 yang baru dibangun pada 16 Maret 2020 untuk para pasien coronavirus di Gemelli di Roma. Wabah Virus Corona di Italia Makin Parah, Orang Berusia 80 ke Atas akan Dibiarkan Mati jika Kondisinya Kritis.

Suar.ID -Hingga artikel ini ditulis, Italia telah melaporkan 3.405 kasus kematian akibat virus corona.

Melansir dari Kompas.com, angka kematian ini melampaui jumlah korban meninggal dunia di China.

Jumlah kasus di Italia terkait virus corona mencapai 41.035.

Badan Perlindungan Sipil Italia menyebutkan, angka pertumbuhan itu menjadi yang tercepat dalam tiga hari terakhir.

Baca Juga: Khawatir Virus Corona akan Menyebar Kemana-mana, Negara Ini Berlakukan Aturan untuk Pasangi Masker kepada Mayat Korban Covid-19: Mereka Menguburnya Seperti Itu

Dengan data tersebut, Italia menjadi negara dengan kasus virus corona terbesar kedua setelah China.

Salah satu warga Italia, Alfredo Visioli mengembuskan napas terakhirnya setelah terjangkit Covid-19.

Penyakit ini merenggut nyawanya di usia 83 tahun.

Melansir dari Tribunnews.com, Alfredo dimakamkan di tanah kelahirannya yakni Kota Cremona, Italia Utara.

Baca Juga: Aktor Detri Warmanto Menantu Tjahjo Kumolo Positif Corona, Akui Tak Ada Gejala Sedikitpun!

Tidak ada keluarga maupun orang-orang terdekat Alfredo pada acara penguburannya.

Bahkan upacara pemakaman pun tidak dilaksanakan sebagaimana lazimnya.

"Mereka menguburnya seperti itu, tanpa pemakaman, tanpa orang-orang yang dicintainya, hanya dengan doa dari pendeta," kata cucu Alfredo, Marta Manfredi yang juga tidak hadir dalam pemakaman kakeknya itu, dikutip dari Reuters.

Apalagi kalau bukan isolasi yang memaksanya untuk tetap tinggal di rumah.

"Ketika ini semua berakhir, kami akan memberinya pemakaman yang nyata,"kata Manfredi.

Pandemi global corona ini mengubah semua tradisi bahkan sampai pada penghormatan terakhir untuk seorang almarhum.

Seakan tidak ada lagi ruang tanpa Covid-19 di Italia, sebab ritual kuno untuk menghormati orang meninggal dan menghibur keluarga yang berduka dipangkas karena takut justru malah menjadi malapetaka sendiri.

Virus yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang di dunia ini secara tidak langsung mengubah perspektif manusia atas kematian.

Baca Juga: Kabar Terbaru, Pemerintah akan Datangkan 150.000 Masker untuk Rumah Sakit Rujukan Corona: Cukup Sudah

Dari mulai karena terjangkit infeksi Covid-19 yang serius hingga mungkin terkait spiritual yang lama ditinggalkan.

Ketakutan jenazah Covid-19 bisa menularkan wabah pun sudah dirasakan Iran.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, pemerintah Iran menaburkan bubuk putih di areal pemakaman.

Disinyalir itu adalah kapur untuk mencegah penularan lebih lanjut kepada petugas pemakaman.

Irlandia juga demikian, pemerintah mengimbau pekerja kamar mayat untuk memakaikan masker untuk mayat-mayat tersebut.

Tujuannya tentu untuk mengurangi resiko penularan kepada yang mengurus jenazah ini.

Sementara itu perusahaan pemakaman di Italia menyiarkan prosesi pemakaman agar keluarga yang sedang dikarantina bisa mengikuti penguburan tersebut.

Baca Juga: Kisah Seorang Nenek Bernama Indonesia yang Membuat Satu Acara Heboh! Beginilah Asal-usul Namanya: Sangat Bersyukur Sekali

Sama halnya dengan Korea Selatan, angka infeksi yang sempat melonjak drastis menyebabkan penurunan angka pelayat di sejumlah jasa pemakaman.

Di sisi lain Italia, Bergamo, menyediakan sedikit waktu upacara penguburan.

Bergamo sendiri termasuk dalam wilayah dengan kasus Covid-19 yang cukup banyak.

Otoritas Pemakaman di Bergamo, Giacomo Angeloni, mengaku setiap jam krematorium tidak henti diisi jenazah baru.

Padahal wilayah dengan 120.000 penduduk ini biasanya hanya menangani 5 sampai 6 orang meninggal pada hari-hari normal.

Editor : Adrie P. Saputra

Sumber : Kompas.com, Tribunnews.com

Baca Lainnya