Habis Membunuh dan Simpan Mayat Tetangganya di Lemari, ABG Berprestasi Ini dengan Santainya Berjalan ke Kantor Polisi, Ternyata Ini yang Dia Lakukan

Sabtu, 07 Maret 2020 | 14:45
TribunNewsmaker.com Kolase/ KOMPAS/Ratih P Sudarsono/ TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI

Warga Sawah Besar, Jakarta Pusat, dihebohkan pembunuhan bocah 6 tahun oleh ABG 15 tahun.

Suar.ID -Pembunuhan di Taman Sari, Jakarta Pusat, yang melibatkan NF, ABG 15 tahun yang dikenal pintar, benar-benar bikin warga heran.

Respon serupa juga ditunjukkan oleh pihak kepolisian yang menangani kasus ini.

Peristiwa keji tersebut terjadi di wilayah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (5/3) kemarin.

Sebelum membunuh, siswi SMP tersebut rupanya sempat mengurai curhatannya pada sebuah tulisan dalam bahasa Inggris di buku catatan.

Baca Juga: Gempar Siswi SMP yang Bunuh Bocah 6 Tahun, Pelaku Sudah Gambar Rencana Pembunuhan dalam Buku Catatannya

Karenanya, pelaku diduga telah merencanakan aksi pembunuhan tersebut.

Makna tersirat di dalam buku catatan pelaku masih menjadi misteri harus diungkap oleh polsi.

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, cara yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban terbilang sadis.

Pelaku pun langsung mengikat korban berinisial APA dan menyembunyikannya di dalam lemari pakaian di kamarnya.

"Awalnya mau dibuang, tapi karena sudah menjelang sore akhirnya disimpan di dalam lemari," ujarnya usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), Jumat (6/3) dikutip dari Tribun Jakarta.

Seperti disebut di awal, peristiwa pembunuhan ini sendiri terjadi pada Kamis (5/3) sore sekira pukul 17.00 WIB.

"Besok paginya tersangka ini akan membuang (jenazah tersebut) tapi bagaimana caranya dia bingung. Akhirnya dia berangkat ke sekolah pakai seragam," kata Heru.

Namun, bukannya sampai di sekolah, NF di tengah jalan malah menuju Polsek Metro Tamansari untuk menyerahkan diri.

Baca Juga: Siswi SMP ini Tega Bunuh Bocah 6 Tahun Karena Terinspirasi Film yang Ditontonnya, Begini Kondisi Ibu Korban Saat Mengetahui Anaknya Jadi Korban Pembunuhan

Di hadapan pihak kepolisian, pelaku mengaku telah membunuh temannya itu yang masih berusia 6 tahun.

"Di tengah jalan dia tidak sekolah dan berganti pakaian preman yang sudah disiapkan dan pada saat itu dia melaporkan diri," tuturnya.

Dari hasil pemeriksaan sementara, Heru menyebut, pelaku terinspirasi oleh adegan di film pembunuhan yang sempat ditontonnya.

"Tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia terinspirasi oleh film," ucapnya.

Meski demikian, Heru mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan soal motif pelaku melakukan tindakan kejinya ini.

"Masih kita dalami, dari pengakuan dia pernah nonton setahun lalu. Tapi ini masih kita dalami karena ini unik," ucapnya.

Baca Juga: Sama Sekali Tak Menyesal dan Puas Usai Habisi Nyawa Teman Bermainnya, Remaja 15 Tahun Ngaku Terinspirasi dari Film: Tenggelamkan hingga Cekik Korban

TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI

Rumah tersangka di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat yang menjadi lokasi pembunuhan tampak telah diberi garis kuning polisi, Jumat (6/3/2020).

Pelaku Tulis Curhatan dalam Bahasa Inggris

Kasus pembunuhan bocah 6 tahun oleh siswi SMP langsung ditangani oleh Polres Metro Jakarta Pusat.

Pihak kepolisian lantas melakukan olah TKP.

Dalam olah TKP ini, pihak kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan.

Berdasarkan olah TKP tersebut, polisi pun mengaku bahwa siswi SMP yang membunuh tersebut adalah sosok yang cerdas.

Salah satu indikasinya, siswi SMP tersebut menuliskan curhatannya dalam bahasa Inggris.

"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat. Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," ucapnya, Jumat (6/3).

Dari hasil olah TKP, polisi menduga pembunuhan telah direncanakan sebelumnya olah sang pelaku.

Pasalnya, polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam salah satu buku catatan milik pelaku yang kini masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) ini.

"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di tkp.

"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," tambah sambil menunjukan buku catatan milik korban.

Pelaku Dikenal Sebagai Siswi Berprestasi

Para tetangga tak percaya NF nekat membunuh korban berinisial APA yang masih merupakan tetangganya.

Di mata para tetangga, NF merupakan sosok remaja yang pendiam dan jarang bergaul dengan teman sebayanya.

"Anaknya jarang main di luar, dia di dalam rumah terus. Pulang sekolah langsung masuk ke rumah," ucap Yuli (45), tetangga pelaku, Jumat (6/3).

Hal senada turut disampaikan oleh Sofyan, Ketua RT setempat yang hampir tak pernah melihat pelaku keluar rumah.

"Paling yang kelihatan ibu dan adiknya saja, dia keluar rumah paling ke sekolah. Setelah pulang langsung masuk rumah," ujarnya.

Meski dikenal pendiam dan jarang bergaul dengan warga sekitar, Sofyan menyebut, NF merupakan sosok anak yang cerdas dan berprestasi.

"Anaknya benar-benar berprestasi, sering menang lomba tenis meja," kata Sofyan.

Hal senada turut disampaikan oleh Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo.

Ia menyebut, sempat menemukan dua buah piala kejuaraan tenis meja di kamar NF saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

"Sebenarnya anak ini berprestasi, dia menjuarai kejuaraan tenis meja, ada dua piala di kamarnya," tuturnya.

"Anak ini punya kemampuan cukup luar biasa, tapi kita enggak tahu ini apakah kondisi kejiwaan atau bagaimana, makanya kami selidiki," tambahnya menjelaskan.

Tak hanya di bidang olahraga, NF nyatanya juga berprestasi di bidang akademik.

Hal ini diutarakan oleh Purwaningsih, kepala sekolah tempat NF bersekolah, ia menyebut, pelaku merupakan murid yang rajin dan pintar di sekolah.

"Dia rajin di sekolah, selalu duduk paling depan dan jago gambar juga. Dia memang pintar gambar," ucapnya.

TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI

Fakta Pembunuhan Sadis Oleh Siswi SMP di Jakpus yang Terinspirasi Film, Mulai Dari Gambar Korban di Buku Curhatan Hingga Mengaku Merasa Puas

Polisi Terkejut dengan Pengakuan Pelaku

Jajaran kepolisian sektor Taman Sari dibuat kaget dengan kedatangan seorang remaja wanita berusia 15 tahun.

Pasalnya, remaja berinisial NF itu mendatangi kantor polisi untuk menyerahkan diri.

Di hadapan polisi, ia mengaku telah membunuh temannya berinisial APA yang masih berusia 6 tahun.

Adapun peristiwa pembunuhan ini dilakukan di rumah tersangka yang berada di Kelurahan Karang Anyar, Taman Sari, Jakarta Pusat.

"Awalnya dia mau berangkat ke sekolah pakai seragam, tapi di tengah jalan dia berganti pakaian dan melaporkan diri bahwa telah melakukan pembunuhan," ucap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto, Jumat (6/3/2020).

Pihak kepolisian sektor Taman Sari pun langsung berkoordinasi dengan Polsek Sawah Besar untuk melakukan pengecek ke lokasi.

Benar saja, saat dilakukan pemeriksaan, polisi menemukan korban dalam kondisi terikat terbujur kaku di dalam lemari pakaian tersangka.

"Setelah kami melakukan pengecekan, pak Kapolsek (Sawah Besar) dan benar di dalam lemari itu ada sosok mayat," ujarnya.

Pihak kepolisian sendiri sampai saat ini masih terus menyelidiki motif pelaku melakukan tindak pembunuhan ini.

Namun, Heru menyebut, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sadar saat melakukan tindakan tersebut dan tak menyesalinya.

"Ini masih dalam pendalaman karena ini sedikit unik. Si pelaku ini dengan sadar diri dia menyatakan telah membunuh dan menyatakan tidak menyesalinya, bahkan merasa puas," kata Heru.

Kini, jenazah korban sendiri telah divawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk dilakukan autopsi.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Siswi SMP Bunuh Bocah 6 Tahun, Pelaku Curhat dalam Bahasa Inggris, Polisi : Anak Ini Cukup Cerdas

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya