Suar.ID -Semakin maju teknologi, semakin luas pula jangkuannya bahkan sampai anak-anak pun sudah paham dengan kecanggihan alat-alat modern.
Anak-anak sering kali lebih tertarik dengan teknologi berbentuk gadget yang kadang sampai taraf kecanduan.
Tentunya ini sering membuat para orangtua khawatir.
Ada tiga cara untuk menangani anak yang kecanduan bermain gawai atau ponsel.
Psikiater anak dan remaja RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Yunias Setiawati SpKJ(K) menyampaikan banyak orang tua yang memeriksakan anaknya kepada psikiater karena gangguan belajar.
“Setelah diselidiki, ternyata penyebabnya adalah kecanduan gagdet atau gawai.”
“Dalam enam bulan terakhir, ada peningkatan pasien anak di RSUD Dr Soetomo karena kondisi tersebut.”
“Dalam satu hari ada dua sampai tiga anak,” kata Yunias kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (8/1/2020).
Mayoritas anak-anak itu masih duduk di bangku sekolah dasar, yakni antara usia lima sampai enam tahun.
Ada juga remaja awal yang berusia 13 sampai 15 tahun.
Yunias menyebutkan ada tiga cara untuk mengobati kecanduan bermain gawai.
Pertama, modifikasi perilaku.
Yunias menyampaikan modifikasi perilaku ini dapat dilakukan dengan membuat jadwal bermain gawai yang disepakati oleh anak.
“Kemudian buat kesepakatan dengan si anak. Selama itu, orang tua bisa meningkatkan komunikasi dengan anak, misalnya lebih banyak menghabiskan lebih banyak waktu bersama melalui bercerita dan bermain,” terang Yunias.
Kegiatan yang menyenangkan bisa mengaktifkan kembali otak bagian depan yang juga berperan untuk mengatur emosi dan gerakan tubuh.
Kedua, terapi kognitif perlaku.
Cara ini dilakukan bila anak berusia di atas enam tahun.
Cara ini adalah mengembalikan kebiasaan anak saat sebelum mengenal gawai.
“Dalam hal ini, anak bisa diajarkan bahwa terus menerus bermain gawai sampai lupa waktu, tidak menyelesaikan masalah,” ungkap Yunias.
Terapi ini dapat dilakukan dengan cara mengubah kebiasaan bermain gawai dengan membaca buku atau berdiskusi.
Baca Juga: Unik! Agar Tak Kecanduan Gadget, Seorang Ayah Buatkan Mainan Keren
Ketiga, orang tua harus menjadi contoh.
Yunias menceritakan banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya kecanduan bermain gawai.
“Tapi, saya melihat orang tuanya juga terus-terusan membuka ponsel mereka.”
“Ketika diberi tahu, mereka beralasan kalau ada pesan penting yang harus dibuka,” kata Yunias.
Padahal, mengubah kebiasaan anak dalam bermain gawai juga harus didukung kebiasaan orang tua juga.
“Orangtua tidak bisa menyuruh anak berhenti bermain gawai kalau mereka sendiri masih terlihat terus memegang gawai setiap saat.”
“Anak juga mencontoh kebiasaan orangtua,” kata Yunias.
Menurutnya, ada beberapa gejala yang bisa menunjukkan bahwa anak kecanduan bermain gawai.
“Di antaranya adalah anak mudah tersinggung dan menggunakan banyak waktunya untuk bermain gawai.”
“Selain itu, tugas sekolah mereka juga sering terbengkalai,” ungkap Yunias.
gejala lainnya adalah mengisolasi diri dari komunitas sosial dan lebih memilih bermain gawai juga bisa menjadi tanda yang perlu diwaspadai.
“Tanda lainnya adalah anak menjadi rewel jika tidak diberi izin bermain gawai.”
“Bahkan ada anak yang sampai marah dan memukul jika keinginannya tidak terpenuhi,” tandas Yunias.(Christine Ayu Nurchayanti)
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul 3 Cara untuk Menangani Anak yang Kecanduan Gawai