Harusnya TNI Bisa Memanfaatkan Kondisi Adanya Perpecahan dalam Tubuh KKB Papua sehingga Bisa Hancurkan Mereka, Kejadian Terbaru Ini Jadi Buktinya

Jumat, 20 Maret 2020 | 15:00
IST

Disinyalir ada perebutan kekuasaan di internal KKB Papua.

Suar.ID -Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua diduga tengah mengalami perpecahan.

Hal ini, menurut aparat keamanan, terlihat dari kasus pembakaran gereja di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Belakangan ini,pergerakan beberapa grup KKB dari beberapa kabupaten ke Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, membawa ketakutan bagi warga setempat.

Baca Juga: Beredar Kabar KKB Papua Bikin Ulah Lagi Bakar Gereja GKII di Tembagapura, Begini Tanggapan Kapolda Papua: 'Saya Pikir Itu Hoaks'

Aksi kekerasan bersenjata yang dilakukan KKB telah membuat 1.700 warga Tembagapura memilih mengungsi ke Kota Timika.

Tujuan lain dari pergerakan KKB ke Tembagapura mulai tercium.

Menurut Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf. Dax Sianturi, ada unsur perebutan kekuasaan di jajaran Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang saat ini masih diduduki oleh Goliat Tabuni (GT).

"Sebenarnya GT sudah cukup berumur dan secara fisik tidak lagi sekuat dulu," kata Dax di Jayapura, Kamis (19/3) kemarin.

Namun, tambahnya, ketokohannya GT masih cukup berpengaruh bagi generasi di bawahnya.

"Kedudukan GT yang sudah semakin renta dijadikan peluang bagi pimpinan yang ada dibawahnya untuk menggeser GT," katanya lagi.

KKB yang bergeser ke Tembagapura adalah kelompok pimpinan Lelagak Telenggen (LT), Militer Murib (MM), Selcius Waker (SW), dan Gusbi Waker (GW).

Sedangkan wilayah Tembagapura merupakan wilayah operasi KKB pimpinan Jhony Botak.

Baca Juga: Tak Hanya Minta-minta Makan Sambil Todongkan Senjata, KKB Papua Juga Disebut Mulai Berani Goda Anak Gadis Warga

Menurut Dax, Tembagapura yang di dalamnya ada kawasan operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), dianggap KKB bisa menaikan pamor.

Sehingga peluang menjadi pimpinan tertinggi TPNPB sangat terbuka.

Facebook TPNPB
Facebook TPNPB

KKB Papua

"Saat ini isu Tembagapura sedang memanas dan mereka berharap itu bisa menaikkan nama mereka sehingga keberadaan GT bisa semakin dilupakan," kata dia.

"Bisa jadi pergerakan KKB ke Tembagapura untuk menggeser kedudukan GT yang selama ini kita dengar sebagai Panglima Tertinggi TPNPB," sambung Dax.

Beberapa informasi mengenai pergerakan KKB ke Tembagapura juga dianggap sebagai sebuah propaganda untuk menakut-nakuti masyarakat.

Baca Juga: Usai Berwudhu dan hendak Melaksanakan Sholat Subuh, tiba-tiba saja Muncul Tembakan yang Membuat Nyawa dari Prajurit TNI Ini Gugur di Tangan KKB Papua, Komandan Kodim: Putra Almarhum Masih Kecil-kecil

Termasuk informasi mengenai Egianus Kogoya (EK), Pimpinan TPN OPM di wilayah Ndugama, yang ikut bergerak ke Tembagapura dianggap tidak sesuai fakta.

"Apa yang selama ini dipropagandakan TPNPB itu tidak sesuai fakta di lapangan, sebagian besar menggunakan nama EK untuk propaganda bahwa sudah terjadi penggabungan kekuatan," kata Dax.

Dax menegaskan bila antar KKB masih ada persaingan yang antar pimpinannya masih menyimpan ego yang tinggi.

Bahkan dalam satu kelompok kini sudah mulai ada ketidakpatuhan antara pimpinan dan anggotanya.

IST

Foto gereja di Tembagapura yang dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata atawa KKB Papua.

Hal ini seperti yang terjadi saat kelompok Selcius Waker membakar sebuah gereja di Kampung Opitawak, Distrik Tembagapura, pada 12 Maret 2020.

Dax memastikan pembakaran sebuah rumah ibadah belum pernah dilakukan oleh KKB.

Dan apa yang dilakukan oleh Selciu Waker bukan atas perintah atasannya Lekagak Telenggen.

"Di dalam tubuh mereka ada persaingan, masing-masing ingin menonjolkan dirinya supaya memiliki kedudukan lebih terhormat dibanding lainnya," kata Dax.

Baca Juga: Akhirnya Pendukung KKB Papua Menyerah setelah Komandannya Ditembak Mati TNI-Polri! Alasannya sungguh bikin Adem Satu Indonesia

Ia meyakini saat ini Lekagak Telenggen menyalahkan aksi tersebut karena setelah itu aparat berhasil melumpuhkan empat anggota KKB dalam sebuah kontak senjata di sekitar Kampung Opitawak, pada Minggu (15/3/2020).

"Yang membakar gereja sudah keluar jalur koordinasi, itu menunjukan tindakan membakar rumah ibadah ada rasa frustasi di antara mereka," tegas Dax.

"Frustasi itu bisa mungkin terjadi karena mereka sudah semakin terdesak, bisa jadi mereka kehabisan logistik karena kita putus jalur logistik mereka."

Kondisi tersebut, sejatinya sangat menguntungkan bagi aparat keamanan, baik Polri lebih-lebih TNI.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perebutan Posisi Panglima Tertinggi Diduga Jadi Alasan Pergerakan Sejumlah KKB ke Tembagapura"

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad