12 Tahun Hidup Menjanda, Wanita Ini Mantap Menikah dengan Anak Kandungnya yang Hidup Mapan hingga Hamil Besar, Tak Mau Si Anak Jatuh ke Wanita Lain

Jumat, 06 Maret 2020 | 10:45
Suryamalang.com

Ilustrasi inses

Suar.ID -Pernikahan inses terjadi.

Pada September 2013 lalu, seperti dilaporkan Closeronline.comuk, seorang janda 40 tahun mantap menikahi anak kandungnya sendiri.

Wanita yang sudah 12 tahun menjanda itu tak ingin si anak jatuh ke pelukan wanita lain.

Seperti apa kisahnya?

Semua berawal ketika Betty Mbereko melihat hidup anaknya yang mapan.

Baca Juga: Parno Hampir Dipoligami oleh Farhat Abbas, Penyanyi Cantik Ini Pilih Pertahankan Status Janda Selama 6 Tahun Lamanya Ketimbang Dijodohkan dengan Sosok Pengacara

Betty ditinggal pergi selamanya oleh sang suami sudah sekitar 12 tahun belakangan.

Ia pun menjadi janda mati yang hidup kerap kali sendiri membesarkan anak-anaknya yang lain.

Satu di antara anak Betty memiliki kehidupan yang mapan setelah beranjak dewasa.

Atas prestasinya itu, sang ibu tidak rela jika putranya itu jatuh ke pelukan wanita lain selain dirinya.

Betty akhirnya memutuskan menikah dengan anaknya sendiri atas dasar sama-sama suka.

Ibu Dinikahi Anak Sendiri Pasca Janda 12 Tahun itu bahkan berniat meresmikan hubungannya melalui pernikahan yang sah.

Setelah suaminya meninggal, Betty merasa mempunyai hak atas putranya tersebut dan bahkan berhak untuk menikah dengan Farai.

Pixabay.com
Pixabay.com

(Ilustrasi) Hubungan inses

Tak disangka, Farai juga mengiyakan aksi gila ibunya dan siap untuk menikah dengan Betty.

Baca Juga: Pemerintah Akan Bangun RS Khusus Corona di Lokasi Eks Camp Vietnam di Pulau Galang, Bisa Menampung 1.000 Pasien dan Ada 50 Kamar Isolasi

Banyak orang yang tidak menyetujui hubungan terlarang ini karena dinilai bertentangan dengan norma dan agama.

Tindakan ganjil mereka ini sebenarnya ikut juga disadari oleh warga setempat dan kepala desa terdekat.

Kepala desa sempat meminta agar keduanya mengurungkan niatnya saja.

Atau pilihan untuk pergi dari desa dan memilih menikah di tempat lain.

Saat kepala desa menyodorkan pilihan untuk mengurungkan niatnya itu atau pergi dari desa,

Keduanya memilih pergi meninggalkan desa dan menikah di tempat lain.

Pada akhirnya, keduanya pun diterima di sebuah tempat yang bisa memaklumi hal tersebut.

'Di sini, anak bisa nikahi ibunya'

Bagi masyarakat umum, kawin dengan saudara kandung merupakan sebuah pantangan, dan bahkan tidak bisa ditoleransi.

Freepik.com/Ijeab

Fakta dibalik dugaan inses di Lampung

Namun, hal itu tidak berlaku bagi Suku Polahi di pedalaman Gorontalo.

Mereka hingga saat ini justru hanya kawin dengan sesama saudara mereka.

"Tidak ada pilihan lain. Kalau di kampung banyak orang, di sini hanya kami. Jadi kawin saja dengan saudara," ujar Mama Tanio.

Mama Tanio adalah perempuan Suku Polahi yang ditemui di Hutan Humohulo.

Tempat itu ada di Pegunungan Boliyohuto, Kecamatan Paguyaman, Kabupaten Boalemo, mereka ditemui minggu lalu oleh Elitereaders.

Suku Polahi merupakan suku yang masih hidup di pedalaman hutan Gorontalo dengan beberapa kebiasaan yang primitif.

Mereka tidak mengenal agama dan pendidikan, serta cenderung tidak mau hidup bersosialisasi dengan warga lainnya.

Kelainan yang terjadi pada anak hasil inses

Inses memang hal yang tabu hampir di setiap budaya di seluruh dunia, namun rupanya tidak selalu begitu.

Para bangsawan zaman dulu ternyata biasa melakukannya untuk menjaga agar darah kerajaan tetap murni.

Penguasa Mesir khususnya sering menikahi saudara kandung mereka atau bahkan anak mereka sendiri.

Namun, mereka harus membayar mahal kerena mutasi genetik mereka menyebabkan permasalahan yang serius pada keturunan dan variasi genetik baru mulai muncul dalam jangka waktu yang sangat lama seperti dilansir dari Ranker.

1. Rahang bawah lebih panjang

Keluarga bangsawan Habsburg mengatur pernikahan sedarah untuk melindungi kepentingan mereka sendiri.

Sayangnya, genetika mereka menghasilkan anak-anak yang memiliki rahang bawah yang panjang dan menonjol.

Sehingga tidak dapat berbicara dengan benar, tidak bisa mengunyah dan air liur menetes ke mana-mana.

Kasus terburuk ditemukan pada Charles II Spanyol yang juga mengalami cacat kognitif, dia baru belajar bicara usia 4 tahun dan berjalan pada usia 8 tahun.

2. Tengkorak memanjang di bagian belakang

Kebiasaan kerjaan Mesir yang sangat bergantung pada inses menyebabkan tulang tengkorak memanjang di bagian belakang.

Raja Tut misalnya, dia mengalami bentuk tengkorak seperti itu, bibir atas sumbing dan tuang yang hilang pada kakinya dan skoliosis.

3. Jari-jari menyatu

Kondisi jari-jari kaki atau tangan menyatu, membuatnya terlihat seperti berselaput adalah kondisi yang dialami oleh anak hasil inses.

Suku Vadoma di Zimbabwe memiliki jumlah yang tinggi terhadap kondisi ini yaitu jari yang aneh mirip unggas.

4. Hemofilia

Beberapa kerajaan besar Eropa dan Rusia yang melakukan inses melihat keturunan mereka memiliki masalah dengan sulitnya pembekuan darah (hemofilia).

Sehingga luka yang sederhana dapat menyebabkan pendarahan serius yang dapat menyebabkan infeksi dan bahkan kematian.

5. Mikrosefali

Orang yang melakukan pernikahan inses yang meningkatkan kondisi yang disebut dengan microcephaly.

Di mana seorang anak lahir dengan kepala kecil yang sering berarti otak juga tidak berkembang.

6. Bibir sumbing

Akibat inses adalah bibir sumbing yang terjadi di atap mulut tidak terbentuk dengan benar.

Dengan demikian bagian ke saluran sinus juga terbuka yang membuat sulit untuk makan, menelan, bernapas, dan bahkan sulit berbicara.

7. Kaki pekuk

inses menyebabkan anak dengan kondisi kelainan pada kaki yaitu tulang kaki yang cacat, tergelincir di bawah, dan cacat yang kondisinya jauh lebih parah.

8. Albinisme

Orang dengan albinisme cenderung memiliki mata cahaya, kulit pucat, dan rambut putih dekat, bahkan jika berasal dari warisan berkulit gelap.

9. Asimetri berat

Keturunan inses, terutama setelah banyak generasi inses, memiliki kedua sisi wajah yang tidak sama (asimetri).

Mata bisa lebih tinggi atau lebih rendah, telinga mungkin tidak rata, dan mulutnya mungkin miring.

10. Tubuh mini

Anak-anak keturunan inses memiliki masalah dengan ketidaksuburan dan akhirnya mereka melihat adanya penyakit Ellis-van Creveld.

Penyakit ini terkait dengan dwarfisme (cebol), serta stunting dari ekstremitas dan masalah dengan jantung.

11. Ketidaksuburan

Anak-anak yang dihasilkan dari inses tidak selalu layak, entah janin gagal berkembang, atau anak-anak lahir mati. Dengan cara ini, hubungan inses seringkali tidak subur.

Jika seseorang berhasil memiliki anak melalui inses, infertilitas dapat diteruskan ke keturunan.

12. Skoliosis

Saat inses terjadi mereka mungkin memiliki anak yang memiliki kondisi karena kesamaan gen orang tua, seperti skoliosis jauh lebih mungkin terjadi.

13. Gangguan sistem kekebalan tubuh

Anak yang lahir dari inses cenderung sakit-sakitan.

Meskipun hal ini mungkin terkait dengan malformasi kerangka, otot, atau organ tubuh, faktor utama adalah sistem kekebalan yang salah.

14. Kriptorkismus

Cyptorchidism terjadi ketika salah satu atau kedua testis tidak turun ke dalam skrotum yang bisa menyebabkan infertilitas serta berbagai gangguan reproduksi jika tidak diobati dini.

Cyptorchidism dapat disebabkan oleh duplikasi kromosom dan telah terbukti lebih umum terjadi pada anak-anak dengan hubungan inses.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta-Fakta Ibu Nikahi Anak Kandung di Gorontalo, DIdasari Suka Sama Suka dan Rela Diusir dari Desa

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya